--Author Prov--
Setibanya di kamar Desiva langsung mengambil baju dan peralatan mandi di dalam koper, ia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang lengket karena es jeruk tadi. Disepanjang perjalanan ia terus saja menggerutu.
Kenapa aku harus ketemu sama dia lagi sih, ish nyebelin banget tuh orang. Kalo dia emang ahli lari kenapa gak sekalian aja daftar jadi pelari, ck!
Sedetik kemudian Desiva menghentikan langkahnya.
"Astaghfirullah, aku kan gak tau kamar mandinya dimana." ucapnya sembari menepuk jidat."Yah terus gimana dong, masa harus balik lagi ke kamar sih." Desiva bicara sendiri. Desiva memutar pandangannya mencari orang untuk bertanya, dan yaa, matanya menangkap seorang santriwan yang sedang berjalan dibelakangnya. Ia pun menghampiri santriwan itu.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam, Afwan ukh ada apa ya?" jawabnya.
"Mau nanya, kamar mandi akhwat dimana ya?" tanya Desiva tanpa basa-basi.
"Oh, itu disebelah sana nanti belok kiri ukh." jawabnya sembari menunjuk.
"Kalo gitu makasih ya."
"Ukhty santriwati baru?" tanyanya.
Desiva hanya mengangguk. "Namamu siapa?" tanya Desiva.
"Nama ana Sya'ban ukh, panggil aja Aban."
"Yasudah, aku permisi dulu, sekali lagi makasih, Assalamualaikum." pamit Desiva.
"Afwan ukh," jawab Aban.
Desiva melangkahkan kakinya ke arah yang ditunjukan oleh Aban.
Aban menatap punggung Desiva dengan tatapan yang susah diartikan.
'Ukhty tadi manis juga, matanya teduh banget, serasa jadi pengen natap terus. Duh, Aban lupa nanyain namanya lagi' batin Aban. Seketika dia tersadar dari lamunannya.
"Astagfirulloh, dosa Ban dosa. Ya Allah maafin Aban, Aban khilaf." ucapnya sambil menggelengkan kepala.
***
'Ah segarnya' batin Desiva.
Ia melangkahkan kaki menuju kamarnya, tak sampai 10 menit dia pun sudah sampai dikamar.
Desiva membuka pintu kamar. Ia melihat ketiga temannya ada didalam.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam." jawab mereka.
"Desiva, kamu dari mana saja? Dari tadi kita nyariin kamu." ujar Lia.
"Iya, Va. kamu abis dari mana?" tanya Shelia.
"Mandi." jawab Desiva singkat.
"Tadi pas dikantin kamu kenapa pergi gitu saja?" Silvy ikut bertanya.
Desiva memutar bola matanya malas. "Kerudung aku ketumpahan es, jadinya aku pergi mandi." jelasnya.
"Kok bisa?" tanya Shelia. Dan masih banyak lagi pertanyaan mereka. Desiva pun menceritakan semuanya dari awal, daripada harus mendengar celotehan teman-temannya makin banyak.
"Ivaaaa! Kamu gak tau siapa yang nabrak kamu?" teriak Shelia.
Desiva mengangkat bahu acuh."Dia itu Azmi, Va, vokal Syubban. Ikhwan idaman semua akhwat tau gak!" sahut Silvy.
"Hah? Bukannya vokal Sabyan cuman Nissa sama Habibah ya?" jawab Desiva sedikit terkejut.
"Syubban, Desiva, bukan Sabyan." jawab mereka bertiga serempak.