Ollaa bestieeee
Hehehehhee
Happy reading*Shafa with Laya
Di depan kaca besar di wastafel toilet bascamp anak futsal, seorang laki laki tengah sibuk memandangi diri. Tersenyum mensyukuri anugrah tuhan yang ada pada dirinya."Ck!" Laki laki itu bahkan berdecak keheranan. Adzlan menggeleng tak kuasa, wajahnya yang terlalu tampan membuatnya tak bisa menahan cengiran.
"Lo liat land," kata Adzlan sambil memutar tubuh Ralland menghadap kaca juga, lalu menunjuk bayangannya dengan sengaja.
"Lo perhatiin temen lo yang guanteng ini land!" Dengan gemas Adzlan memegang kepala Ralland, dan menyodorkan matanya mendekati kaca.
"Buset land! Blasteran syurga land!" Ralland dengan kencang menggelengkan kepala agar tangan Adzlan berhenti mencengkram kepalanya.
"Najis!" Ralland berlakon memuntahkan sesuatu ke wastafel. "Blasteran kodok elu mah!" Sahut Ralland emosi.
"Nggak usah gengsi gitu ah! Jujur ama gue sekarang! Lo terpesona kan? Gue ganteng banget emang nih, aduh pusing pala gue land!" Kekeuh Adzlan, menunjuk bayangannya sambil memaksa Ralland mengakui kalau ia tampan.
"Lo liat ... tuh! Ih! Apa coba kurangnya ya? Udah ganteng, baik hati, kaya raya, buset. Tapi ngapa gue di tolak mulu ya?" Adzlan tiba tiba murung.
Mengingat semua anugrah tuhan ini tidak berarti ketika sudah berhadapan dengan Shafa. Ralland bergedik. Ditambah lagi setelah itu Adzlan malah memperparah suasana, ia dengan pede menyugar rambutnya. "Ganteng banget ..... " gumamnya.
Ralland yang tadinya pura pura muntah, jadi muntah betulan akibat ucapan menajongkan Adzlan yang membuat perutnya bergejolak.
"Anjing land! Kok lo muntah beneran goblok! Jorok!" Adzlan ngakak sambil menjauh dari wastafel, bergedik geli melihat cairan yang keluar dari mulut Ralland.
Namun Adzlan terkekeh, menepuk pundak Ralland dua kali. "Lo kalo terpesona ama kegantengan gue gak usah sampai gumoh gitu lain kali, gue jadi malu nih."
Dengan lemah Ralland menoleh. "Lo ngomong sekali lagi, ni muntahan, gue taro di muka lo!"
*****
"Nggak mau, gue mau ama Layla!"
"Lay! Pindah lay!"
"Nggak Layla! Lo duduk sama gue!"
"Kagak bep! Gue yang duduk sama lo!"
"Ogah!"
"Layla buruan bangun!"
"Nggak! Apansih lo ngatur ngatur!"
"Nggak! Apansih bep nolak nolak takdir!"
"Cocot lo! Takdar takdir tai!"
"Bep!" Tegur Adzlan, ia dengan cepat menarik tas Layla dan memindahkannya ke kursi samping, agar ia bisa duduk satu meja dengan Shafa.
"Heh! Gue bilang nggak ya nggak!"
"Bep, lo gak boleh nentang takdir bep! Dengan lo di pindahin ke kelas gue aja itu udah menunjukan seberapa jodohnya kita bep!" Alis Shafa menukik tajam.
"Gak usah ngomongin takdir deh setan! Lo yang mindahin gue ke kelas lo!" Adzlan terkekeh kecil, menyengir sambil memainkan alisnya.
"Laya! Bangun dong lo! Lo harus ngertiin sahabat lo ini lay, dia udah di takdirin jadi tulang rusuk gue!" Layla bangkit memegangi perutnya yang tak kuasa lagi mendengar ocehan Adzlan.
"Ih nggak! Laya! Kok lo tega sih?" Shafa menahan tangan Layla, namun Adzlan menarik Layla agar segera keluar dari kursi. Shafa kembali menariknya. Terus seperti itu, Layla yang sedari tadi sudah gumoh mendengar pertengkaran mereka makin dibuat klenger karna di jadikan tarik tambang.
Dengan sekali tarikan napas, Layla menghempaskan dua tangan yang membelenggunya.
"Lepas anjing! Aaarrgggghh!"
______________________________________
...bersambung...
Adzlan Raflangkasa
•
Shafana Azalea Aditama
Layla almira raskara
Vanny putri orlando
Tiara arska adijaya
Ayana alicia eralstone
Raja adlentyo
Radhika adam jorip
Allrio ravki pratama
Galeaqila Wdyatmaja
Naufarya alphatana
Rayyan yazid
Ralland arphin maldrick
Alvaro ricky sanjaya
Dega rahadrian•○•
Klik bintangnya! Makasi :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels | END
Teen FictionIni kisah sekumpulan remaja SMA Angkasa kelas 10 ipa 1 "Inget bep! Lo tuh milik gue, gak akan ada yang bisa apalagi boleh milikin lo, selain gue. orang lo terlahir dari tulang rusuk gue." Adzlan Raflangkasa. Cowok selengan dengan paras tampan, senyu...