BAGIAN SEMBILAN BELAS
- M E M B U K A D I R I -Eliza menyiapkan sup jamur, dan menata mangkuk berisi nasi dan irisan daging sapi disana. Ia tersenyum menampilkan kantung mata dan muka pucat pasihnya. Mendengar pintu tertutup wanita itu langsung bergegas keluar dari dapur dan menoleh ke arah tangga.
Pemuda berkemeja hitam itu turun tanpa memperdulikan senyuman dan tatapannya.
"Geski, Mama udah siapin makanan kamu! Kamu makan dulu yah!" Katanya menampilkan senyuman kepada anak laki-lakinya itu.
Geski menoleh. "Nanti, Geski mau pergi." Jawabnya membuat senyuman di bibir Eliza memudar menjadi canggung dan sendu.
"Penting banget yah? Tapi perut kamu kosong." Ucapnya lagi.
Geski hanya berdehem dan berlalu, meninggalkan Eliza dengan wajah sedihnya. Geski bodoh! Egoisnya lagi-lagi mengalahkan hatinya ia masih tak bisa menerimanya. Dengan gusar Geski membawa laju mobilnya menuju tujuannya hari ini.
langkah kakinya kembali masuk ke area rumah sakit khusus di bawah yayasan milik Neneknya itu. Gedung itu bergaya artistik sesuai desain yang memang di buat oleh neneknya, seperti biasa ia membawakan bunga Anyelir Pink di tangannya dan kantung yang berisi susu dan buah-buahan.
Pagi itu pukul sepuluh lewat lima, para pasien lainnya juga ikut berjemur rata-rata. Matanya menyapu saat melihat seorang wanita paruh baya tengah duduk di ayunan sembari memeluk dan mengelus kucing di tangannya.
Geski tersenyum dan menghampiri wanita itu. "Selamat Pagi." Sapanya membuat wanita itu sontak melebarkan matanya dan menoleh dengan girang.
"Geski-geski!" Katanya penuh semangat, Ratna langsung mengambil bunga Anyelir pink itu dari tangan Geski dan menciumnya.
Setelah beberapa saat kemudian, wajah sumringah itu berubah menjadi senyuman sayu yang menyedihkan. "Ayo kita masuk!" Ujar Geski mulai mengajak Ratna berjalan masuk dengan menggandeng tangannya.
Ratna melepaskan gandengan itu dan menggeleng. "Gendong boleh?"
Geski tersenyum lalu berjongkok, dan Ratna sudah naik di punggung Geski. "Kamu habis dari mana? Kok ganteng banget sih." Tanya Ratna sembari memainkan rambut Geski.
"Jenguk Ibu lah, kan Ibu kangen sama Geski." Jawabnya sambil terkekeh.
Ratna hanya ikut tertawa dan menempelkan wajah di tengkuk leher Geski. Ratna duduk di ranjangnya memperhatikan Geski yang tengah sibuk mengeluarkan barang belanjaanya.
"Kamu tahu Ges, Ibu selalu ingat sama kamu." Ujarnya membuat Geski menoleh dan hanya diam menanggapi.
"Ibu mau makan buah?" Tanya Geski membuat Ratna tersenyum sembari mengangguk lalu menunggu.
Ratna masih memandangi bunga Anyelir pink itu. "Ibu suka sekali sama bunga ini, artinya seakan menggambarkan perasaan Ibu sama kamu. Ibu pengen selalu ada buat Geski, masakin Geski dan denger banyak cerita dari Geski." Terangnya tersenyum sayu, bukan hal yang baru saat mendengar arti bunga itu.
"Tapi Ibu sakit, Ibu nggak bisa tidur setiap malam apalagi kalau ada orang bicara di dekat kamar ini ngebuat suara aneh yang di telinga ibu." Lanjutnya menatap Geski yang sekarang duduk sambil mendengarkannya.
"Makanya Ibu harus kuat! Ibu harus sembuh! Ini makan dulu melonnya." Geski memberikan garpu dengan satu potong kecil melon siap santap.
Ratna menatap mata Geski. "Ibu tahu kalau kamu bukan anak kandung Ibu, maaf menyusahkan hidup kamu Geski." Lanjutnya mulai menangis di hadapan Geski.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dailycafe
Ficção AdolescenteMenceritakan tentang perjalanan hidup empat orang remaja yang berjalan di dua jalan berbeda. Namun, kelak di pertemukan di satu tujuan yang sama. Menjalani pahit getirnya kehidupan, ketika dunia seakan tidak memperhatikan. Itulah yang dialami oleh A...