14 :: ZEMBLANITY

159 12 2
                                    

.B A G I A N E M P A T B E L A S.
- ZEMBALNITY -

Mika mulai melangkahkah kakinya, mencoba mengikuti suara piano itu. Ia melihat siluet hitam di ruangan salah satu ruangan yang tak pernah ia masuki, kakinya mulai gemetaran dan akhirnya orang itu memukul piano dan menangis.

"Geski." Bisik Mika menutup bibirnya, cowok itu terduduk menjambak rambutnya sendiri tak sadar air mata di pelupuk mata Mika terjatuh mengingat kata-kata Mahardika kepada Geski tadi yang ia dengar.

Geski yang kasar itu mempunyai sisi lembut dan rapuh, kali ini hatinya mengalahkan emosinya menggebu di hening malam yang hanya berpadu dinginnya suhu ruangan. Mika menyeka air matanya dan lagi-lagi kebingungan apa yang membuatnya menangis, bahkan orang yang melihat itu juga akan menangis toh, kecuali orang yang tidak punya perasaan.

Mika berbalik, dengan sangat tak sengaja dia hampir menabrak hiasan guci di tepat di belakangnya. Membuatnya memekik tertahan, gadis itu menutup bibirnya rapat-rapat dan secepat kilat dia pergi.

"Berenti lo!" Suara yang membuat matanya melebar, dengan refleks tubuhnya ikut berhenti oleh intruksi itu.

Geski berjalan menghampiri gadis itu. "Lo-nguntitin gue?" Suaranya dingin.

Mika menelan ludahnya dengan susah payah. "Nggak."

"Ngapain lo disini?" Geski menatap Mika dengan serius.

"Lah lo juga ngapain disini?" Tanya Mika balik membuat Geski mendengus, dan menarik tangan Mika kuat.

"Gue tanya sekali lagi ngapain lo disini? Kalo bukan ngikutin gue!" Ujarnya penuh dengan tekanan, Mika meringis mencoba melepaskan tangan kirinya yang di cengkram oleh Geski.

"Lepasin nggak!"

"Nggak akan, lo pikir gue menyedihkan kan? Cukup! Gue liat lo ngintip tadi pas di gedung acara hhh bisa-bisanya ya cewek kayak lo seberani itu." Geski tak memperdulikan tatapan Mika dan ringisan gadis itu.

"Geski lepasin!" Cekatnya tanpa diperdulikan Geski. Sudah tidak ada jalan lain Mika harus menggunakan kemampuannya.

Mika melintirkan tangannya dan menghempas kasar lengan Geski, detik itu juga ia mengunci Geski dan membantingnya.
"Lo udah keterlaluan yah! Lo itu jangan pernah nuduh tanpa bukti atau sok tahu sama orang. Jijik tau nggak." Ucap Mika, Geski yang duduk di lantai hanya menatapnya.

Geski tersenyum, membuat Mika menoleh. "Udah sana lo nangis aja lagi nggak akan gue ganggu!"

Geski meringis. "Apa lo bilang! Hei hei." Geski mengejar gadis yang barusan masuk ke dalam satu ruangan.

Geski kembali tersenyum. "Rupanya gadis itu juga banyak menyimpan sifat tersembunyi dari dalam dirinya."

Mika berjongkok sambil memegang dadanya, seluruh tubuhnya bahkan bergetar hebat. Sudah lama sekali ia tidak melakukan itu, mengingat itu adalah seorang Geski dan ia memutar kata-katanya sendiri membuat gadis itu merinding dan tak bertenaga. Ajaran Key memang sangat ampuh saat ini tak sia-sia Mika mempelajarinya waktu itu.

Mika mulai berjalan lesu, ia membereskan sketsanya dan alat-alatnya. Ia mengalungkan tasnya dan menjinjing sepatunya, sebelum membuka pintu Mika menempelkan telingannya ke pintu berusaha meyakinkan kalau Geski sudah tidak ada disana.

Dengan hati-hati Mika keluar, dan betapa terkejutnya ia melihat Geski yang duduk di depan pintu ruangan itu menyender sambil menatapnya.

"Lima menit lagi kalo lo nggak keluar bakal gue dobrak paksa itu pintu." Kata Geski bersuara sambil melihat jam tangannya.

DailycafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang