52. PELAYARAN PERTAMA
"Ges- helloo ada orang di tubuh ini?" Ujar Mika kemudian menepuk pundak Geski.
Cowok itu hanya beralih menatap Mika, membuat gadis itu mengangkat alisnya. "Kenapa?"
Geski hanya tersenyum dan menggeleng. Selang beberapa detik ponsel cowok itu berbunyi membuatnya melihat siapa yang menelponnya. Mika yang saat itu melihat Geski langsung mematikan panggilan itu begitu juga dengan ponselnya.
Dari sana Mika tau, kalau Geski masih berada di dalam circle itu. Geski kembali menuntun Mika meskipun hujan gerimis itu mereka tetap berjalan.
"Makasih Ges, udah anter gue pulang dengan selamat lagi." Ujar Mika sembari terkekeh.
Geski ikut tersenyum dan mengangkat tangannya. "Gue duluan yah, sorry nggak mampir dulu."
Mika mengangguk. "Ges,"
Cowok yang baru saja hendak berjalan itu sontak menoleh. "Ya?"
"Besok jemput gue, titik." Kata Mika sembari menatap Geski garang. "Kita kencan." Tambahnya dengan percaya diri.
Cowok itu kemudian terkekeh lalu mengangguk mengacungkan jempolnya. "Oke."
"Bye hati-hati yah! Geski kalo ada apa-apa sebut nama gue kali aja lo berkah kan." Ujar Mika separuh memekik.
Geski hanya bisa tersenyum tipis, melihat kecerian gadis itu kembali lagi. Tak ada yang berbeda dari perasaannya bahkan ia sendiri tak tahu apa yang ia rasakan saat berada dekat dengan Mika. Jauh berbanding terbalik dengan Gissel yang sudah pasti ia mengerti, dan untuk pertama kalinya kepada perempuan bernama Mika ia tak tahu apa nama perasaan yang tepat untuk menggambarkan kiasan perasaan dirinya.
****
Hari berikutnya Geski menepati janjinya untuk pergi bersama gadis itu, tepat pukul tujuh Geski sudah berada di halaman rumah Mika. Sedangkan gadis itu sudah siap dengan tampilan pakaian warna senada dengan Geski.
"Udah lama nunggu Ges?" Tanya Mika berusaha mengulum senyumnya.
"Mau kemana kalian?" Tanya Rayyan tiba-tiba muncul. "Wuu bajunya janjian tu sama-sama putih, mau ngelayat?"
Mika mencubit perut Rayyan. "Ini putih bukan item, bego lo lama-lama terpelihara yah."
Rayyan terkikik geli mendengar itu. "Udah ah, Papa mana?"
"Jam sebelas, nggak minum alkohol, nggak obat-obatan." Ujar Tomi menoleh ke arah mereka.
Mika dan Geski langsung melebarkan bola matanya. "Eits Papa ini, palingan mereka makan malem di restoran bintang empat kan."
Tomi mencibir lalu berjalan menghampiri Geski. "Jam sepuluh Ges, nggak nego-nego lagi."
Geski mengangguk. "Iya Om, sebelum jam sepuluh juga pasti udah pulang."
"Ayo, Mari Om, Yan."
"Hati-hati jangan sampai lecet kasian udah bego, jomblo lagi."
Mika hanya menutup kedua telinganya, dan berjalan cepat naik ke motor Geski.
"Loh bawa motor ini?"Geski mengangkat alisnya. "Kenapa? Nostalgia yah?"
Mika tersenyum sembari mengangguk. "Ayo."
Kurang lebih sepuluh menit mereka baru sampai ke pasar malam, tempat dimana muda mudi berkumpul dan menghabiskan waktu. Tempat refreshing yang amat baik untuk individu maupun pasangan.
Cowok itu melirik ke arah Mika dan mulai menggenggam tangan kanan gadis itu, gadis itu sedikit kaget namun dia tetap diam seribu bahasa dan membiarkan Geski menggenggam telapak tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dailycafe
TeenfikceMenceritakan tentang perjalanan hidup empat orang remaja yang berjalan di dua jalan berbeda. Namun, kelak di pertemukan di satu tujuan yang sama. Menjalani pahit getirnya kehidupan, ketika dunia seakan tidak memperhatikan. Itulah yang dialami oleh A...