Hewwwoooooo hewwwoooo
Welkam bekkk
Wkakkakakka
Happy reading guyssssShafa didatangkan dokter, si pe'a Adzlan yang memintanya. Cowok itu sekarang sedang mengompres kakinya yang bengkak dan sedikit membiru.
Mungkin tadi yang terhantam meja kaca itu mengenai urat kakinya, jadinya agak parah seperti ini. "Infus lin!" titah Adzlan saat sepupu sekaligus dokter utama keluarga Angkasa itu memeriksa kaki Shafa.
"Gak perlu-
Adzlan melotot. "Gak perlu gimana?! Orang sampe ungu begitu! Diem bep, ini buat kebaikan lo!" sungut Adzlan kesal.
Shafa memutar bola matanya, yang nyeri kaki nya. Kenapa harus di infus segala. "Alay lo anjrit!"
"Bego tuh, di perhatiin malah ngatain alay!"
"Emang alay, orang gak perlu di infus kok! Heboh lo tuh mah emang,"
Lina ikut mendelik kearah Adzlan, "Emang gak perlu dzlan, dia cuma luka dalem di pergelangan kaki nya, cuma butuh dikompres, ini gua kasi pereda nyeri. Jangan banyak jalan dulu,"
"Tuh dengerin!" nasehat Adzlan tidak tahu diri. Lantas langsung saja Shafa geplak kepalanya. "Aduh! Sakit bep ya Allah..." melas Adzlan sambil mengusap dada.
"Suka durhaka sama suami siksa kuburnya berat bep.." peringati Adzlan.
Shafa memutar bola matanya "Siapa yang durhaka ama suami?" Tanya Shafa dengan meringis pelan karna Adzlan agak kencang mengompresnya.
"Shhh sakit dongo!"
"Tuh! Udah ngatain suami, masih nanya lagi siapa yang durhaka," gumam Adzlan, seraya menggeleng sok tersakiti.
"Mimpi lo!" Ujar Shafa sambil melempar bantal ke wajah cowok itu.
Shafa mendengus kesal, rencana bakar bakar jagung dengan temannya sudah ludes tak tersisa, akibat kaki nya yang seperti ini. "Gara gara lo nih!" kesal Shafa, menyalahkan Adzlan.
"Apaan yang gara gara gue?" Heran Adzlan
Shafa makin kesal "Make nanya lagi lo kampret!" Ujarnya menggeplak kepala Adzlan gemas. "Gara gara lo narik narik gue tadi!" Jelas Shafa
Adzlan berpikir sejenak lalu. "Ohhh ... yang lo blushing gara gara gue?" Goda Adzlan. Laki laki itu terkekeh malu. "Tuh bep lo tuh denial mulu sih! Gue tau lo nih baper juga sama gue yakan? Yah ketebak udah!"
"Ihh apaan sii lo!" Shafa melempari Adzlan dengan bantal bantal di kasurnya. Adzlan tertawa saja dan sedikit menghindar.
Membuat Shafa ingin bangkit dan melempari Adzlan lagi dengan bantalnya, namun baru bergeser, kakinya langsung berdengung nyeri Shafa meringis dan mengaduh
"Awwh! Adadah!" Ringisnya
Adzlan langsung mendekat, memegang kaki Shafa dengan lembut dan mengusapnya pelan kembali memeras sapu tangan yang berada dibaskom air hangat itu untuk mengompres lagi
"Nih azab nya langsung dateng! Kualat lo sama suami," tutur Adzlan makin tidak tahu diri.
oO○Oo
"Pacarnya ajlan keluar dong!" Teriakan seorang laki laki dari luar gerbang rumahnya membuat Shafa yang tadinya ingin memejamkan mata langsung terkejut.
Sudah pukul 22.45, entah apa lagi yang Adzlan lakukan di tengah malam ini. Ia memijit pangkal hidung nya. Suara yang sangat ia kenali malah makin berisik. "Ngapain si ya Allah!" Geram Shafa
Buru buru ia bangkit, berjalan perlahan dan membuka gorden lalu melangkah menuju balkon kamarnya yang langsung menampilkan view depan rumah.
Adzlan nyengir kuda, melambaikan tangan dengan keadaan berdiri di scooter listrik. Dengan boneka kelinci sangat besar yang Adzlan ikat di pinggang. Jadi boneka putih dengan penuh bulu halus itu terlihat seperti memeluk Adzlan.
Shafa terbahak kencang melihat pemandangan ini, Adzlan benar benar ya!
Ia menggelengkan kepala seraya memencet tombol control gerbangnya. Terbukanya gerbang itu, untuk mempersilahkan Adzlan masuk.
"Kaki nya masi sakit?" Tanya Adzlan khawatir, setelah ia turun dari Scooter nya. Cowok itu memanjat dinding dan melompat menuju balkon kamar Shafa.
Shafa yang melihat gerakan memanjat kilat Adzlan hanya melongo, kamarnya ada di lantai 2, dan dinding nya licin.
"Bep!" Tegur Adzlan
"Kaki nya masih sakit nggak?" Ulang Adzlan bertanya, sambil melepaskan lilitan boneka kelinci dengan ukuran setinggi Shafa yang dipenuhi bulu bulu halus berwarna putih tulang.
Shafa langsung tersenyum lebar. "Lucu banget anjrit! Beli dimana? Ini buat gue nih?" Tanya Shafa antusias, langsung mengambil alih boneka itu untuk ia peluk.
Baru menarik, boneka itu malah di tahan Adzlan. "Gue tanya. Masih sakit gak kaki nya Shafa?" geram Adzlan tertahan.
Shafa mengerjap takut. Ini kedua kalinya Adzlan menyebutnya dengan nama, tanpa embel embel 'bep' siaga satu artinya. ia menggeleng pelan,
"Beneran?" Shafa kembali menjawab dengan anggukan.
Adzlan menatapnya dalam, menghunus manik mata nya dengan tatapan penuh rasa khawatir dan takut.
Shafa berdeham dan mengalihkan pandangan. ditatap seintens dan sedalam itu membuat pipinya kembali memerah, Untung lampu di balkon kamar nya redup.
Shafa langsung menarik boneka raksasa itu, tertawa girang sambil memeluknya. "Demi lucu banget jlan! Ih! Asli!" Gemas Shafa.
Saking besarnya boneka kelinci ini, Shafa kesusahan memeluknya. Tubuhnya bahkan oleng saat berusaha memeluk keseluruhan boneka itu.
"Eh..eh.. eh!"
Untung Adzlan sigap, menangkap pinggangnya lebih dulu. Menariknya agar tidak jadi ambruk kebelakang.
"Hati hati bep, Allahhu!" Gereget Adzlan, mengambil alih boneka besar itu lalu disejajarkan dengan Shafa, dan lebih tinggi bonekanya sudah jelas!
"Udah tepos, pendek lagi!" Gumam Adzlan mencibir sambil tertawa geli.
______________________________________
...bersambung...
Adzlan Raflangkasa
•
Shafana Azalea Aditama
Layla almira raskara
Vanny putri orlando
Tiara arska adijaya
Ayana alicia eralstone
Raja adlentyo
Radhika adam jorip
Allrio ravki pratama
Galeaqila Wdyatmaja
Naufarya alphatana
Rayyan yazid
Ralland arphin maldrick
Alvaro ricky sanjaya
Dega rahadrian•○•
Klik bintangnya! Makasi :))
Mau next?Bonekanya tapi versi jumbo jumbo wahahahh
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels | END
Teen FictionIni kisah sekumpulan remaja SMA Angkasa kelas 10 ipa 1 "Inget bep! Lo tuh milik gue, gak akan ada yang bisa apalagi boleh milikin lo, selain gue. orang lo terlahir dari tulang rusuk gue." Adzlan Raflangkasa. Cowok selengan dengan paras tampan, senyu...