.BAGIAN DUA PULUH DUA.
- F L A S H B A C K 1 -13 November 2001
"Sebaiknya kita berdua membangun bisnis yang lebih menguntungkan dari sekedar kerja sama sebelumnya." Waidan kemudian mengesap kopinya sambil menatap kolam dan pekarangan luas di depannya.
Dahlan tersenyum. "Maksudmu?"
"Kita sudah menghancurkan bisnis Sandi, dan mengembangkan sistem bisnis dengan menggabungkan dua keluarga. Aku tahu kau pasti puas sudah membalas dendammu pada laki-laki arogan itu." Jawab Waidan membuat Dahlan menoleh.
"Bagaimana dengan pertunangan Putrimu Eliza dengan Naufal?" Dahlan mengernyit bingung.
Waidan merenggangkan tubuhnya. "Aku akan segera putuskan hubungan itu, dari awal aku tidak menyukai keluarga Adidaya. Kau pikir aku sudi memiliki cucu yang sedarah dengan keluarga mereka!" Ucap Waidan angkuh.
"Kau ingin putraku yang menikahi putrimu, dan kita bersama-sama menertawakan kebangkrutan Sandi dan Naufal." Kata Dahlan membuat Waidan mengangguk lalu tertawa.
"Kau bersedia bergabung denganku?" Tanya Waidan membuat Dahlan tersenyum.
"Bagaimana aku bisa menolak kesempatan besar yang begitu menguntungkanku! Aku akan menerimanya dan menyiapkan perjodohan untuk Eliza dan Mahardika." Dahlan dan Waidan berjabat tangan seraya tertawa.
Perempuan yang sedari tadi mendengar itu pun sontak menutup mulutnya, air matanya jatuh begitu saja. Ia tidak akan membiarkannya.
"Apa yang Papa bicarakan Ma!" Tanya Eliza mulai menayai Maria yang menatap sedih anaknya dari kursi rodanya.
"Tidak begitu Eliza, nanti Papa akan menjelaskannya." Ujar Maria mencoba menenangkan anaknya itu, bahkan disaat seperti ini ia sudah gagal menjadi seorang Ibu jangankan memeluk Eliza menggapai jemari anak perempuannya itu saja ia tak bisa.
"Mama sudah tahu?" Eliza tak percaya membuat Maria menggeleng keras.
"Eliza harus menikah dengan orang lain? Bagaimana dengan Mas Naufal?" Lanjutnya lagi mulai menangis, ia mengangkat wajahnya dan menyeka air matanya. Dan mulai berjalan menuju tempat Waidan dan Dahlan mengobrol.
"Apa yang Eliza dengar tadi salah kan?" Tanyanya mulai menatap Waidan yang masih duduk santai.
"Eliza, Mahardika anak Om akan menikahi kamu secepatnya." Kata Dahlan tersenyum membuat telinga Eliza panas.
"Bagaimana dengan Aku dan Mas Naufal? Kita sudah menentukan tanggal pernikahan Pa! Dan aku cinta sama Mas Naufal." Eliza mulai menangis baru kali ini ia seberani itu berkata kepada Ayahnya.
Waidan mendongak. "Kita akan putuskan hubungan dengan keluarga itu!"
"Pa, Eliza nggak bisa." Eliza menggeleng membuat Waidan mendengus kesal.
"Papa sudah putuskan kamu akan menikah dengan anak Om Dahlan, Mahardika!" Tuturnya membuat Eliza terisak menggeleng.
"Aku nggak sudi menikah dengan Mahardika, aku tidak mencintainya apalagi ingin menjadi istrinya." Jawab Eliza meninggalkan Waidan dan Dahlan.
"Eliza, berhenti!" Sentak Waidan membuat Eliza berhenti.
"Selangkah kamu, melanggar Papa. Kamu tahu apa yang akan terjadi dengan Naufal kan?" Ujar Waidan membuat Eliza kembali merasakan sesak di jantungnya.
Yah dia sudah tertusuk belati putih di jantungnya, ia berlari memasuki kamarnya dan mulai menelpon Naufal dengan terisak hebat.
Apa yang kau bicarakan Eliza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dailycafe
Fiksi RemajaMenceritakan tentang perjalanan hidup empat orang remaja yang berjalan di dua jalan berbeda. Namun, kelak di pertemukan di satu tujuan yang sama. Menjalani pahit getirnya kehidupan, ketika dunia seakan tidak memperhatikan. Itulah yang dialami oleh A...