"Udah nggak ngambek lagi?" Tanya Geski.
Mika menatap Geski lama lalu mencibir, pipinya seketika bersemu. Ya tuhan! Kenapa Geski begitu sangat tampan di pandangannya. Mika tersenyum lalu merunduk lemas ia malu.
"Muka lo merah." Sambung Geski pendek.
Mika mendongak ia refleks menyentuh kedua pipinya, lalu berdecak dan menendang tulang kering Geski.
"Gara-gara nih pipi gue."
"Kenapa?"
"Lo sih ganteng banget. Eh....jangan baper lo awas aja."
Geski terkekeh ia gemas melihat reaksi dan blak-blakan gadis itu. Geski membisu hanya menatap gadis itu terpaku bingung ada apa dengan dirinya saat bersama gadis itu.
"Hp lo bunyi Geski." Tunjuk Mika pada kantong jeans hitam milik cowok itu.
Geski berdehem dia mengambil ponsel itu, melihat nama yang tertera membuat dahinya mengernyit langsung mengangkatnya.
Ada apa mbok?
........
Rumah sakit mana?
........
Iya mbok tetep disana yah, Geski kesana sekarang!
"Kenapa siapa yang sakit?"
Geski menatap Mika sejenak. "Gue naik gojek aja Ges nggak pa-pa."
"Gue ikut ayo jalan sekarang!"
Cowok itu menaiki motor KLX hitamnya diikuti Mika yang juga sudah duduk di belakangnya.
"Pegangan gue mau ngebut."
Mika mengangguk dan melingakarkan tangannya memeluk pinggang Geski tanpa ragu, gadis juga gugup setengah mati saat Geski bilang Mamanya masuk rumah sakit. Tak ada kata-kata lagi yang keluar dari bibir Geski cowok itu diam seribu bahasa.
Motor melaju kencang, membelah ramainya kota sore itu. Mika turun kemudian mengikuti Geski masuk ke dalam rumah sakit.
Mika berhenti di meja resepsionis rumah sakit. "Mbak, boleh nitip telor ini nggak mau besuk soalnya."
"Oh boleh, jangan lupa di ambil yah."
Mika mengangguk paham dia berlari mengikuti ketinggalan langkah Geski, cowok itu kemudian hanya diam mematung di tengah jalan koridor yang sedikit ramai.
"Kenapa?" Tanya Mika lalu menoleh mengikuti arah pandang mata Geski.
Seorang wanita paruh baya yah Mika mengenalnya itu Mama Geski, perempuan tua mungkin yang Geski sebut dengan Mbok.
"Loh Ges..ki!" Pekik tertahan Eliza lalu menoleh ke arah wanita tua di sebelahnya kemudian Mbok hanya menunduk.
Eliza tersenyum. "Mama cuma cek aja kok, kata Dokter nggak ada apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dailycafe
Novela JuvenilMenceritakan tentang perjalanan hidup empat orang remaja yang berjalan di dua jalan berbeda. Namun, kelak di pertemukan di satu tujuan yang sama. Menjalani pahit getirnya kehidupan, ketika dunia seakan tidak memperhatikan. Itulah yang dialami oleh A...