"Assalamualaikum." salam Shelia dan Desiva.
"Waalaikumussalam." jawab dari dalam.
Shelia masuk diikuti oleh Desiva dibelakangnya dengan pandangan yang ditundukan karena malu.
"Afwan Abuya saya agak telat." ucap Shelia.
"Iya ndak papa Shel, oh iya temenmu yang mau masuk itu mana?" tanya Abuya.
"Ini Buya dia dibelakang saya, malu katanya." jawab Shelia.
'Shelia apaan sih, kenapa pake ngadu segala, kan aku jadi tambah malu. Dasar nyebelin' batin Desiva.
"Ndak usah malu gitu Nak Desiva, sini duduk. Nanti perkenalkan diri kamu ya kalo udah kumpul semua." ujar Abuya yang hanya diangguki oleh Desiva.
"Gak usah tegang gitu kali mukanya." bisik Shelia, dan dibalas dengan pelototan oleh Desiva.
"Hahaha."
"Eh iya, Va, kenalin ini Mba Gita, dia disini sebagai vokal juga." ucap Shelia memperkenalkan perempuan yang ada disebelahnya.
"Desiva." balas Desiva sembari tersenyum.
"Salam kenal Desiva, namaku Nagita, istri halunya Raffi Ahmad." ucapnya sambil terkekeh. Desiva dan Shelia pun ikut terkekeh.
Tak berselang lama, muncul tiga orang santri lagi.
"Assalamualaikum." salam ketiganya.
"Waalaikumussalam."
Ternyata mereka adalah Azmi, Aban dan Ahkam. Mereka pun masuk dan mencium tangan Abuya.
"Nah sudah lengkap nih. Nak Desiva ayo silahkan perkenalkan diri kamu, sini disebelah Abuya." ucap Abuya.
'Duh Abuya jangan dong aku malu, Ya Allah tolong aku' batin Desiva.
"Ayo sini." ucap Abuya lagi.
"Eh? I-iya Abuya." jawab Desiva seraya menghampiri Abuya.
"Sekarang perkenalkan diri kamu terlebih dahulu ya."
"Em. Assalamualaikum warohmatulloh wabbarokatuh." ucapnya gugup.
"Waalaikumussalam Warohmatulloh Wabbarokatuh."
"Perkenalkan nama saya Desiva Khoirunissa, saya santriwati baru pindahan dari Bandung dan ingin bergabung menjadi vokalis baru di Sabyannul Muslimin." lanjutnya.
Sedetik setelah Desiva memperkenalkan diri semua orang tertawa termasuk Abuya.
'Kenapa mereka ketawa? Apa ada yang salah?' batin Desiva.
"Nak Desiva, ini bukan grup gambus tapi grup hadroh, jadi namanya syubbanul muslimin bukan sabyanul muslimin." ucap Abuya menahan tawa.
Desiva yang mendengarnya pun langsung menunduk menahan malu, dia memilin ujung kerudungnya, kini pipinya pun sudah berubah warna menjadi merah seperti kepiting rebus.
"Aduh kenapa pake salah nyebut segala sih, jadi tambah malu kan, ish." gumamnya pelan."Sudah-sudah jangan ditertawai terus kasian pipinya udah merah banget tuh." Abuya berusaha menghentikan tawa.
"Yasudah, kamu bisa kembali duduk." ucap Abuya tersenyum.
"Iya Abuya."
Desiva kembali duduk ditengah-tengah antara Shelia dan Mba Nagita.
"Saking tegangnya ya, Va, sampe bisa salah sebut gitu, hahaha." ledek Shelia.
"Ih udah dong Shel, malu nih!" Desiva menutup wajahnya dengan tangan. Shelia dan Mba Nagita yang melihatnya pun tertawa kembali.
Di sebrang sana terlihat Aban dan azmi yang sedari tadi memperhatikan Desiva sambil sesekali tersenyum.