Kalut

5.2K 389 9
                                    

Halllooo aku ga boong
Wkwkkw

Double up!

Happy reading!

*) yesterday at 1.45 am

Sebuah panggilan vidio masuk, membuat Adzlan keluar dari arena game. "Anjing!" Maki nya penuh emosi. Namun amarahnya seketika lenyap, diganti dengan cengiran menajongkan miliknya. Karna melihat nama yang tertera dalam room panggilan.

/Syimala ayangie bebep capa/

Namun senyumnya langsung sirna kala menyadari pukul berapa sekarang, pukul 1.45 pagi.

"Kenapa belom tidur bep!" Sarkas Adzlan.

"Drakor kan lu! Tadi janjinya apan bep?" Tagih Adzlan, sambil berdecak. "Tadi janjinya seepisode doang lu, Kenapa belom tidur sampe sekarang? Mau asma nya kambuh hah! mau liat gua panik? Mau liat gua ketakutan? Mau liat gua simulasi stroke? Ngeliat lu kesusahan napas!"

Cerocos Adzlan panjang kali lebar, dan di tutup dengan hembusan napas kasar. "Lu tuh ada Asma Shafaaaaa, kalo kurang tidur ngaruh ke pernapasan lu ih goblok!" Gereget Adzlan tak tahan.

Bibir Shafa mencebik, matanya berlinang air. "Gu-gue kan kangen...." lirihnya. Adzlan tercengang lalu meraup wajahnya, tak kuasa melihat ekspresi menggemaskan itu.

"Besok kan ketemu bep, besok kita annive Sekarang bobo, besok pagi kita jalan yaaah?"

Shafa menggeleng lucu "Gamau! Masih kangen..."

Adzlan mengacak acak rambutnya frustasi.

"Jangan marah marah! Masa pacarnya kangen gak boleh!"  Bibir Shafa maju 2 centi. Matanya berkedip beberapa kali.

"Temenin sampe ngantuk lagiii..." pinta Shafa setengah mengancam. Adzlan mana tahan dikasi pemandangan macam ini. Senyumnya mengembang seketika, ia menunduk saking saltingnya

Dilayar sana Shafa terbahak kencang. Telinganya memerah, senyumnya merekah.

Dasar Adzlan!

"Jlan, gua mau nanya. Bahasa inggrisnya ketawa tuh apa sih?"  Adzlan menaikan alisnya pertanda bingung.

"Jawab aja si ish!"  Adzlan terkekeh & menjawab.

"Laugh." Shafa langsung bersemangat lagi.

"Kalo bahasa inggrinya kamu apan?"

Adzlan siaga satu, Akan ada apa setelah ini nih. Ia menjawab dengan sedikit ragu.

"You(?)"  Shafa terkikik geli sambil bertepuk tangan kecil.

"Baca deh dua duanya."

"Laugh you (/: laff yu)." Jawab Adzlan sepontan, tanpa tau maksud dan tujuan.

"Love u tooooo,"  Balas Shafa girang.

Lagi lagi salting, telinganya langsung memerah dan tawa merdu itu mengalun dengan indah ke telinga Shafa.

Adzlan membuang ponsel nya kesembarang arah, berdiri diatas kasur lalu melompat kegirangan, berteriak macam orang utan.

oO●Oo

Adzlan memberhentikan motornya di depan gerbang rumah Shafa. Memiringkan kepala lalu berkaca memamerkan senyumnya.

Seketika ia melongo, terkejut sendiri melihat pantulan dirinya. "Buset! Ganteng banget! Ini siapa sii?? Kaya bukan gue," Berdecak kagum karna kepedannya sendiri.

Dasar sinting!

"Ayang beppp! Im coming...." Adzlan melompat turun dari motornya, bergegas masuk ingin segera bertemu dengan Shafa.

Namun langkahnya terhenti saat melihat keadaan rumah ini tidak semestinya. Banyak barang barang yang rusak dan berceceran dimana mana. Bahkan pintu utama rumah Shafa terbuka

"Bep!" Panggil Adzlan, namun tak ada jawaban. Yang Adzlan tau kedua orang tua Shafa memang sedang tidak ada di Jakarta.

Adzlan berlari ke lantai dua, untuk memastikan tidak ada apa apa. Adzlan makin terkejut saat melihat pintu kamar Shafa sudah rusak, engsel pintu itu pecah.

"Bep!" Panggil Adzlan lagi.

Otak dan pikirannya masih ia paksa berpikir positif, barang kali Shafa sedang main kucing tikus yakan?

Tapi semua pola positif dipikirannya langsung berbalik negatif, ada bercak darah di ujung lantai kamar. Hanya sedikit, benar benar sedikit.

Adzlan mendial nomor Shafa,  "Angkat fa," cemas Adzlan mencoba menghubungi ponsel Shafa

Adzlan terlonjak saat tiba tiba ada bunyi dari kolong meja riasnga. Itu nada dering ponsel Shafa.

"Anjing!" Umpat Adzlan ia panik sendiri.

Pikirannya sudah bercabang kemana mana, memikirkan hal hal negatif yang mungkin saja terjadi. Adzlan melompat dari balkon kamar Shafa menuju sekat kecil dekat jendela kamar Layla.

"Lay! Buka Lay!! Shafa sama lu kan?!" Adzlan menggedor jendela kamar Layla kuat kuat. Dirinya mencoba tenang, disaat semua pikiran buruknya makin bercabang.

Layla yang masih bergelung di alam mimpi akhirnya bangun. "Siapa sih! Ganggu aja!" Kesal nya sambil menyibak gorden, untuk melihat siapa gerangan makhluk akhlakles yang telah mengganggu mimpi indahnya.

"Anjrit!" Jeritnya kaget saat wajah panik Adzlan tepat berada di depan kaca. "Lu ngapain bego!" Hardik Layla emosi.

"Shafa mana shafa?" Tanya Adzlan tidak sabaran.

"Haa?" Layla tidak mendengar.

"Buka jendela nya!" Titah Adzlan, lagi lagi Layla menganga, bertanya karna tidak mengerti. "Buka bangsat!" Emosi Adzlan sudah terkumpul dan baru saja memuncak karna ke dunguan Layla.

Layla menciut takut, ia perlahan membuka kaca. "Apa sih?" Sok berani padahal jantungnya sudah berdebar saking takutnya melihat ekspresi kalut Adzlan.

"Shafa sama lu apa engga?"

Layla mengerenyit heran. "Ya enggak lah!"

"Dia ya dirumahnya dong-

"Gak ada anjing! Rumah nya juga kaya kapal pecah, ini pasti ada yang gak beres."

"Terus Shafa nya?" Layla masih lola. "Ya kalo ada Shafa, gua gak mungkin kesini nanyain dia ke lu!" Okee Layla paham.

"Goblok!" Maki Adzlan, Layla mengerucut bibir nya antara kesal dan ikut panik.

Layla melihat  Adzlan mengutak atik ponselnya, entah apa yang ia cari. Yang jelas layarnya menampilkan maps

Layla dapat mendengar Adzlan menggeram tertahan. Rahangnya pun mengeras. "Terus dimana anjing?" Entah bertanya pada siapa yang jelas nada pertanyaan itu membuat nyali Layla makin menciut.

"Y-ya gua gak tau lah."

Tangan Adzlan mengepal kuat.

______________________________________

...berssmbung...

Adzlan Raflangkasa

Shafana Azalea Aditama
Layla almira raskara
Vanny putri orlando
Tiara arska adijaya
Ayana alicia eralstone
Raja adlentyo
Radhika adam jorip
Allrio ravki pratama
Galeaqila Wdyatmaja
Naufarya alphatana
Rayyan yazid
Ralland arphin maldrick
Alvaro ricky sanjaya
Dega rahadrian

•○•

Uhuhuyyyyyy

Head Over Heels | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang