MAFAZA 7

35 1 0
                                    

Jam istirahat yang dinantikan para siswa dan siswi telah tiba. Mereka berlari dan berjalan ke tempat tujuan mereka. Ya kantin. Tempat nongkrong, ngobrol, ngecengin gebetan. Kantin menjadi tempat serbaguna.

"Lo udah ketemu sama bu Fita?" tanya Rauf sambil menyenggol lengan Gasta.

Gasta hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah hukuman dari Pak Budi selesai. Aza dan Gasta langsung ke kantor guru mencari Bu Fita. Sebelum mereka mendapatkan tugas, mereka harus mendapatkan omelan-omelan dan ceramah dari Bu Fita.

"Hallo....brother." teriak Byakta dengan membawa pesanan makanannya.

"Gaya lo sok inggris." komentar Gasta.

"Bisanya cuma brother dongan cuy." sambung Zar dengan senyumnya.

"Sama yes no no yes....yes yes yes if you love me say." ejek Rauf sambil goyang menirukan boyband yang tenar di jaman 2000an.

"Keliatan tuanya." kata Gasta di sambung gelak tawa Zar dan Byakta.

"Lo masih sama Nia?" tanya Zar yang mulai serius.

"Udah nggak kemaren." jawab Gasta singkat dengan mulut yang masih memakan bakso.

"Bukannya lo sama dia baik-baik aja?"

"Udah nggak sepaham."

"Iya lo cuma paham sama hatinya Aza doang." goda Byakta dengan cengiran.

Rauf menoyor kepala Byakta. "Kayak lo nggak aja." sambung Rauf dengan tawa.

"Bentar deh....jangan bilang sekarang Nia sama lo?" Zar menatap Byakta dengan pandangan menyelidik.

Byakta hanya membalas dengan senyuman dan Gasta hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ya memang inilah kebiasaan Gasta dan Byakta. Sudah beberapa kali mantan pacar Gasta menjadi pacarnya Byakta dan itu juga berlaku sebaliknya, mantan Byakta bisa menjadi pacarnya Gasta. Entah ini di sengaja atau tidak. Memang selera mereka sedikit sama dalam hal cewek.

"Piala bergilir dimulai." kata Zar heran dengan kedua temannya itu.

"Lo nggak nanyain gue?" tanya Rauf menggoda Zar.

"Ngurus muka lo aja belum bener. Mau punya pacar." ketus Zar yang di susul dengan tawa Gasta dan Byakta.

"Aduh bang sakit bang disini." Rauf memegang dada kanannya dengan ekspresi menahan sakit.

Safura dan Ava jalan mendekati tempat duduk anak-anak Kipi. Mereka berdua duduk tanpa menunggu ijin dari Kipi.

"Gas lo ntar pulang bareng Aza ya?" goda Ava dengan kerlingan matanya kearah Gasta.

"Ya iyalah...kan mau belajar kelompok." tambah Safura dengan senyum lebar.

"Kalian belajar kelompok? Keren....bakal liat bebek nih kita." teriak Rauf dengan tawanya mengejek Gasta.

"Bu Fita tau nggak sih kadar otak mereka berdua." sambung Byakta yang masih tidak bisa menahan tawanya.

"Aza juga tadi ngomel-ngomel sendiri." kata Safura.

"Aza kemana?" tanya Byakta mengerutkan keningnya.

"Di kelas sama Ayesha. Katanya sih dia bawa bekal." jawab Safura santai.


***

Kondisi jalan raya sangat ramai. Panas terik matahari menambah kekesalan para pengendara. Debu kotor yang selalu memenuhi udara. Banyak pengendara yang merasa egois dan banyak pengendara juga yang sabar.

MAFAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang