27. KARENA TERPAKSA

122 15 0
                                    

.B A G I A N D U A P U L U H T U J U H.
- KARENA TERPAKSA -


Setelah mengantar Mika selamat sampai ke rumahnya, dengan terpaksa cowok itu kini memasuki warung tempat tokrongan yang selalu ia hindari yaitu tempat rombongan Willy berkumpul.

"Widih, siapa nih yang dateng?" Seru Vasco membuat Willy dan lainnya langsung menoleh pada kedatangan Geski.

"Mau gabung lo?" Ujar Willy seraya terkekeh.

"Balikin hp cewek tadi." Ucap Geski pendek membuat Willy menatapnya.

"Apa? Hp?" Willy mengernyit. "Ooh hp cewek yang kabur tadi, ada nih suruh dia ambil sendiri gih!" Willy memakan ciki sukro, tanpa melihat Geski.

"Ckk lo nggak lebih dari sekedar maling tau nggak! Balikin gue masih bersikap baik sama lo!" Ucap Geski membuat Willy mendengus, dia mengangkat benda pipih bewarna hitam keluaran terbaru itu.

"Nih." Dengan mudahnya Willy melempar hp itu sampai mengenai sepatu seseorang.

Rayyan sedari menelpon adiknya, namun tidak ada jawaban yang di berikan oleh Mika. Cowok itu niat berjalan menuju warung dekat sekolahnya, untuk membeli air mineral untuk dirinya.

Lemparan hp itu mengenai sepatunya, membuatnya meringis kesakitan dan langsung sadar dengan case hitam berlogo BTS persis seperti milik adiknya.

Geski hendak mengambilnya namun Rayyan langsung mencekal tangannya, dan mengambil ponsel itu. "Kenapa hp Mika ada disini?" Tanyanya dengan nada serius.

Rombongan Willy hanya diam dan mencibir. "Tau tuh, nemu." Ucap Willy santai. "Punya kenalan lo?"

Rayyan menatap Willy. "Punya adek gue!" Ujarnya lalu pergi meninggalkan warung itu dan segera pergi.

Geski hanya memutar bola matanya malas, ia langsung berbalik pergi. Kenapa juga ia harus menuruti perkataan Mika, siapa gadis itu dan mengapa dia mau menolongnya. Geski berjalan melewati Rayyan tanpa sepatah kata pun, kejadian hari itu sudah cukup menggambarkan bahwa Geski tidak akan pernah bisa bersama Gea.

"Lo jangan coba-coba deket sama adek gue! Denger itu." Ucap Rayyan kemudian melajukan motornya. Geski hanya diam menampilkan wajah dinginnya, dan ia pun dengan cepat pergi dari sana.


Mika sedari tadi menggigit bibirnya dan berlalu lalang tak tenang, ia masih menimang ponselnya kembali atau tidak. Semoga Geski berhasil mengambil ponselnya. Ia mendengar deru motor masuk di halamannya, gadis itu malah mendesah pelan melihat bukan Geski namun Rayyan yang baru saja kembali.

"Assalamualaikum." Sapanya memasuki rumahnya sembari meletakan sepatu di lemari dekat pintu.

"Waalaikumsallam." Jawab Mika, dari suaranya saja semua orang tahu kalau gadis itu sedang tidak mood.

"Kenapa lo?" Tanya Rayyan nampak heran.

Mika menggeleng. "Lo tadi liat Geski nggak?" Tanyanya.

"Enggak." Rayyan merogoh kantong celananya dan mengambil benda pipih bewarna hitam itu, lalu memberikannya pada Mika.

"Loh kok ada di lo?" Tanya Mika bingung.

"Willy yang nemuin." Balas Rayyan berlalu.

Mika melotot. "Hah? Beneran lo nggak liat Geski bang?"

"Enggak Mika, lagian kenapa juga orang kayak dia nolongin lo. Sadar diri aja lo siapanya." Ujar Rayyan membuat Mika diam mematung, kemudian berjalan lesu kembali ke kamar.

DailycafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang