Duapuluh Dua

1.7K 110 1
                                    

Yakinilah, jika dia jodohmu pasti akan dipertemukan. Tapi jika dia bukan jodohmu berarti dia hanya tamu di pernikahanmu:v

⭕⭕⭕


Setelah menunaikan solat Magrib berjama'ah, tim syubban memutuskan untuk beristirahat didepan sebuah kedai yang ada di rest area sambil memesan makanan.

Saat mereka semua sedang mengobrol ria, tiba-tiba Aban meminta izin pergi ke mobil syubban untuk mengambil ponselnya yang ketinggalan di tas.

"Kak Holes, Aban izin mau ngambil hp dulu di mobil boleh gak?" ucap Aban meminta izin.

"Ya boleh lah Ban, hati-hati ya," ucap Kak Holes.

"Kalo gitu Aban pergi ya, Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam,"

Aban pun langsung berjalan meninggalkan semua anggota tim syubban yang sedang beristirahat itu.

"Gak minta dianterin nih?" ucap Azmi dengan nada penuh ledekan.

Aban membalikan badannya. "Gak lah. Aban berani kok, masa cuma ke mobil harus ditemenin!" jawab Aban dengan nada ngegas.

Aksi Aban tersebut membuat semua yang ada disana menjadi terkekeh geli.

"Yakiiin nih berani? Biasanya kalo di pondok mau ke wc juga harus minta dianter," ucap Azmi sambil cengengesan.

"Ya.. Yakin lah! Aban kan pemberani, masa cuma mau ngambil hp ke mobil aja minta anter," ucap Aban meyakinkan Azmi.

"Masa?" ledek Azmi lagi.

"IYA AZMIIII," tegas Aban.

"Udah-udah, kalian ini berantem mulu, kapan selesainya coba?" lerai Ahkam.

"Noh Azmi duluan," tunjuk Aban.

Azmi hanya membalas dengan menjulurkan lidahnya yang membuat Aban mendelikan matanya. Aban pun pergi melanjutkan perjalanannya menuju mobil yang sempat tertunda karena Azmi.

Di sisi lain, Desiva terlihat sedang menatap keluar jendela sambil melamun.

Aban sampai di depan pintu mobil lalu membuka pintunya dan berjalan masuk. Ia sedikit kaget saat melihat Desiva yang duduk sambil menopang dagu dengan tangannya dan menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.

Setelah mengambil ponsel didalam tas, ia pun menghampiri Desiva, "Assalamualaikum Ukh," salam Aban tapi tak mendapat tanggapan dari Desiva.

'Ya Allah, kenapa aku jadi mikirin Aban terus sih? Mana kayak ada suaranya lagi. Ah pasti aku halu nih, sadar Va sadar,' batin Desiva menggelengkan kepala.

"Ukh," ucapnya lagi.

"Ukhty," ucap Aban sedikit keras sambil menggoyang bahu Desiva pelan.

Desiva tersentak kaget dan tersadar dari lamunannya saat ada orang yang menggoyangkan bahunya.

"Astagfirulloh, kamu ngagetin aja deh," ucap Desiva yang masih kaget.

"Maaf ukh. Abisnya tadi Aban panggil gak nyaut-nyaut eh taunya malah ngelamun." jawab Aban, "Lagi ngelamunin apa sih ukh?" sambungnya.

Desiva diam tak langsung menjawab. 'Ternyata aku nggak halusinasi' batin Desiva.

"Tuhkan ngelamun lagi. Kenapa sih ukh?" tanya Aban membuyarkan lamunan Desiva.

"Eh? Eng.. Enggak kok, aku gak ngelamunin apa-apa. Kamu mau ngapain kesini?" tanya Desiva mengalihkan pembicaraan.

"Aban kesini mau ngambil hp yang ketinggalan di tas, terus liat ukh disini." jelas Aban seraya menggoyangkan ponsel ditangannya.

DesivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang