Duapuluh Tiga

1.6K 104 0
                                    

Masih tetep stay kan?:|

Seminggu berlalu begitu cepat. Kehidupan Desiva berjalan seperti biasa. Hanya saja, seminggu ini Desiva tidak terlalu disibukkan dengan latihan hadroh, karena tim syubban memang belum memiliki jadwal untuk tampil lagi seminggu ini.

Matahari seperti biasa melakukan pekerjaannya. Begitu juga angin dan embun yang selalu datang pada pagi hari.

Hari ini kebetulan sedang tidak ada kegiatan sama sekali di pondok. Desiva terlihat sedang membereskan mukena dan sajadah yang baru saja ia pakai untuk solat dhuha di mesjid NQ.
Ia menunaikan solat berdua bersama Lia, karena dua temannya lagi sedang mendapatkan tamu bulanan.

"Aku udah nih. Ke kamar lagi yuk," ajak Lia seraya berdiri.

Desiva mengangguk mengiyakan. Mereka pun berjalan untuk kembali ke kamar.

Baru saja keluar dari mesjid, mereka berdua menghentikan langkahnya karena melihat Shelia yang berlari tergesa-gesa ke arah mereka.

"Huh,huh. Aduh cape banget," keluh Shelia seusai menghentikan larinya.

"Ada apa Shel? Kok sampe lari-lari gitu sih?" tanya Lia.

"Itu Li, Va. Syubban dapet undangan di acara santunan anak yatim. Jadi kita suruh ngisi acara disana," jelas Shelia dengan napas ngos-ngosan.

"Kok mendadak banget sih?" tanya Desiva.

"Barusan panitia acaranya nelpon, katanya sekarang kita harus siap tampil." jawab Shelia.

"Terus gak latihan dulu?"

"Nggak lah Va. Ayo cepetan, kita udah ditungguin sama Abuya dan yang lainnya di Basecamp," Shelia menarik tangan Desiva dan Lia lalu berlari menuju kamar.

Sesampainya dikamar Desiva dan Shelia pun segera merapikan penampilannya dan berjalan cepat menuju basecamp.

Mereka berdua sampai di basecamp dan melihat semua anggota yang masih merapikan penampilan masing-masing.

"Sudah ayo semuanya masuk ke dalam mobil, kita akan berangkat sekarang," suruh Ust. Muklis.

Semuanya pun bergegas naik ke mobil dan pergi menuju tempat yang mengundang mereka.

Disepanjang perjalanan mereka disibukkan dengan latihan, karena mereka belum sempat mempersiapkan segala macam yang akan ditampilkan.

Sesampainya di alamat yang sudah dikirim oleh si pengirim, semuanya pun turun dari mobil. Tetapi mereka tidak melihat tanda-tanda adanya acara. Yang mereka lihat hanyalah lapangan sepi dan tidak ada panggung atau apapun disana.

"Kak Holes, kita salah alamat kali," ucap Azmi.

"Ndak kok, kakak yakin alamatnya bener disini." jawab Kak Holes.

"Acaranya belum mulai kali Mi," ucap Aban.

"Kalo belum mulai setidaknya udah ada panggung Ban. Lah ini, tenda aja ndak ada," jawab Azmi.

"Coba kakak tanya dulu sama orang disekitar sini. Siapa tau mereka bisa ngebantu," ucap Ust. Muklis seraya menghampiri seorang warga yang kebetulan lewat disana.

DesivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang