Ollaa ola olaaaaa
Wkwkwkkwkw sorry baru kelar pts
Double up??
Ramein in line dongsss"Plissss Adzlann yaaa? Plissss gue mau naik ituuu!" Rayuan Shafa memang anti gagal, setelah seharian menghabiskan waktu, dan tenaga mereka untuk mencoba berbagai wahana.
Di detik detik ingin pulang, Shafa justru tergiur oleh wahana permainan anak kecil, disinilah Adzlan sekarang, duduk sendiri di pembatas wahana kuda berputar.
Melihat Shafa seperti anak kecil yang girang saat menaiki salah satu kuda yang berputar, ia meringis sendiri. Shafa memang masih kecil. Masih bocil.
"Adzlaaaan!" Teriak Shafa heboh. Melambai semangat saat kudanya berputar dan melalui tempat Adzlan.
"Iya!" Balas Adzlan sambil ikut menyengir.
5 putaran sudah berlalu namun gadis itu belum memiliki tanda tanda bosan. Adzlan mendengkus, sudah lumayan malam sekarang.
"Udeh bep! Udeh mak lu nyariin!" Tukas Adzlan memegangi tiang yang menghubungkan kuda dengan atap wahana ini. Memaksanya berhenti.
Bukan berhenti, Adzlan malah tertarik. Ikut berputar dengan tubuh yang terseret kejalanan. "Wey wey! Bang brentiin bang anjim!" Heboh Adzlan mulai panik.
Shafa tergelak, melihat ekspresi Adzlan yang menurutnya menajongkan. Tak lama kemudia mesin kuda putar itu berhenti otomatis.
"Mau disini terus ampe ganti taun, apa mau bakar bakar ama anak anak?" Tawar Adzlan sambil mengulurkan minuman yang baru saja ia beli. Shafa membulatkan matanya ia baru sadar kalau malam ini adalah pergantian tahun.
"Ayo! Ama anak anak lah!" Seru Shafa girang. Adzlan mengangguk lalu menggandengnya. Shafa memperhatikan tautan jemari mereka, tersenyum samar berharap akan terus seperti ini keadaannya.
Ditengah perjalanan mereka menuju area parkir. Adzlan melihat kerumunan orang yang sedang menonton pengamen. Tiba tiba senyumnya muncul
Adzlan menarik Shafa menuju tempat krumunan. Melepas genggaman tangannya meninggalkan Shafa sendirian. Shafa langsung melepas tatapan pada ponselnya panik saat Adzlan tidak ada di sisinya.
"Ajlan!" Panggilnya berteriak. Matanya mengeliling dan terus meneriaki nama Adzlan. Saking ramainya kerumunan, suaranya teredam. Tiba tiba suara dehaman yang familiar terdengar dari atas panggung kecil
Adzlan menyengir menatap Shafa sambil memainkan gitar. Bibir Shafa berkedut menahan senyum namun ucapan Adzlan selanjutnya membuatnya membelalak mata.
"Gua punya lagu nih, buat cewek yang pake baju putih gambar pororo, flatshoes abu, bandana biru, yang teposnya kaya duit lembaran baru, Hahaha!" Ujarnya sambil terkekeh
"Anjrit adzlan!" Shafa mendelik tajam, ditambah lagi jeritan ciwi ciwi yang terus memandang Adzlan lapar. "Ginting bingit istigi!!!" Cibir Shafa pelan. Menatap garang gadis gadis yang seperti cacing kepanasan.
Petikan gitar mulai terdengar, suara bass Adzlan yang enak didengar membuat semua penonton terhipnotis. Terus menatap cowok itu dengan decakan kagum.
"Ku ingin nikahi kamu," Adzlan menunjuk tepat pada Shafa. Membuat gadis itu menjadi tontonan seketika. "Jadikan kau istriku..." pipi Shafa merona hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels | END
Teen FictionIni kisah sekumpulan remaja SMA Angkasa kelas 10 ipa 1 "Inget bep! Lo tuh milik gue, gak akan ada yang bisa apalagi boleh milikin lo, selain gue. orang lo terlahir dari tulang rusuk gue." Adzlan Raflangkasa. Cowok selengan dengan paras tampan, senyu...