Malam harinya sesudah menunaikan solat magrib, mereka semua sedang melaksanakan latihan. Untung dirumah Desiva terdapat ruang musik yang cukup luas tempat Abangnya latihan, jadi tim syubban latihan diruangan tersebut.
Saat adzan Isya berkumandang, mereka berhenti sejenak lalu menunaikan solat isya terlebih dahulu dan kembali melanjutkan latihan.
Jam menunjukan pukul 9 waktu setempat. Mereka pun menghentikan latihan dan pergi ke kamar masing-masing untuk istirahat.
Desiva, Shelia dan Mba Gita bergegas ke kamar dan merebahkan diri. Baru saja Desiva akan menutup mata, tiba-tiba ia jadi ingin ke kamar Abangnya.
Desiva bangun dari rebahannya dan berdiri hendak melangkahkan kaki keluar.
"Mau kemana Va?" tanya Mba Gita menghentikan langkah Desiva.
"Aku mau keluar dulu sebentar, Mba istirahat duluan aja," ucap Desiva.
Mba Gita manggut-manggut. "Yaudah kalo gitu Mba tidur duluan ya." ucapnya.
Desiva mengangguk dan berjalan pergi menuju kamar Abangnya, dan mengambil gitar milik Abangnya lalu membawanya ke balkon.
Ia duduk di ayunan sambil memangku gitar dan mulai memetik senar gitar tersebut.
Jreng...
Desiva memang bisa memainkan gitar karena Abangnya sering mengajarinya.
Di lain tempat, Aban terlihat masih belum tidur. Entah kenapa rasanya ia tidak bisa tidur, padahal Kak Ahkam dan Azmi sudah terlelap kedalam mimpi.
Tiba-tiba Aban mendengar ada dentingan suara gitar, ia bangkit dari tidurnya dan berjalan keluar. Terlihat ada seseorang yang sedang duduk di ayunan dan memainkan gitar.
'Siapa yang malam-malam gini main gitar?' batin Aban bertanya-tanya.
Lalu ia berjalan mendekat tapi orang itu belum menyadari keberadaan Aban, ia tetap fokus memetik gitarnya.
Desiva jadi teringat saat belajar gitar bersama Abangnya. Kemudian Desiva menyanyikan lagu Mauju Galbi.
Ia menyanyikan lagu tersebut sambil sesekali menitikan air mata karena menghayati setiap liriknya.
Aban berjalan mendekati Desiva. Desiva yang melihat Aban, sedikit kaget dan langsung buru-buru menghapus air matanya.
"Dari kapan kamu disini akh?" tanya Desiva sembari menunduk menutupi mata sembabnya.
"Dari pertama kamu nyanyi," ucap Aban santai.
Desiva hanya mengangguk. "Kenapa belum tidur?" tanya Desiva.
"Tadinya mau tidur, tapi Aban denger ada yang mainin gitar, yaudah Aban samperin." jelas Aban.
"Maaf kalo aku ganggu kamu."
Aban menggeleng, "Nggak ganggu kok, Aban juga gak tau kenapa daritadi belum bisa tidur."
Desiva diam tak bergeming. Suasana menjadi hening seketika. Hanya ada suara rintik gerimis yang terdengar.
"Ukhty ada masalah?" tanya Aban memecah keheningan.
Desiva menggeleng pelan. "Kenapa nanya gitu?" Desiva balik nanya.
"Soalnya tadi Aban liat ukhty nyanyiin lagunya sambil nangis, terus lagunya juga cukup menyentuh." ujar Aban.