MAFAZA 47

22 2 0
                                    

Mafaza bangun dengan senyum bahagia. Hari ini akan menjadi hari kebahagiaan untuk dirinya. Walaupun tidak ada surprise di jam tepat 00.00 karena memang dirinya tidak ingin di ganggu di jam tidur. Walaupun itu untuk surprise dirinya.

Selesai mandi dia bergegas ke meja makan. Disana sudah ada Ayah, Bunda, Afkar, Bi Inah dan Mang Ujang. Mereka sudah berdiri menyambut kedatangan putri tersayangnya.

Senyum Mafaza merekah. Dia sangat bahagia melihat anugerah yang Tuhan berikan. Semua ucapan dan doa dia dengar dari keluarganya. Dan pelukan hangat dia terima dengan tulus.

"Berarti aku udah boleh latihan setir mobil kan Yah?" godanya yang masih memeluk Ayahnya.

Ayah mengusap rambut putrinya dengan lembut. "Iya sayang. Minta belajar sama Bang Afkar aja ya?!"

"Ogah." Afkar sama sekali tidak berminat.

"Kenapa Bang Afkar? Kan bisa ikut les aja Yah." protes Mafaza.

"Kalau nggak nurut berarti nggak jadi di bolehin latihan setir mobil."

Mafaza memanyunkan bibirnya. Kepalanya mengangguk terpaksa.

"Makan dulu yuk. Bunda udah laper." Bunda menyuruh keluarganya termasuk Bi Inah dan Mang Ujang.

"Bibi sama Mamang nanti malem wajib harus ikut loh. Awas kalo nggak." ancam Mafaza sok galak.

"Iya non." jawab Bi Inah dan Mang Ujang bersamaan.

"Ajak anak-anak juga ya. Biar tambah rame."

Bibi dan Mang Ujang tersenyum. Mereka bersyukur bisa bekerja di keluarga yang sangat humble. Anak-anaknya sudah sering bermain bersama Mafaza dan Afkar walaupun hanya di dalam rumah. Sepasang suami istri itu sudah mempunyai 2 orang anak. 1 perempuan dan 1 laki-laki.

Selesai menghabiskan makan paginya. Mafaza bersama Afkar berangkat ke sekolah. Mereka berdua menikmati lantunan musik di dalam mobil.

Sudah 15 menit mereka akhirnya sampai di depan SMA Taruna. "Lo nanti pulang sama Ava aja ya?!" pinta Afkar.

"Iya Bang. Santai aja." Mafaza tidak marah. Hari ini dia berusaha membuat dirinya selalu tersenyum.

Mafaza keluar dari dalam mobil. Langkahnya terlihat tergesa gesa ingin sampai di kelasnya. Sepasang telinganya sering mendengar sapaan untuk dirinya. Dia dengan senang hati membalas dengan senyuman manisnya.

Tar....Tar...Tar....
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU. HAPPY BIRTHDAY TO YOU. HAPPY BIRTHDAY....HAPPY BIRTHDAY...HAPPY BIRTHDAY AZA."

Suara nyanyian dan ucapan selamat dari semua kelas XI IPS 2.

Mafaza benar-benar terkejut. Tangan kanannya menutup bibirnya yang sedikit terbuka. Baru kali ini kelasnya mengucapkan temannya yang sedang ulang tahun semeriah ini.

"Aaaaa kalian so sweet banget." ucap Mafaza terharu.

"Sorry ya nggak ada cake. Kita juga mendadak bikin ini." suara Yasa selaku ketua kelas mewakili teman-temannya.

"Iya santai aja. Gue udah seneng banget." Kedua bola matanya meneliti semua teman-temannya. Dia tidak lupa mengecek sosok yang selalu membuat dirinya nyaman. Dia melihat Gasta yang berdiri di barisan paling belakang. Dia melihat raut muka Gasta sangat berbeda. Bibirnya senyum terpaksa. "Nanti malem jangan lupa dateng ya. Nggak usah pake kado-kado. Kalian dateng aja gue udah seneng banget." pandangannya kembali ke teman-teman sekelasnya.

"Iya tenang aja Za. Kita semua udah pesen baju khusus buat acara lo." Rahseti tersenyum manis ke Mafaza.

"Lo mau pake kostum ayam kan?!" goda Rauf membuat tawa pecah di kelas IPS 2.

MAFAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang