41. ESEDENSIES

298 17 1
                                    

"Rasa hati memang suka sebercanda ini, mendatangkan suka tanpa aba-aba. Dan meninggalkan luka secara tiba-tiba."  - Dailycafe

******

Arjuna melirik Saga yang sedang minum aqua. "Apa karna lo masih trauma kejadian waktu lo kecil?"

Saga menoleh ia diam sejenak. "Salah satunya."

"Gue lihat orang mati di kolam renang itu Jun." Lanjut Saga membuat Arjuna sontak keselek dan melebarkan matanya tak percaya.

"Hah maksudnya?"

Geski mengangguk cowok itu menatap jalanan malam itu. "Gue jelas-jelas lihat kejadian itu tapi gue nggak coba nolongin, gue pikir mereka cuma bercanda aja. Malam itu gue keluar mau berenang sekitar pukul dua pagi dan yang pertama gue lihat adalah ada mayat yang ngapung disana."

Tubuh Arjuna menegang, dia berubah kaku perasaan iba dan sedih menyelimuti hatinya. Kecerian Saga rupanya adalah tameng untuk dirinya sendiri, tak seharusnya Arjuna mencampuri dan ingin tahu seluk beluk kehidupan Saga. Namun entah kenapa dia tidak bisa menahan diri untuk ikut campur dalam kehidupan Saga.

"Lo nyalahin diri lo akibat insiden itu Ga?" Arjuna kembali angkat suara membuat Saga menoleh menatap Arjuna sejenak, Saga tak pernah menunjukkan ekspresi seserius itu.

"Gue merasa nggak pantes, gue harap lo ngerti Jun apa yang gue rasain setelah ngeliat orang itu." Jawab Saga.

"Tapi apa lo harus berhenti ngejar cita-cita lo."

Saga tersenyum. "Jadi atlet renang tampil di kejuaraan, impian gue masuk di PON dan bawa juara. Yah itu impian gue tapi itu dulu sekarang udah kelabu, gue nggak bisa." Ujarnya lagi.

"Ga, trauma lo bisa lo lawan tanpa harus berhenti ngejar cita-cita lo."

Saga menyeringai lalu menggeleng. "Lo nggak tahu apa-apa."

Arjuna terhenyak. "Ya aku emang nggak tahu apa-apa soal kamu Ga, yang aku tahu kamu cuma anak orang kaya yang baik dan rajin menabung." Cowok itu berhenti sejenak lalu terkekeh hambar. "Tapi kalau lo merasa bersalah atas kematian itu, lo salah besar untuk berhenti mengejar impian lo Ga."

"Gue takut, gue takut untuk kembali mulai Jun." Lirih Saga akhirnya.

Arjuna tersenyum dia menepuk pundak Saga beberapa kali, mencoba menguatkan sahabatnya itu.

"Lo kuat! Itu cara tuhan untuk menguji lo jadi pribadi yang lebih kuat." Kata Arjuna, suasana berubah hangat mata Saga berkaca-kaca dia tak pernah merasa sebebas ini setelah kejadian itu. Arjuna meluruhkannya ia tahu dia salah untuk berhenti namun dirinya terlalu takut untuk memulainya kembali.

"Kamu nggak sendirian ada Gue-Mika-Geski dan teman-teman yang lain bahkan keluarga kamu selalu dukung pilihan kamu Ga."

Saga tersenyum. "Hmm btw klise banget yah haha gue jadi malu deh."

"Ah semprol!"

"Pake ngatain, itu vocab bahasa lo benerin dulu."

"Bodo."

"Kok lo jadi ngeselin kek Mika sih Jun."

"Iya kah? Masa?"

"Etdah pantat kucing! Pulang-pulang nanti kehujanan ogah banget gue ujan-ujanan sama lo."

"Eist gue juga nggak mau kali."

*********

"WOY! GESKI!"

Sebuah teriakan membuat Geski menoleh, Geski menghentikan aktivitas berlari akibat hukuman keterlambatannya. Ia menoleh dan melihat Saga, Arjuna dan Mika berdiri di bawah pohon tempat biasa mereka nongkrong.

DailycafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang