_________________________________
Happy reading!
■
■
■"Mentadak! Mentaduk! Dimane kah ayang sembunyi ...." Nyanyi Adzlan sambil terkekeh.
"BAAAAA!!" seru nya nyaring, setelah mendapatkan celah yang berpapasan dengan arah Shafa muncul.
"WAAA!!" Shafa terkejut saat semuka muka Adzlan tepat berada di depannya. Laki laki bringas itu tertawa puas. "Ayang udah makan?"
"Ayang cantik banget sih?" Gereget Adzlan menarik pita kecil yang menjepit kucir kudanya. "Udah punya pacar belom? Belom pasti. Jadian yuk?!" Belom sempat Shafa menarik napas, Adzlan kembali menyecarnya dengan pertanyaan gila.
"Udahlah ayo pacaran! Woii! Cewek gue nih!" Teriak Adzlan membuat satu kantin memusatkan perhatian padanya.
"BOHONG!" Bantah Shafa langsung.
Adzlan tersenyum malu. "Si ayang suka tsundere gitu." Bahu Shafa di colek Adzlan.
"Ih ya Allah ..... makhluk apa ini???" Gumam Shafa sambil berlari pergi. Adzlan ngakak mendengar gumaman Shafa, ia pun menyusul langkah kaki kecil yang berlari dengan sia sia.
"Yangg bagi wa yang, masa ama pacar sendiri pelit!"
"Stresss lo!" Maki Shafa.
"Ayangggg! Ya Allah yang, lari lo gemesin yang!" Kikik Adzlan tak kuasa, kuncir kuda Shafa nampak ikut meloncat loncat. Membuat laki laki itu gemas sendiri.
"Bacot!" Kesal Shafa.
"Berhenti kejar kejar gue!"
"Ett, gak bisa! orang gue ngejar syurganya anak anak gue." Tuhan .... Shafa mual.
"Sinting!"
Semua mata terpusat pada mereka, adegan kejar kejaran seperti drama india. "Yang, bagi wa dong!" Mohon Adzlan.
“Gue gak mau!” Shafa terus berlari menghindari Adzlan yang mengejarnya tanpa lelah, sambil menyodorkan ponsel untuk meminta nomor teleponnya. “Ih harus mau!” Paksa Adzlan membuat larian Shafa makin kencang.
“Ig deh yang, ig!” tawar Adzlan Shafa tetap menggeleng.
“Yaudah line deh, line!” tawar Adzlan lagi, berharap kali ini Shafa mau memberikannya. “Ogah!” tekan Shafa, gadis itu memijat keningnya yang pening 7 keliling. Ini hari pertamannya masuk ke sekolah baru, baru hari pertama ia sudah berjumpa spesies seperti Adzlan rasannya sangat menyakitkan.
Shafa berhenti berlari, memutar tubuhnya untuk berhadapan langsung dengan Adzlan. Napas gadis itu sudah putus putus menandakan ia menyerah. “Kak, gue minta maaf banget ya kalo songong dari tadi maki maki lo. Tapi please stop kayak gini, gue capek! Gak kuat lari lagi gue,” pinta Shafa.
Adzlan terkekeh, Gemas sendiri dengan cara bicara Shafa. Shafa tertegun. Ganteng ketawanya.
“Ya makanya dong yang, tolong kontribusinya. Bagi wa lo!” Adzlan kekeh meminta, menyodor nyodorkan ponsel mahal itu ke arah Shafa. “Berhenti panggil gue yang, yeng, yang, yeng anjing!” tawa Adzlan makin kencang mendengar Shafa mengumpat membuatnya merasa puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels | END
Teen FictionIni kisah sekumpulan remaja SMA Angkasa kelas 10 ipa 1 "Inget bep! Lo tuh milik gue, gak akan ada yang bisa apalagi boleh milikin lo, selain gue. orang lo terlahir dari tulang rusuk gue." Adzlan Raflangkasa. Cowok selengan dengan paras tampan, senyu...