BAGIAN DELAPAN
'M I M P I G E S K I'Sosok cowok terlihat tengah mengelap sebuah meja sambil melamun. Ia mengenakan kaos polos bewarna abu-abu serta celemek bewarna hitam dan sebuah topi dengan tulisan logo 'DAILYCAFE' di depannya.
"Woii mas broo!!" Sapa Saga mengejutkannya.
Arjuna tersentak ketika sebuah seseorang menepuk pundaknya. "Kenapa Ga?"
Saga duduk di kursi depan Arjuna. "Seharusnya gue yang nanya, lo kenapa? Siang-siang ngelamun."
"Aku gapapa." Jawab Arjuna melanjutkan kembali aktivitasnya.
"Kek cewek lu, ditanya kenapa balasnya gapapa. Kalo ditanya kenapa, jawabnya tuh karena!!" cibir Saga. " Gimana tawaran gue waktu itu mau nggak?"
"Tawaran apa?"
"Elah pikun amat lo. Baru juga kemaren-kemaren-kemaren bulan kemarenya lagi gue tawarin lo buat tinggal disini aja! Udah ngomong sama Mamak kos belum?" Riuh Saga membuat Arga menatapnya.
"Gue pikir-pikir lagi deh."
"Pikir-pikir mulu lo ah, bete gue! Lagian udah empat bulan juga lo ngekos sama dia kan?" Saga berusaha membujuk temannya itu.
Arjuna ingin tapi belum saatnya dan juga ia tak mau merepotkan Tante Jihan dan Om Fiko. "Kayaknya lebih baik aku tetap ngekos Ga. Gapapa jauhan dikit hitung-hitung olahraga." ujar Arjuna kemudian.
"Santai aja Jun, lo udah gue anggep saudara. Ya gue nggak maksa sih, itu kalo lo mau aja." Balas Saga mengangguk memaklumi.
"Makasih udah baik sama aku."
"Satu kali lo bilang makasih, dapet piring cantik loh!" Saga tertawa, lalu mengambil kemoceng di dekat Arjuna. "Sini gue bantuin, biar cepet!"
"Eh gak usah Ga. Kamu apaan sih, aku disini kerja. Sana kamu main game atau yang lain" Arjuna merebut kembali komoceng di tangan Saga.
"Gue bosen banget. Mau main males, mau makan gak laper, mau tidur gak ngantuk." Saga terduduk lesu di kursi hadapan Arjuna.
Arjuna hanya terkekeh melihat muka sebal Saga. "Kan ada PR, kamu kerjain gih!"
"Males ah, besok gue liat punya lo aja!"
"Eh Ga yang kerja kelompok itu udah ditentuin mau di mana?" tanya Arjuna.
"Hmm ntar gue bikin grub deh, biar enak ngomongin nya. Tapi kok gue rada serem gitu ya sekelompok sama Geski." Katanya sambil membuka ponselnya.
"Serem apanya? Dia bukan hantu kali."
"Ya lo tau lah Geski gimana, kayaknya motto hidupnya senggol bacok." Ucapan Saga membuat Arjuna terkekeh.
"Gak boleh gitu. Setiap orang punya sisi baik, begitu pun dengan Geski."
Saga mencibir. "Lo belum tau aja gimana Geski, mangkanya ngomong gitu. Kalo gue mah udah kenal dia dari kecil." Balas Saga.
"Dari kecil?" Celetuk Arjuna membuat Saga menatapnya.
"Ahh gue belum cerita yah? Si Geski tu sepupu gue Kakek dari emaknya kakaknya kakek gue." Ujar Saga menjelaskan, dan Arjuna mengangguk paham.
"Aku jadi penasaran, kenapa ya Geski tempramen gitu? Secara materi tercukupi malah berlebihan tapi ya gitulah." Arjuna menghentikan gerakannya mengelap meja.
"Ga, gimana kalo kita coba temenan sama Geski. Aku yakin dia sebenernya gak kayak gitu." Lanjut Arjuna kembali menatap Saga.
Saga berdiri dari duduk sambil meregangkan pinggangnya. "Ah sok tau lo, gue kagak mau diterkam. Biarin aja lah kalo gue mah open member aja tapi kalo orang kayak dia susah." Kata Saga kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dailycafe
Teen FictionMenceritakan tentang perjalanan hidup empat orang remaja yang berjalan di dua jalan berbeda. Namun, kelak di pertemukan di satu tujuan yang sama. Menjalani pahit getirnya kehidupan, ketika dunia seakan tidak memperhatikan. Itulah yang dialami oleh A...