Pesta walimah yang di gelar di Gedung kota berlangsung begitu hangat dipadukan dengan Sholawat dari Syubbanul Muslimin. Bisa dibilang ini hanya pesta sederhana, namun terasa begitu meriah bagi Desiva. Banyak tamu satu persatu bertandangan untuk mendo'akan.
"Barakallah Desiva sayang!!" teriak Ilma, Shelia, Silvy, Lia dan Mba Gita riang. Pelukan berhamburan diantara kelimanya.
Mereka terlihat sangat bahagia melihat Desiva sudah sah menjadi istri dari Nurus Sya'ban, teman satu panggung saat perfom dulu ketika bersama Syubban. Desiva membalas pelukan kelimanya satu persatu. Air matanya menetes di pipi, rasanya ia masih ingin bersama-sama seperti dulu.
"Jangan nangis. Kita masih bisa berkumpul bersama kok, walau kamu udah punya suami. Aban juga pasti ngijinin kan, kalo Desiva kumpul sama kita-kita?" ucap Ilma mewakili, seperti sudah tau apa yang dipikirkan Desiva.
Aban mengangguk seraya tersenyum. Kelimanya kembali berpelukan layaknya teletubis.
Desiva menatap Silvy yang terlihat berbeda hari ini, dengan balutan niqab yang menutupi sebagian wajahnya.
"Do'ain aku supaya bisa istiqomah kayak kamu ya, Va?" Silvy memegang tangan Desiva.
"Aamiin. Kamu tambah cantik, Vy." pujinya, Silvy tersenyum malu.
"Rasanya kurang klop kalau kita belum foto bareng deh." cecar Lia.
"Eh? Emang gak papa, Ban?" Shelia merasa tidak enak.
"Gak papa santai aja, ayo silahkan." Aban pergi menghampiri rombongan tim Syubban yang sedang mencicipi hidangan setelah berpamitan dengan Desiva.
Mereka berenam pun akhirnya berfoto bersama dengan di fotokan oleh photografer yang ada. Desiva sangat bersyukur mempunyai kelima sahabat seperti mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seusai berfoto, kelima sahabatnya pamit untuk mencicipi hidangan di kepalai oleh Lia yang terlihat sudah sangat tergiur. Desiva menggeleng-gelengkan kepala menahan tawa. Aban sudah kembali duduk di sampingnya dengan senyuman yang terus terkulum.
"Selamat ya, Ukhty Jutek. Kalo udah nikah, jangan jutek lagi, nanti Aban nya digondol cewek lain loh." ucap Azmi.
"Bagus dong, tambah Jutek, tambah takut buat Aban selingkuh." celetuk Ahkam. Desiva, Aban dan Azmi terkekeh.
"Barakallah ya.." kini berganti Dhuha yang mengucapkan kata itu padanya. Singkat dan ditambah dengan senyum yang terlihat dipaksakan.
Desiva tersenyum kaku pada Dhuha. Dia takut Dhuha marah padanya karena kejadian di taman kota minggu lalu.
Flashback on
"Maafin aku, Va. Aku enggak bermaksud buat kamu kaget. Hati aku rasanya tenang saat udah mengatakan yang sejujurnya walau mungkin dengan cara yang salah. Mulai sekarang, aku bakalan nyoba buat ngikhlasin kamu, aku bakal coba menghilangkan perasaan ini, seperti apa yang kamu bilang tadi." Dhuha tersenyum nanar.