Ruang inap

2.1K 160 5
                                    

Hellooww
Wkwkwkkwkwkw
Happy readingggg

Hari ini double up
Tungguin yaaa

"Jangan bawa ke polisi, dia belum selesai sama Adzlan." Ponsel di tutup, memutus perbincangan panjang tentang Dega.

Adzlan terdiam, memandangi lantailorong ruang gawat darurat yang terasa sangat kosong. Netranyaberpindah, menghadap kaca buram pada pintu ruang gawat darurat denganperasaan sakit.

Kepalanya bersandar pada dinding, mengistirahatkan sejenak tubuhnya dan tanpa sepatah katapun air lolos dari matanya. Tangisan tanpa isakan sebagai bentuk penyesalan.

"Maaf cantik, aku telat yaa?" Lirih Adzlan.

Beberapa jam setelah penangan, akhirnya Adzlan di perbolehkan untuk masuk ke dalam ruang rawat inap itu.

Dengan langkah gontai ia mendekat kearah brangkar yang membuatdadanya sesak. Menarik kursi untuk duduk di sebelah Shafa, menumpukankepalanya pada tangan mungi itu dan kembali menangis dalam diam.

Kicauan burung serta sinar matahariyang menyelinap masuk membuat mata cantik itu mengerjap. Sekujurtubuhnya kaku, nyeri dan sakit.

Shafa reflek menoleh kekanan, melihat laki laki yang menumpukan kepalanya pada punggungtangannya.

"Adzlan ... "

Air mata nya lolos, dalamsadarnya Shafa ingat. Ingat kejadian beberapa jam yang lalu,ingat seberapa lemah dirinya yang tak bisa melawan dan menjaga diri,dan ingat seberapa kotor dirinya sekarang. Isakan kecil yangmemilukan itu nyatanya membangunkan Adzlan dari tidurnya.

Mata sembab itu mencari pasangannya,menatap Adzlan dalam, menyalurkan hal yang tak bisa di salurkan lewat ucapan, lewat matanya Shafa mengadu, menyiratkan kesakitan melalui genggaman tangannya pada Adzlan yang semakin mengencang.

Dengan cepat namun hati-hati Adzlan mendekat, memeluk Shafa sangat amat erat.Memberinya dekapan pertolongan, sekaligus permintaan maaf karna gagalmenjaganya.

"Maaf," Bisik Adzlan lirih,dibarengi dengan tetesan air yang membasahi pundak Shafa.

oO○Oo

"Om Tama sama tante Viola lagi otwdari Surabaya Dzlan, gua belom ceritain detail banget, takut merekapanik dan justru bahaya buat perjalanan pulangnya." Adzlanmengangguk paham.

"Thanks Ra, Yan." Tiara mengangguk dan Rayyanmenepuk pundak saudaranya itu.

"Ini semua pasal yang bisa lo gunainbuat nuntut si brengsek itu." Ayana menyodorkan beberapa file dalammap beserta segala jenis bukti visum luka di tubuh Shafa. Adzlan menatap map itu dengan tatapan tak selera, kepulan asap keluar darimulutnya.

"Tanpa semua pasal itu gua bisa bikindia sengsara."

"Shafa gak akan suka kalo lo balesdia pake kekerasan juga." Alisha menyahut dengan suara gemetar,agak takut tapi ini hal yang wajib dia utarakan. Adzlan manaikkanalisnya, tersenyum simpul lalu tertawa pelan.

"Makanya ini tugas lo semua, jangan kasih tau." Adzlan bangkit, meninggalkan teman temannya di ruang yang terpisah dari kamar inap Shafa.

Kakinya melangkah masuk denganperlahan, melihat Shafa masih nyaman bermimpi membuat Adzlan menghelanapasnya lega. Ia mendekat, membenarkan beberapa posisi boneka sertabantal yang mengelilinginya.

"Izin mukulin si jelek itu ya fa, sekali lagi aja, minimal kakinya patah, tangannya bengkok, telingannya pake alat bantu dengar." Setelah meminta izin secara sepihak dan dengan suara sangat pelan, Adzlan mengecup keningnya.

"Sleep well cantik." 

oO○Oo

Sudah genap 1 minggu Shafa di rawat di rumah sakit Prima, keadaannya mulai membaik, luka luka di tubuhnya pun sudah mulai pulih lagi. Shafa kini sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasa lagi. "MI, coba bujuk Adzlan deh. aku mau pulang." Bisik Shafa pada Rayln yang tengah mengupas buah apel untuknya. 

"Gak ada pulang pulang! sehat dulu baru pulang." Adzlan menyahut dengan lantang, entah bagaimana bisa laki laki yang kini berbeda ruangan dengannya mendengar bisikan Shafa. Rayln tertawa, mengusap surai Shafa dengan lembut.

"Mami setuju sama Adzlan, kamu boleh pulang kalau sudah benar benar pulih yaa?" 

"Tapi Mi?" 

"Gak menerima bantahan, menerimanya jawaban lo setuju kita nikah muda," timpal Adzlan, sambil duduk di sebeluhnya dan mencubit pelan hidungnya.

"Orgil dasar!" Rayln hanya tertawa melihat putranya dan Shafa yang melanjutkan perdebatan kecil mereka. 

Bersambengggg


Shafana Azalea Aditama
Layla almira raskara
Vanny putri orlando
Tiara arska adijaya
Ayana alicia eralstone
Raja adlentyo
Radhika adam
Allrio ravki pratama
Galeaqila Wdyatmaja
Naufarya alphatana
Rayyan yazid
Ralland arphin maldrick
Alvaro ricky sanjaya
Dega rahadrian

•○•

Klik bintangnya! makasi :))

Gaissss gini yaaa, kenapa word nya pendek? Karnaa gua males nulis panjang wkkakwkwkw..

Makanya chapt ampe sebanyak ini. Wkakwkwk

😁😁😁

Komen next biar gak sider...

Sayang kaliiann see youu coy!!🐼

Head Over Heels | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang