Sembilan

2.4K 126 0
                                    

Saat Aban ingin membuka halaman selanjutnya, tiba-tiba ada tangan yang merebut buku itu.

"Afwan Akh, ini punya saya." ucap seseorang itu yang ternyata Desiva.

"Eh? Aa...Afwan ukh, aku gak bermaksud lancang, tapi aku cuma mau mastiin itu punya siapa, soalnya gaada namanya." jelas Aban gugup.

"Iya nggak papa kok, makasih udah nemuin. Kalo gitu aku permisi dulu ya, Assalamualaikum," ucap Desiva sembari pergi meninggalkan Aban.

"Waalaikumussalam." jawabnya.

Aban beranjak pergi dari basecame untuk ke mesjid. Ia melihat Desiva yang berlari menuju mesjid.

'Apa maksud dari kata "perpisahan menyakitkan" yang ada didalam buku itu?' batin Aban masih penasaran dengan dua kata yang ada di buku diary Desiva.

***

--Desiva Prov--

Aku dan ketiga temanku berjalan menuju mesjid untuk solat Ashar. Tapi kenapa rasanya seperti ada yang tertinggal padahal mukena dan sejadah udah aku bawa. Aku mencoba mengingat-ingat, 'Ah iya, buku diary aku ketinggalan di basecame' batinku.

Aku pun menghentikan langkah, ketiga temanku menatapku aneh.

"Kenapa Va?" tanya Silvy.

"Kalian duluan aja ke mesjidnya, nih aku nitip mukena sama sejadah aku. Aku mau balik ke kamar dulu ada yang ketinggalan." jelasku. Merekapun hanya mengangguk.

Aku berlari kecil menuju basecame. Saat tinggal beberapa langkah aku melihat pintu basecame yang terbuka. Terlihat ada seseorang didalam, aku menghampirinya dan ternyata dia sedang membaca buku diaryku.

Dengan cepat, ku ambil buku itu dari tangannya. Ia tersentak kaget, ternyata orang itu Aban.

"Afwan akh, ini punya saya." ucapku.

"Eh? Aa..Afwan ukh, aku gak bermaksud lancang, tapi aku cuma mau mastiin itu punya siapa, soalnya gak ada namanya." jelasnya sedikit gugup.

"Iya nggak papa kok, makasih udah nemuin, aku permisi dulu ya, Assalamualaikum," ucapku dan langsung berlari kecil meninggalkan Aban.

"Duh, kamu ceroboh banget sih Va. Gimana kalo dia ngebaca isinya, semoga aja dia belum sempet baca deh." aku menggerutu sambil mengacak-acak kerudung.

Aku terus berlari sambil menggerutu. Hingga aku gak sadar kalo didepan ada orang dan yaa, aku menabraknya.
'Ya Allah apalagi ini, ceroboh banget sih aku' batinku.

Aku melihat orang yang ku tabrak tadi, ternyata itu Kak Ahkam dan Azmi.

"Afwan kak, aku gak sengaja, soalnya tadi lagi buru-buru." jelasku.

"Iya ukh ndak papa, lain kali hati-hati ya," jawabnya. Aku hanya mengangguk.

"Kalo gitu aku permisi dulu ya kak, sekali lagi maaf. Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam,"

--Desiva Prov End--

DesivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang