Adzlan and his controll

5K 401 25
                                    

Malemmm ini gue up sampe last partt, stay tuneee everyoneeeee


Shafa terus berbicara, dibarengi suara tangisnya. Ia bercerita tentang segala unek uneknya. "Gua kesel sama dia. Tapi gua sayang sama dia Adzlan, gua kangen kak tara." Tangis Shafa makin kencang.

Ia bahkan hampir sesak nafas. "Nah nah.. bengek." Adzlan sigap mengambil inheller. Menempelkannya di mulut Shafa.

"Emang udah pasti bep, anaknya si tara anaknya si anjing?" Bahkan Adzlan tidak sudi menyebut namanya. "Iyalah! Jelas, siapa lagi coba!" Kesal Shafa.

"K-kalo dega gak mau tanggung jawab gimana jlan?? Kasian kak tara huaaaaa! De-dega tuh brengsek. Dede bayi nya kasian ntar." Adzlan dengan telaten mengelap air mata dan ingus Shafa.

"Udah si bep, biarin.. dia ini yang bunting."

Shafa ngamok. "EOYYYY!!!"

oO○Oo

"Jreng jreng jreng!"

Shafa terperangah, melihat bagian belakang mobil Adzlan sudah di dekorasi sedemikian rupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shafa terperangah, melihat bagian belakang mobil Adzlan sudah di dekorasi sedemikian rupa. Tidak ada bangku bangku, hanya ada bantal bulu dan selimut tebal. Dengan lampu tumbler yang menjadi penghiasnya.

Ditambah lagi berbagai jenis makanan ringan yang siang tadi mereka beli. Perasaan Shafa hanya meninggalkan Adzlan sebentar, ia numpang ke kamar mandi karna kebelet tadi.

Datang datang sudah di suguhi pemandangan pw begini. matanya berkaca kaca, Adzlan selalu tahu apa yang ia butuhkan, selalu mengerti keadaan. Membuat segala cara untuk menghiburnya di kala kala seperti ini.

Shafa berlari dan menubruk Adzlan dengan pelukan. Kembali menangis dalam pelukan hangat Adzlan. "Jangan sedih lagi yaa, kan ada gue bep."

Adzlan mengecup pelipis Shafa lama. Sepanjang 16 tahun hidup nya. Baru kali ini Shafa merasa benar benar di cintai, merasa sepenuhnya di hargai dan di jadikan ratu oleh Adzlan. Dan hanya Adzlan. "I love u," bisik Shafa lirih.

Adzlan terbahak, telinganya memerah. Artinya apaaaa??? Yaa! si bucin ini salting.

Mereka bertatapan lama, masih dengan senyum keduanya yang begitu lebar. Adzlan menyatukan kening mereka dan memejamkan mata.

"Kalo boleh jujur ya fa, penggambaran lu dalam hidup gua udah bukan sekedar cinta. Ini lebih dari cinta, dan gua gak tau kenapa."

Degup jantung Shafa makin menggila akibat ucapan Adzlan. Belum lagi wajah Adzlan yang perlahan makin mengikis jarakn. Shafa menahan nafas saat bibir Adzlan berada tepat di depan bibirnya. Shafa ikut memejamkan mata memenjarakan kegelisahannya dalam ketenangan.

Baru satu detik Shafa merasakan hangat bibir Adzlan di bibirnya. Tiba tiba...

Camerr calling....

Adzlan langsung tersadar, ia memundurkan kepala dan menggeleng kuat kuat. "Magrib bep magrib, banyak setan." Adzlan menarik Shafa masuk kedalam mobil nya.

Saat pertama kali menerima panggilan, suara bergetar Viola langsung Adzlan dengar. "Dzlan, Shafa sama kamu kah? Tadi dia tiba tiba kabur. Mommy takut."

"Oit mom! Iyaa ama ajlan dia,"

"Yaammpun... syukur kalo gitu."

"Aman, terkendali Mom. Tenang.."

selagi Adzlan sibuk bertelponan dengan mommynya, Shafa sudah menjelajah, melihat kaca kaca mobil yang banyak tertempel polaroid mereka. "Lu kalo sekalinya waras kenapa bisa se sweet ini sih jlann?? Yaalllah gakuatt..." gemas Shafa.

Ia menubruk Adzlan yang sedang tengkurap sambil menyomot camilan. "Gue gak mau pulang." Ia menidurkan kepalanya di perut Adzlan.

"Iyaaa, gak pulang gapapa." Shafa tersenyum lagi lagi Adzlan menurutinya. Saat panggilan selesai. Adzlan mulai mengolesi lecet lecet di lengan Shafa dengan revanol. "Si tara idiot ya?"

Shafa shock. "Batu banget! Masa kakak gue lu katain idiot," ia menimpuk wajah Adzlan dengan bantal. "Ya ini! Apaaan?! Goblok! Adek sendiri di cakarin begini, Kan idiot  namanya." Omel Adzlan.

"Nyebut Adzlan nyebut!" Shafa menggeleng benar benar tak percaya. "Walaupun dia kakak lu kalo berpotensi nyelakain lu, dia jadi musuh gue!" Ucap Adzlan sungguhan

Shafa malas menanggapinya lebih lanjut. Ia masih betah mengeliling matanya menatap mobil mewah yang di dekor macam ini. "Pegang." Titah Adzlan.

Menyerahkan sebuah ultimate card dengan logo Angkasa's di dalamnya. "Tempelin kartu ini ke hape lu, kalo lu ngerasa dalam keadaan mendesak yang gak enak, sensor gps nya udah langsung kesambung sama server bokap gua." Jelas Adzlan.

"Buat apa?"

"Kalo lu dalam keadaan kaya tadi, pikiran kacau segala macem. Tapi gak ada gue di deket lu, Dan lu butuh tempat tenang. Nah kartu itu jawabannya. Puas puasin dah lu mewek di helikopter."

Shafa menganga. Adzlan, dengan harta dan segala kekuasaannya.

"Gua gak mau ya bep, dapet telpon dari mommy lu kabur gak jelas lagi. Untung tadi gua dateng, coba kalo ngga, kebayang gak lu stress nya gua gimana?" Cerocos Adzlan mengomel

Shafa.... speechles... ia sampai kehabisan kata kata.

Hari ini Shafa benar benar tersentuh akan segala hal yang Adzlan beri. Ia tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaannya
Sakit hati akan prilaku kakak nya tadi bahkan sudah tertutupi oleh rasa bahagia nya hari ini.

Azan magrib berkumandang.

"Yok solat yok! Samping minimarket tadi ada musola." Ajak Adzlan. Shafa menggeleng ia menyetel laptop dan mulai menonton film

"Dih! Kapir lu! Solat dulu ayo!"

"Gue lagi dapet ajlan, lu aja sana!" Usir Shafa yang bergelung nyaman sambil menonton film dan disekelilingnya berisi makanan.

Adzlan nampak diam. Tak lama kemudian ia ikut masuk kedalam selimut dan menonton dengan Shafa. "Lah??"

"Gua ikutan dapet deh..."

"GOBLOK!"

_____________________________________

...bersambung...

Adzlan Raflangkasa

Shafana Azalea Aditama
Layla almira raskara
Vanny putri orlando
Tiara arska adijaya
Ayana alicia eralstone
Raja adlentyo
Radhika adam jorip
Allrio ravki pratama
Galeaqila Wdyatmaja
Naufarya alphatana
Rayyan yazid
Ralland arphin maldrick
Alvaro ricky sanjaya
Dega rahadrian
Zalea atara Adhitama

•○•

Klik bintangnya! makasi :))

Komen banyak banyak lagi, ntar up cepet

Head Over Heels | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang