"Hallo...kenapa Bang?" tanya Mafaza dari balik ponselnya.
"Lo dimana? Tadi malem nggak pulang ngapain lo?" Bang Afkar mulai keluar sifat protektifnya.
"Gue tidur di hotel Binar. Ini lagi dekor buat reuni nanti malem."
"Ngabarin ke gue biar gue nggak khawatir."
Mafaza tertawa keras. "Cie yang sok khawatir. Tenang aja Bang. Gue bisa jaga diri sekarang."
"Bukannya gitu. Lo sekarang mulai sok sibuk semenjak jadi youtuber. Gue dapet amanah dari Ayah sama Bunda buat jagain lo. Tau nggak sih lo?!" nada suara Afkar mulai meninggi.
"Iya Bang gue tau. Ayah sama Bunda kapan balik dari Eropa?" Mafaza mulai mengalihkan pembicaraan agar kakaknya tidak marah.
"Bulan depan katanya. Yaudah gue mau siap-siap dulu."
"Mau kemana lo?"
"Urusan orang dewasa."
"Idih....ngeselin banget abang gue." gerutu Mafaza dan langsung mematikan ponselnya.
Pagi ini semua panitia reuni sibuk membuat dekor di gazebo hotel Binar. Mereka bekerja sesuai jobdesknya mereka masing-masing. Mereka tidak memilih konsep apapun. Karena mereka tidak ingin ada yang merasa kurang nyaman dengan konsep yang mereka buat.
Mafaza memasang bunga-bunga mawar berwarna-warni di tempat yang menurutnya sangat cocok. Safura dan Ava menggambar karikatur untuk di pasang di depan. Sedangkan Ayesha sibuk mengatur para lelaki termasuk Kipi untuk mengangkat meja dan kursi.
Hari ini acara reuni akan di mulai jam 4 sore sampai malam. Sampai mereka merasa puas dan lelah. Karena hotel di lantai 63 dan kolam renang bawah sudah Mafaza booking termasuk kamar yang ada di lantai tsb. Semua untuk acara reuni.
"Bisa nggak?" tanya Gasta mendekati Mafaza yang naik ke tangga untuk memasang bunga yang dia pasang di tempat yang sedikit tinggi.
Mafaza menundukkan kepalanya. Dia tersenyum lebar melihat Gasta sudah memegang erat tangga yang dia naiki.
"Sini biar gue aja."
Mafaza turun dan di gantikan Gasta. Mafaza bertugas mengarahkan posisi yang tepat.
Semua tempat sudah terpasang hiasan bunga. Mafaza dan Gasta duduk di kursi bar pojok. Mafaza mengambil minuman botol air mineral untuk dirinya dan Gasta.
"Katanya lo udah suruh temen lo yang WO itu? Kenapa masih kita yang repot pasang ini itu?!" protes Gasta memulai percakapan dengan Mafaza.
"Iya gue sih pengennya terima beres. Tuh temen lo katanya pengen ngerasain repot makanya ini sekarang kita capek bareng-bareng."
Diam.
Mafaza dan Gasta diam di temani air mineral yang sudah dia minum hampir setengah botol."Cowok lo nggak lo ajak?" tanya Gasta ingin tahu.
Mafaza mengernyitkan keningnya melihat Gasta. "Lo tanya apa ngejek?"
"Tanya sayang. Sensitif amat." goda Gasta.
Mafaza sedikit kaget dengan panggilan Gasta ke dirinya. "Gue single."
Gasta tertawa lebar.
"Ngapain lo ketawa kayak gitu?"
"Bilang aja jomblo."
"Single."
"Jomblo ya jomblo aja. Nggak usah sok di katain single."
Tidak ada ketegangan di diri mereka berdua. Kata ejekan dan pujian keluar dari mulut mereka berdua. Suasana sudah sangat mencair. Seperti masa-masa SMA mereka berdua yang bisa saling mengisi. Tawa terlukis di bibir mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFAZA
Ficção AdolescenteKenangan bukanlah hal buruk yang harus bisa menghilang dari ingatan. Tetapi kenangan adalah warna-warni cerita kehidupan tanpa kita inginkan sekalipun. Mafaza Flor Simran gadis berusia 17 tahun memiliki keluarga dan sahabat yang selalu memberikan ka...