Keesokan harinya, setelah menunaikan solat subuh. Semua anggota tim syubban sedang berkumpul dimeja makan untuk melaksanakan sarapan.
Setelah itu merekapun beranjak untuk jalan-jalan. Dikota tempat Desiva tinggal memang masih dibanyaki pesawahan. Jadi mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di pesawahan.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 10 menit, rombongan tim syubban pun sampai di jalan yang dibanyaki dengan pesawahan di kanan kiri jalannya.
Mentari mulai menyapa hangat. Angin khas daerah pesawahan pun mulai terasa menyeruak ke kulit. Kicauan burung mulai terdengar.
Desiva tersenyum kala melihat para anggota syubban yang tersenyum senang dan tidak sabaran untuk berfoto karena pemandangannya sangat indah dipandang.
Desiva kembali terkagum melihat pemandangan didepannya ini. Cukup lama ia tidak melihat pesawahan yang ada di kotanya lagi. Seingatnya, terakhir kali ia ke pesawahan saat Abangnya masih hidup.
Dulu saat Abangnya masih ada ia sering lari pagi kesini bersama dengan Abangnya, tapi setelah Abangnya meninggal, Desiva jarang sekali keluar rumah.
"Va, ayo foto-foto dulu dong," ajak Shelia dan hanya mendapat gelengan dari Desiva.
"Ish, kenapa? Ayo dong. Masa aku foto cuma sama Mba Gita aja," omel Shelia lagi.
Akhirnya, mau tak mau Desiva ikut berfoto. Mereka berfoto lebih dari sepuluh kali, mungkin. Ya tentu saja ini karena ulah Shelia.
Desiva melangkah menuju pinggir sawah, ia menghirup udara disana sambil memejamkan mata.
Ya Allah, terimakasih atas kebahagiaan yang engkau berikan. Jadikanlah kejadian yang terjadi dimasa lampau menjadi kenangan yang tak akan terulang. Berilah aku ketabahan dalam menghadapi hidup ini. Aamiin.
Itulah doa yang Desiva panjatkan dalam hatinya. Ia sangat bahagia saat Papanya sudah kembali menyayanginya seperti dulu. Senyum indah pun terbit di wajah Desiva, membuatnya terlihat lebih cantik.
"Iva!" panggilan dari Shelia membuat Desiva menolehkan kepalanya.
Cekrek.
Shelia tersenyum saat melihat hasil fotonya yang cukup baik.
"Tuh liat Va, bagus kan fotonya? Kamu cantik banget kalo senyum kayak gini.""Oke, terserah kamu deh, biar nanti memori hp kamu penuh dengan foto," ucap Desiva sambil terkekeh.
***
Aban tersenyum kala melihat Pemandangan yang ada dipesawahan saat ini. Ya, Aban selalu suka akan pemandangan.
Ponsel kesayangannya sudah ia pegang dari tadi. Ia siap memotret indahnya biru langit dan hijaunya padi di depannya ini.