Datang Bulan

5.8K 536 50
                                    


Heyyyyowwwww
Ajlan apdettt!! Wuhuwww
Tadinya tuh gua mau apdet
malem kan buat nemenin kejombloan

Tp gua ketiduran wkwkkw
Baru inget sekarang..

Dahlaaahhh bacaaaa ajaaaa

Awassss baper💣💣
Happy Reading

Awassss baper💣💣Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Outfit Adzlan

Kebun binatang adalah tujuan terakhir mereka. Karna toko buku yang ingin Shafa kunjungi belum buka, sementara Cafe langganan Adzlan masih tutup.

Setelah motornya terparkir rapi, Shafa buru buru turun. Ia tidak sabar ingin menjelajah, sudah lama sekali rasanya ia tidak pernah kesini. "Seneng banget lu, mentang mentang mau meet up ama kembaran."

Shafa mendelik sekilas, namun setelahnya iya menyerahkan ponsel, dompet, dan powerbank nya pada Adzlan.

"Masukin tas lu."

Setelah mengeluarkan kamera yang memang sengaja ia bawa, Adzlan menerima barang barang Shafa dan memasukan kedalam tasnya.

"Ayo!!" Seru gadis itu riang, mengamit lengan  Adzlan dan bersiap masuk untuk berkeliling. Adzlan menyalakan lensa nya. Merekam setiap pergerakan dan langkah Shafa dari belakang. "Ck! Rambutnya aja cakep," gumam nya sambil berdecak.

Suara kicauan burung, suara monyet dan beberapa binatang lainnya langsung menyambut mereka. Keadaan masih sepi karna masih pagi.

"Jlaaan! Kembaran lu!" Sorak Shafa saat dirinya menyodorkan pisang kecil yang tersedia sebagai makanan monyet.

"Kampret mulut lu!" Shafa tertawa, ia begitu antusias memberi makan monyet itu. Sampai beberapa kali bertepuk tangan melihat cara memakan monyet itu. "Ih girang banget ih, ketemu sodara!" Cibir Adzlan.

"Heh!!"

Adzlan menyorot kameranya dengan ahli, membidik dengan tepat objek sasarannya. Senyum cowok itu mengembang, melihat hasil bidikannya. setengah tubuh jerapah disertai langit biru cerah dan beberapa burung yang di biarkan terbang dengan bebas.

Ia menepuk bahu Shafa yang tengah asik melihat burung merak. "Noh bep! Barter gih ama leher jerapah, biar tinggian." Ledek Adzlan.

"Sialan lo!" Makinya.

Adzlan terkekeh, mengacak puncak kepala Shafa. menarik ikatan asal cepolannya, lalu mengkreasikan rambut hitam yang lembut nya bukan main itu menjadi satu kepangan.

Shafa sendiri bodoamat, fokus matanya masih tertuju pada merak putih, bulu bulu yang yang setengah mekar itu, nampak sangat menawan. "Adzlan! adzlan! Meraknya mekar! Meraknya mekar!" Heboh Shafa.

Head Over Heels | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang