NOW PLAYING | Loren Allred - Never Enought
Selamat membaca kisah klasik Dailycafe
****
Bagian empat puluh delapanWaidan tersenyum kemudian menyerumput kopinya sembari menikmati senja sore hari itu. Mahardika sudah bertemu dengan anaknya, tinggal dilihat apa reaksi Arjuna soal Mahardika. Waidan merencanakan segalanya, sifatnya buruknya tak kunjung hilang meskipun umurnya sudah tua. Ia masih berambisi menikmati semua permainannya, meskipun orang-orang di sekitarnya yang tersakiti.
Matanya meyipit saat melihat penampilan Geski. "Mau kemana?"
"Pulang."
"Tumben pulang, tidak biasanya." Geski hanya mendengus dan membuang muka atas sindiran Kakeknya.
Geski mengangguk dia mencium tangan Waidan dan pamit untuk pergi. Cowok itu menyalakan kembali motor KLX hitam miliknya. Hingga motor itu pergi meninggalkan pekarangan rumah besar itu untuk kembali ke rumahnya.
Selang beberapa menit dia sampai, rumah itu sangat besar dan sangat sepi sekilas ia tersenyum tipis. Mengingat senyuman terakhir ibunya untuk Mika saat gadis itu ke rumah waktu itu.
Geski masuk ke dalam rumah, dia mengernyit melihat ibunya yang tengah duduk menikmati matahari terbenam. Berselang beberapa detik perempuan itu menoleh dan tersenyum kepadanya. Guratan kerutan dan wajah pucat itu mendominasi wajah tua itu. Eliza bangkit dan berjalan tergopoh menghampiri Geski.
"Geski, kamu sama siapa?" Katanya.
"Sendiri,"
"Oh Mama kira kamu... ah nggak." Perempuan itu mendekat menyentuh wajah Geski. "Boleh Mama peluk kamu?"
Geski menarik pinggang perempuan itu dan memeluknya erat. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia bersikap seperti ini kepada Eliza. Sangat menyedihkan, ia anak durhaka yang tak pernah memikirkan keadaan ibunya.
"Kamu sudah makan?"
Geski menggeleng kecil, Eliza melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya. "Mama masakin yah, kamu ke kamar aja habis mandi nanti turun ke bawah oke."
Geski mengangguk menurut, dia melihat perempuan paruh baya itu begitu senang. Dan itu mengiris hatinya sangat bodoh! Kemana saja dirinya sampai lupa kalau selama ini masih mempunyai Ibu.
Geski naik menuju kamarnya, membukannya dan terdengar pintu berderat. Aroma kamarnya tak pernah berubah, suhunya juga tak berubah, Geski menghidupkan saklar lampu dan benar saja kamar itu selalu di bersihkan setiap harinya. Sekilas ia merasa rindu dan tersenyum saat melihat bingkai foto empat orang berpose konyol di depan dufan.
Cowok itu tersenyum kecil, Eliza yang menggantinya tapi dimana foto sebelumnya? Pandangan Geski jatuh pada kotak sampah yah itu adalah foto dirinya bersama Geagi. Sejak acara itu pertunangan itu batal, Eliza juga tau dan seketika berubah kepada Geagi.
Geski mengambilnya kembali dan menyimpannya di dalam laci, ia meletakan tas nya dan segera membersihkan tubuhnya. Hampir dua puluh menit ia berdiam diri di kamar mandi dan masih betah mengguyur tubuhnya dengan air. Setelah beberapa saat cowok itu menyudahi ritualnya.
Geski memakai baju kaos, dan celana pendek. Setelah merapihkan rambut, dan melembabkan wajah dan tubuhnya ia turun. Kali ini Eliza sudah di bantu Mbok Ani.
"Cepet mbok, Geski udah turun." Gumam Eliza dan Geski mendengarnya, cowok itu keluar sebentar dan mengecek motor-motornya.
"Geski," panggil Eliza membuat cowok itu menoleh.
![](https://img.wattpad.com/cover/167015136-288-k67240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dailycafe
Teen FictionMenceritakan tentang perjalanan hidup empat orang remaja yang berjalan di dua jalan berbeda. Namun, kelak di pertemukan di satu tujuan yang sama. Menjalani pahit getirnya kehidupan, ketika dunia seakan tidak memperhatikan. Itulah yang dialami oleh A...