Tigapuluh Sembilan

1.5K 102 1
                                    

Hari berganti begitu cepat. Hari ini adalah hari sabtu, hari dimana Desiva dan yang lainnya akan pergi berlibur ke air terjun Malela.

Desiva terlihat sedang merapikan khimarnya di depan kaca kamarnya. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara teriakan dari lantai bawah. Siapa lagi jika bukan Ilma.

"Ivaa! Cepetan dong dandannya, yang lain udah pada nungguin nih!"

Setelah mendapatkan teriakan layaknya toa dari Ilma, Desiva buru-buru membereskan barangnya dan segera berlari kecil menuruni tangga.

"Lama banget sih Va!" lagi-lagi Desiva disemproti kekesalan oleh Ilma.

"Iya iya maaf Ma."

"Ayo cepet, Abuya udah nelponin nih daritadi nyuruh kita agar segera ke rumah Dhuha." ucap Shelia berjalan keluar mendahului semuanya.

Semuanya pun menyusul Shelia untuk menuju mobil Raihan yang sudah stand by di halaman rumah Desiva.

Lia, Anisa dan Silvy duduk dibangku paling belakang. Desiva dan Shelia duduk dibangku tengah. Sedangkan Ilma duduk dibangku sebelah Raihan yang menyetir.

Desiva memasangkan earphone ditelinganya, kemudian menyenderkan kepalanya ke kursi mobil menghayati lagu yang sedang diputar.

Tujuan mereka kali ini adalah rumah Dhuha, karena Tim Syubban yang menunggu mereka disana. Abuya sengaja menyuruh mereka untuk datang tidak terlalu pagi karena memang tempat yang dituju pun tidak terlalu jauh.

Sesampainya di rumah Dhuha, mereka semua turun dan menghampiri rombongan Hadroh Syubban yang memang sudah bersiap-siap. Sepertinya mereka memang bersemangat sekali menyambut liburan kali ini.

"Assalamualaikum Abuya. Maaf kalo kami telat, Desiva tuh dandannya lama." ujar Shelia menunjuk Desiva.

Desiva hanya nyengir kuda dibalik niqabnya yang mungkin tidak akan diketahui Abuya. "Tidak papa. Lagipula kita santai saja, perjalanan dari sini ke tempat tujuan hanya 200 meter kok." jawab Abuya.

Desiva tersenyum lega mendengar jawaban dari Abuya. Lalu Desiva mengeluarkan ponsel dari saku bajunya untuk mengabari Asila -Mamanya-.

"Hallo, Assalamualaikum Ma." salamnya setelah telepon tersambung.

"Waalaikumussalam, kamu udah di tempat wisatanya sayang?" tanya Mamanya di seberang sana.

"Belum Ma, aku masih di rumah temen, ini baru mau berangkat. Mama sama Papa kapan pulang?"

"Oh oke kalo gitu. Kita pulang hari selasa sayang. Kamu di rumah sama Ilma kan?"

"Iya Ma sama Ilma. Udah dulu ya Ma, Iva mau berangkat. Wassalamualaikum."

"Iya, hati-hati ya sayang. Waalaikumussalam." Desiva memutuskan teleponnya dan kembali menghampiri kelima sahabatnya.

"Va liat deh, pemandangan nya bagus banget. Jadi gak sabar deh pengen cepet-cepet sampe disana." ucap Lia sambil menunjukan gambar di ponselnya.

"Pokoknya kita harus foto-foto yang bagus. Oh iya, Shel. Kita disana nginep satu hari kan? Berarti kita bisa berenang dengan sepuasnya dong?" Silvy berceloteh dengan semangatnya.

"Kamu kira Malela itu kolam renang?"

"Lah, emang apa kalo bukan kolam renang?" Silvy mengerutkan keningnya.

"Malela itu wisata air terjun Sil..." ucap Shelia gregetan.

Silvy hanya ber-oh ria, "Sama aja Shel. Sama sama air, kan?" Silvy menyengir.

Shelia menghela napas panjang hanya mengiyakan lalu ia memfokuskan kembali pandangannya ke ponsel miliknya yang sedang melihat-lihat gambar wisata air terjun Malela di google.

DesivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang