Heyyyoooooow bestieee
Ahahahhahahahahy
Mohon maap baru bisa update.
Udah dehhhHappy reading aja deh hehehehe
“Pelan pelan cantik,”
“Pelan pelan cantik,”
“Pelan pelan cantik,”
“Pelan pelan cantik,”
“Ah anjing!” Shafa tiba tiba mengumpat. Di tengah kesunyian kamar mandi suara suara itu terputar sangat jelas di otaknya, terpatri sangat nyata diingatannya.
Selesai dengan urusan alam bawahnya, Shafa keluar dari bilik toilet, terdiam sesaat di wastafel kamar mandi, menatap dirinya sendiri dengan mata membola.
“Ini apaan sih merah gini! Anjing gak jelas!” Shafa mengusap pipinya dengan keras, berharap rona merah itu segera menghilang dari wajahnya.
dug .. dug … dug …. dug … dug ….
Kali ini suara detak jantungnya terdengar sangat kuat. “Eh! Eh! Lo ngapain deg degan? Lo ngapain kenceng banget mompanya hah!” omel Shafa pada jantungnya.
“Pelan pelan cantik,”
“Pelan pelan cantik,”
“Pelan pelan cantik,”
Lagi suara itu terdengar seperti mengelilingi telinganya, terputar terus menerus tanpa berhenti.
“Cuman gitu doang elah? Lemah banget lo fa! Cuman di tolongin doang, sama di bilang gitu masa langsung sakau gini! Lemah bego lo!” Shafa menggeleng kuat kuat, menyadarkan otaknya untuk berhenti menyiarkan rekaman itu di telinganya.
“Fokus fa! Fokus! lo gak boleh lengah sama buaya kadal model Adzlan! Kuatin benteng pertahanan lo!” janjinya pada diri sendiri.
Selepas itu, Shafa memutuskan untuk keluar dari kamar mandi, tepat di depan pintu masuk sosok Adzlan sudah menunggunya dengan girang, kedua pundaknya diisi oleh tas Shafa.
“Sini!” Shafa meminta tas nya, Adzlan menggeleng menolak. “Ini tas nya berat, nanti ayang capek--
“SINI!” gertak Shafa, membuat Adzlan mengangguk dengan patuh. "Baik, ibu negara!"
"Marah marah mulu sih! Minta di jadiin isteri tau kalo marah marah mulu," kekeh Adzlan.
Shafa mengepalkan tangan ke arah wajah Adzlan sambil mendengkus kesal. Lalu pergi ketika dirasa tasnya sudah terpasang dengan sempurna di kedua pundaknya.
Adzlan sendiri terdiam beberapa detik, melakoni hal yang sama seperti apa yang tadi Shafa lakukan. Selanjutnya laki laki itu terkekeh.
"Di pikir serem apa begitu?” ejek Adzlan. “Serem kaga, minta di nikahin iya!” gereget Adzlan sambil tertawa, melihat langkah Shafa yang mulai menjauh, Adzlan langsung buru buru mengejarnya.
“Bep! Tungguin!”
Shafa memutar bola matanya jengah, ingin marah pun rasanya percuma. Dari pada meladenin Adzlan yang sampai kapanpun tidak akan waras, Shafa lebih memilih berkeliling area sekolah, untuk melihat lebih jelas semewah apa SMA Angkasa.
Mulai dari arsitektur bangunannya, kecanggihan teknologinya. Serta berbagai macam fasilitas yang tersedia, memang sangat mumpuni jika SMA ini di juluki SMA terbaik, namun rasa kagum itu langsung berubah saat netranya bersitatap dengan mata Adzlan, laki laki yang membuat nya gila akhir akhir ini.
“Ihh!” Shafa bergedik melihat senyum Adzlan.
Shafa melangkah masuk menuju taman, ada air mancur di tengah tengah tumpukan bunga. Serta kolam kecil di setiap sudut taman, kolam kolam itu di isi berbagai jenis ikan.
Shafa girang sendiri, ia suka hal hal berbau alam seperti ini. “Ih ya Allah kalo lagi anteng gini bikin makin pengen di nikahin.” celetuk Adzlan memutus ketenangan Shafa.
“Lihat kebunku …. penuh dengan bunga.” Adzlan menyanyikan potongan lagu sembari mencolek dagu Shafa.
“Lihat ayangku … hati berbunga-bunga! Ahhhaaay!” Adzlan mencubit pipi Shafa dengan gemas. Buru buru Shafa membuang tangan Adzlan dengan kencang
“Diem lo! Mulut lo bau sampah!” kecam Shafa.
“Buset!" Adzlan shock. Ini pertama kali dalam hidupnya ia mendapat cemoohan seperti tadi.
“HAAAH!” buru buru Adzlan mengecek aroma napasnya. Jauh dari kata bau. Yang ada justru wangi caramel, soalnya tadi dia abis makan permen.
Dengan kesal Adzlan menghampiri Shafa. Menahan tubuh gadis itu sebelum melangkah lebih jauh lagi. “Haaaah!” Adzlan membuka mulutnya lebar lebar, menghembuskan napas mulutnya tepat di depan wajah Shafa.
“Gak bau bep! Wangi gue! wangi caramel! Gue mana pernah bau!” Adzlan membela dirinya sendiri.
Sementara Shafa, gadis itu terdiam. netra matanya dengan perlahan mulai naik, untuk mencari pasanganya dalam bersitatap.
Adzlan mengerjap, mulai mengendurkan cekalan tangannya di bahu Shafa. Memundurkan langkah dengan tenang, ketika menyadari Shafa bukan lah Shafa. Gadis itu sebentar lagi akan menjelma menjadi psikopat yang siap melahapnya.
“Hehehe, Gue cuman buktiin bep, calon suami lo ini gak pernah bau.” seiring dengan langkah kaki Adzlan yang makin menjauh, dan wajah Shafa yang sudah memerah menahan gejolak amarah, laki laki itu masih sempat sempatnya berujar demikian.
“SINI LO SETAN!!”
____________________________________
... bersambung ...Adzlan Rafalangkasa
•
Shafana AzaleaLayla Almira Raskara
Vanny SaputriKlik bintangnya! Makasi :"))
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels | END
Teen FictionIni kisah sekumpulan remaja SMA Angkasa kelas 10 ipa 1 "Inget bep! Lo tuh milik gue, gak akan ada yang bisa apalagi boleh milikin lo, selain gue. orang lo terlahir dari tulang rusuk gue." Adzlan Raflangkasa. Cowok selengan dengan paras tampan, senyu...