17 :: DEKAP SEMU

142 12 0
                                    

.B A G I A N  T U J U H  B E L A S.
- DEKAP SEMU -


Geski pulang dengan raut wajah seperti biasanya, tak ada lagi sedikitpun seburat senyuman ataupun sapaan untuk penghuni rumah itu. Semenjak kejadian tiga tahun lalu, ia menciptakan jarak pada Ibunya. Kenapa harus dirinya yang tersiksa dan menanggung semuanya bahkan ia tak mengerti jalan pikiran keluarganya itu.

Ia melihat ada satu mobil yang nampak tak asing di ingatannya. Ia segera mempercepat langkah kakinya dan benar saja, pemilik mobil itu adalah Kakeknya yang sudah pulang dari Spanyol itu hal yang selalu Kakeknya lakukan selama dua tahun ini untuk meninggalkan bunga mawar pink kesukaan almarhum Neneknya.

"Woah, cucuku sudah tampak sangat dewasa dari usianya!" Ujarnya terkekeh, pria berusia 75 tahun itu mulai menghampirinya meskipun menggunakan tongkat untuk membantu tumpuan badannya.

Eliza seraya tersenyum kepadanya. "Apa kau tidak rindu pada Kakekmu ini? Sudah lebih sebulan aku tidur dengan nyenyak setelah mengunjungi tempat impian Nenekmu."

Geski mengangguk seraya terkekeh. "Ya aku tidak rindu padamu Kek." Kata Geski lagi-lagi membuat Waidan terkekeh.

"Sungguh?" Akhirnya Geski memeluk Kakeknya itu, ia sempat melupakan Kakek yang selalu membuka tangan untuknya.

Waidan melayangkan tongkat kayunya ke betis Geski membuat cowok itu terkejut dan melebarkan matanya. "Kenapa kau kurus sekali! Apakah kalian tidak memberinya makanan yang layak? Eliza siapkan makan siang untuk kami berdua aku sudah lama ingin makan ditemani cucuku ini."

Setelah makan Geski mengganti bajunya, kehadiran Kakeknya hari ini membuatnya seakan melupakan kejadian tadi yang memenuhi hampir setiap sudut otaknya. Kakeknya bercerita banyak hal-hal yang ia lakukan selama di Spanyol, negara yang mempertemukan dirinya dengan almarhum neneknya yang merupakan musisi pianis yang sering tampil di tepi danau.

Kini mereka tengah jalan di tepi sungai dimana tempat biasa Kakek dan dirinya sering memancing, pukul empat sore dengan matahari yang cukup untuk duduk bersantai menikmati angin sepoi-sepoi di pinggir air.

"Hari ini kita akan mendapatkan ikan besar!" Kata Kakeknya meleparkan pancing yang telah ia beri umpan cacing besar di sana. Begitupun juga Geski yang nampak semangat dari biasanya.

Ia mendengarkan setiap cerita Kakeknya hingga memasuki topik yang sensitif di telinganya. "Aku dengar kau baru saja di tolak seorang gadis." Katanya kemudian meminum air putih.

Geski meletakan sendoknya dan bingung harus mengekspresikan diri. "Tidak apa-apa aku dulu juga pernah di tolak seorang gadis, bahkan Kakekmu ini pernah langsung menculik dan  mengajaknya tidur tentu saja aku salah. Dia bukan bukan jodohku ya Kakek bisa apa dan saat hari terakhir perjalan bisnis di umur Kakek yang ke tiga puluh tahun aku menemukan nenekmu yang begitu sangat anggun membuatku jatuh cinta pada semua hal tentangnya sejak saat itu.

Hidup itu memang harus begitu, rasanya tidak bermakna kalau jalan yang kita lalui tidak ada rintangan. Rasanya tidak menantang!" Cerita Kakeknya kemudian menatapnya serius.

"Ini bukan akhir! Gapai cita-citamu jangan hiraukan kemauan orang tuamu karna masa depan adalah milikmu! Tentu saja aku akan mendukungmu kalau kau memang benar ingin mengejar mimpimu. Kejarlah nak kau masih kuat untuk berlari!" Tambahnya seakan tahu kondisi Geski saat itu.

DailycafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang