29. KELANA EUFORIA

142 16 4
                                    

.BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN.
- KELANA EUFORIA -

Adzan shubuh baru saja berkumandang sepuluh menit yang lalu, namun Mika telah sibuk menyusun perlengkapan study camp di ransel kuning milik nya. Setelah menunaikan ibadah sholat shubuh, Mika langsung mengecek kembali apa saja yang akan di bawa nya, ia tidak mau ketinggalan satu pun benda penting.

"Baju ganti, daleman, handuk, powerbank, sunblock, autan, jas hujan, headseat, perlengkapan mandi, minyak kayu putih, kaos kaki, hmm apa lagi ya yang belum masuk?"

Mika menjentikkan jari ketika mengingat sesuatu yang sangat penting yang hampir ia lupakan, ia meraih perlengkapan melukis yang telah ia siapkan di atas meja belajar.

"Hampir aja belahan jiwa gue tertinggal." ucap Mika tersenyum senang.

Mika sudah membayangkan pemandangan apa yang akan di saksikan nya nanti, setiap orang punya cara tersendiri mengabadikan kenangan, bila fotografer memilih mengabadikan melalui swafoto, maka Mika memilih menorehkan pensil di atas kertas putih.

Ia mengangkat tas ransel nya yang cukup berat. "Huftt apa gue bawa koper aja ya? Tapi gimana kalo nanti di sana daki gunung? Aissh ntar gue minta bantuin Saga buat bawain lah."

Ketukan di pintu, membuat Mika menghentikan aktivitas nya. "Kenapa Ma?" tanya Mika melihat Sonya yang muncul.

"Mama kira belum bangun, udah siap semua? Jangan sampe ada yang ketinggalan, nanti repot di sana."

Mika mengangguk. "Udah semua kok, aman. Tinggal mandi terus capcusss." ucap Mika penuh semangat.

Sonya tersenyum melihat wajah semangat putri nya. "Mama udah siapin bekal makanan sama suplemen, cepet turun abang juga udah sibuk di bawah sana."

"Laksanakan kapten." Mika bersenandung kecil sambil berjalan menuju kamar mandi.

"Kata abang jangan lama-lama dandan, nanti ketinggalan bus." seru Sonya sebelum meninggalkan kamar Mika.

15 menit kemudian Mika keluar dari kamar mandi, ia masih tetap semangat meskipun sedikit menggigil, mengenakan baju angkatan dan di lapisi jacket kuning kesayangan nya serta celana jeans hitam.

Setelah itu, Mika mengikat rapi rambut, lalu memakai bedak wardah dan mengoleskan sedikit liptint emina miliknya secara tipis, maklum fangirl lagi mau jalan-jalan.

"Done." ucap nya kepada diri sendiri, kemudian dengan cepat Mika mengenakan kaos kaki lalu menggendong ransel sembari menenteng sepatu converse miliknya.

Sebelum itu menutup pintu kamar, Mika kembali merebahkan tubuh nya di kasur lalu memeluk erat delapan boneka BT21 hadiah ulang tahun nya yang ke-16.

"Noona pergi dulu ya, dua malam ini kalian bobo sendiri, jangan nangis! Noona pasti balik kok. Tadi nya mau ajak kalian tapi gak tega mau sempelin kalian di ransel sempit itu." ucap Mika mengajak mengobrol boneka yang tentu saja hanya diam, Mika telah terbiasa menjawab sendiri pertanyaan nya.

Mika mencium satu persatu boneka nya lalu memasangkan selimut. Setelah selesai, Mika dengan segera turun ke bawah karena jam di lengan nya telah menunjukan pukul 6 tepat. Rayyan tengah menyantap nasi goreng mendongak ketika melihat Mika turun.

"Buset lo mau study camp apa minggat? Itu ransel udah kayak karung beras." kekehnya.

Mika mendengus, "Ini ransel yang kurang gede, bukan barang gue yang kebanyakan. Niat nya sih gue mau bawa koper sekalian."

"Nah bagus tuh, biar lo nggak usah pulang menetap aja di hutan, jadi jodoh nya tarzan." Balas Rayyan yang langsung di hadiahi jitakan oleh Sonya.

"Kamu itu harus jagain Lea, bukan nya berdoa yang nggak baik. Dia Mama izinin ikut karena ada kamu disana." ucap Sonya yang datang dengan membawa satu plastik besar makanan ringan.

DailycafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang