NOW PLAYING | Nadin Amizah - Mendarah
Selamat membaca kisah Dailycafe
****
Bagian Lima Puluh"Saya ceraikan kamu Eliza....."
Seketika dunianya runtuh, beban yang kini ia tanggung lepas begitu saja. Belati yang sudah lama tertancap itu seakan di cabut lepas dari jantungnya.
Kemarin malam Mahardika menemuinya, laki-laki itu kemudian meletakan Map bewarna coklat di hadapan Eliza, perempuan separuh baya itu mengambil dan segera membukannya.
"Surat perceraian?"
Mahardika melirik Eliza dan menghela napas panjangnya. "Saya nggak bisa lagi berada di permainan Ayah kamu El, saya akan benar-benar menganggapnya musuh. Oleh sebab itu saya melepaskanmu dan Geski. Saya ceraikan kamu Eliza."
Kata-kata Mahardika berhasil membuat Eliza terdiam, pertanyaan-pertanyaan yang setiap kali ia tanyakan akhirnya benar-benar terjawab. Kenapa ia bertahan selama ini? Karna ia telah jatuh hati kepada sosok Mahardika.
"Belasan tahun kita hidup tapi tidak benar-benar hidup, saya membebaskan kamu Eliza. Saya minta maaf atas apa yang terjadi selama ini karna ego saya karna semuanya yang menyusahkan kamu dan Geski. Bagaimanapun dan sampai kapanpun Geski tetaplah anak saya, saya melihat ia tumbuh kembangnya dan saya tidak akan pernah melupakannya."
"Kejahatan saya, keangkuhan dan kebodohan saya menyebabkan semuanya menjadi kacau. Seandainya dulu kita tidak di jodohkan, sudahlah itu masa sulit untuk kita."
"Beri aku waktu," lirih Eliza memotong ucapan Mahardika. Perempuan itu kemudian bangkit dan meninggalkan Mahardika duduk sendirian.
"Saat ini keputusan yang tepat yang kita butuhkan," ujar Mahardika.
Mahardika menatap tubuh kurus istrinya itu. Eliza berhasil masuk ke dalam kamar seketika dirinya jatuh terduduk beban yang selama ini ia tanggung seakan lepas begitu saja, belati yang sudah lama tertancap itu seakan sudah lepas dari jantungnya.
Ia menatap amplop bewarna coklat dan Map dari rumah sakit itu secara bersamaan, dalam kesendirian ia menangis tanpa suara. Selama ini ia hidup dengan menyedihkan benar-benar menyedihkan.
****
Saga mengangkat mendali perak di tangannya, ia mengangkatnya tinggi dengan mata berkaca-kaca. Wijaya dan juga Amanda ikut melambaikan tangan kepada anaknya itu. Bahkan Amanda terlihat menangis sesekali memeluk suaminya itu.
"SAGA-SAGA-SAGA!!" Sorakan dari berbagai macam suporter di tribun memeriahkan hari itu, setelah pengalungkan juara akan ada upacara penutupan acara dan Olimpiade Olahraga SMA dan SMK se Provinsi DKI Jakarta.
Saga berlari memeluk Ayah dan Ibunya, "Wijaya gue dapet yang kedua nggak pa-pa yah?"
Wijaya menjewer telinga Saga. "Ehei,"
"Kan emang Pak Wijaya kan?"
"Iya,"
"Yaudah,"
"Selamat yah nak, Mama sama Papa bangga sama kamu."
"Terima kasih misscuu," Saga mencium kedua pipi ibunya, dan juga mencium perut ibunya yang mulai membesar.
"Papa nggak dicium?"
![](https://img.wattpad.com/cover/167015136-288-k67240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dailycafe
Novela JuvenilMenceritakan tentang perjalanan hidup empat orang remaja yang berjalan di dua jalan berbeda. Namun, kelak di pertemukan di satu tujuan yang sama. Menjalani pahit getirnya kehidupan, ketika dunia seakan tidak memperhatikan. Itulah yang dialami oleh A...