Kaget judulnya ye? Bingung ih jangankan Saga yang nulis aja pengen nyentil Saga ama Mika.
》 Saga bawa dan vespanya 🤤
Oke langsung aja !! Happy reading luv^^
___________Setelah mengeringkan tangannya gadis itu lalu keluar dari toilet, tapi matanya mengerjap penuh kebingungan saat baru saja ia melihat seorang cowok menarik lengan Kirana dan membawa gadis itu menjauh ke balik dinding entah kemana.
Gadis itu dengan cepat berjalan mengikuti arah langkah dua orang itu, lorong koridor itu menuju bekas Laboratorium yang hendak di renovasi akibat kebakaran beberapa bulan lalu. Selain Laborarorium lorong itu dipentok oleh sebuah gudang penyimpanan buku-buku lama atau dokumen-dokumen tiap penelitian siswa di SMA.
Mika melihat Gino menarik Kirana pun dengan cepat berlari menyusul membuat sepasang orang itu menoleh, Mika melepaskan genggaman tangan cowok itu pada lengan Kirana.
"Ayo, mereka udah nunggu!" Kata Mika tanpa memperdulikan tatapan Gino ke arahnya.
Kirana hanya menunduk menurut. "Gue mau ngomong sebentar sama Kirana," tahan Gino membuat Mika berhenti lalu menoleh.
"Berapa menit?"
"Apa perlu lo ngatur kita mau bicara beberapa menit?"
"Oh harus lah, Kakak narik Kirana ke koridor sepi kayak gini bikin otak gue ambigu apa lagi otak orang kalo ngeliat lo pada berdua." Ujarnya menatap intens Gino.
"Jangan bilang kalau kalian emang-"
"Enggak gue nggak gitu!" Potong Kirana cepat, ia lalu malah yang menarik Mika menjauh meninggalkan Gino yang diam di tempat.
"Apa lo santai aja kali ngeliatnya tau gue cantik," Desis Mika mengumam, membuat Kirana menoleh lalu tersenyum kecil.
"Mika-Mika jangan keseringan maen sama Saga! Entar gila beneran," Seru Saidan cowok yang dulu pernah sekelas dengan Mika waktu SMP.
"Yang maen gue, kok lo yang repot babi."
"Judes banget Mika, kaca matanya mana?"
"Di kantong nih kenapa?"
"Stt Mika mulutnya, nggak boleh gitu." Kirana mengernyit kebingungan.
"Tauk ngatain Saga dianya."
"Loh kan emang lo sering ngatain Saga gila?"
"Iyakan gue bukan orang lain," Kekeh Mika mencairkan suasana.
"WOI BINI SEOK-BAY!" Seru Putri yang baru saja keluar dari koperasi membeli roti isi kacang itu kini melambaikan tangannya, dengan senyuman mengembang di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dailycafe
Teen FictionMenceritakan tentang perjalanan hidup empat orang remaja yang berjalan di dua jalan berbeda. Namun, kelak di pertemukan di satu tujuan yang sama. Menjalani pahit getirnya kehidupan, ketika dunia seakan tidak memperhatikan. Itulah yang dialami oleh A...