Nyolong sepeda

8.1K 777 11
                                    

Heyyyy bezzzzztiiiieeee
Double up bezzzztiiiieee
Kaoakwowkwo.

Tadinya gue mau up rada maleman gtu kan, tapii
Dikarnakan gue mau jalan ama cowok gue nanti, takut lupa. HAHAHSHSJAKA

Malming nieee bezzztiiieee
Jalan dong ama cowok, malming kok baca wattpad🥵🥵🥵🥵

Hahahahhahahahah

Pamer duluu beztie 😎😎😎🤭🤭🤭🤭

"Cari kesana pak,"

"Sepeda nya warna kuning pak, itu sepeda anak saya."

"Cari pak, kesebelah selatan belum." 

Ricuh terdengar suara krumunan warga yang sedang mencari sesuatu. Adzlan terdiam, mendengarkan dengan seksama apa yang mereka carisebetulnya. Sepeda.

Mampus!

Dengan tergesa Adzlan menyembunyikan tubuh jangkungnya di belakang tubuh mungil Shafa.
"Lo kenapa lagi sih!" jujur saja, Shafa lelah.

"Umpetin gue bep umpetin! Lo harus percaya sama gue, lo harus percaya sama gue." Shafa tak mengerti apa yang Adzlan maksud.

Apalagi setelah itu, krumunan warga itu ramai ramai menunjuk rumahnya, mereka berjalan cepat menghampiri Shafa yang terdiam bingung dan rada takut.

"Itu sepeda rara pak," tangis anakkecil terdengar.

Shafa langsung memutar kepalanya memghadap Adzlan dengan cepat. "Lo nyolong sepeda Adzlan?!" Amuk Shafa.

Adzlan menggeleng kuat kuat. "Gue gak nyolong bep! Suer!" tangisan anak kecil itu makin kencang terdengar.

Tak mau mendengarkan penjelasan tak logis Adzlan, Shafa dengan cekatan mengeluarkan semua barang yang ada dikeranjang sepeda.

"Aduh maaf ya dek, ini barangnya kakak keluarin dulu." Shafa dengan cekatan langsung mengeluarkan satu persatu jajanan itu dari keranjang.

"Gak usah di keluarin," cicit anak kecil itu.

"Dih! Di keluarin dulu lah, baranggue!" Adzlan langsung nyerobot, takut Shafa menurut dan memberikan jajanan itu kepada bocah songong ini.

"Ini sepeda Rara!" Anak kecil itu membela diri.

"Udah gue sewa tadi!"

"Nggak Rara gak nyewain."

"Dih! 500 rebu tadi!" Sewot Adzlan.

"Nggak! Rara gak nerima uang!" Adzlan menganga, acting anak kecil ini luar biasa.

"Anaksaya memang tidak menerima duit sepeser pun, mas kalo tukang nyolong ngaku aja." kali ini mulut Adzlan terbuka lebih lebar. Bapak dari anak ini yang bersuara.

Adzlam curiga ini skongkolan keluarga.

"Gila kali gue di bilang tukang nyolong!" Shafa memejamkan mata, bila tak segera di selesaikan, Adzlan bisa saja bonyok akibat mulut cerewetnya sendiri.

Dengan cepat Shafa memulangkan sepeda itu kepada anak kecil yang bernama Rara tadi, "Maaf ya dek, tadi kakak nya pinjem gak bilang bilang adek,"

"Bep! Gue bilang bep!" Adzlan masih saja membela diri. "Lo bisa diem gak!" desis Shafa yang juga menahan emosi, bukan pada warga apalagi Rara. Tapi emosi karna Adzlan yang sangat kekanakan dalam menangani masalah ini.

Head Over Heels | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang