Si gemes
Weekend itu surga dunianya anak SMA.
Ya! Kalimat itu mungkin benar benar nyata ketika kita bukan bagian dari Angkasa's international highschool.
Shafa bangun cukup pagi, ia lanjut merapihkan kamar dan membersihkan diri. Sabtu pagi ini ia berniat untuk menyicil tugas tugasnya yang menggunung.
Selepas mandi, Shafa langsung menyiapkan tempat di taman belakang, di samping bangku di bawah pohon rindang.
Shafa menggelar tikar kecil lalu membuka buku, tak lupa mengatur playlist di ipad nya lalu mulai mengerjakan tugas tugas yang sekiranya mudah di pahami dan dapat ia kerjakan sendiri.
Suasana sejuk nan asri, nyaman dan begitu menenangkan. Tak terasa sudah tiga tugas yang berhasil ia selesaikan. "ya Ampun calon nyonya Raflangkasa rajin banget!" pekikkan suara kencang itu membuat Shafa terlonjak kaget
Ia mengusap dadanya dan menggelengkan kepala pelan. "Lo gak bosen apa dateng kesini? Gue aja yang ngeliat lo dateng mulu udah mau muntah," jujur Shafa.
Karna memang hampir setiap hari, benar benar hampir setiap hari laki laki itu mampir ke rumahnya. Sekedar untuk membawakan makanan, atau mengantar jemput Shafa, atau sekedar alasan ingin bertemu mamanya.
"Tuh kan, si bebep mah suka gitu sama calon suami!" Shafa bergedik.
"Amit amit!"
Adzlan duduk di sampingnya, mengodok saku jaket yang berisi susu, permen karamel, dan beberapa cookies coklat.
"Biar semangat belajarnya." Shafa dengan senang hati mengambilnya. "Lebih semangat lagi kalo lo pulang dan biarin gue tenang." sindir Shafa.
Adzlan sama sekali tak acuh mendengar sindiran itu, ia justru mengambil ipad milik Shafa dan melihat tugas apa saja yang sedang gadis imut ini kerjakan.
Lama Adzlan mengamati, lalu selepas itu ia mengambil ponsel miliknya, menghubungkan ipad itu dengan ponselnya dan mengirim berkas berkas tugas yang belum Shafa kerjakan.
"Nih udah semua nih, ayo jalan!"
Shafa yang tengah menyedot susu kotak itu tersedak. Matanya membola melihat semua berkas itu adalah milik Adzlan murni.
Tugas sebanyak ini sudah selesai ia kerjakan? Shafa heran bukan main. "Lo bukannya bolos kemarin? Kok cepet banget?"
Shafa memerika berkas tugas Adzlan satu persatu, bahkan ada yang sudah dalam penilaian dan mendapat nilai sempurna. "Kok? Kok cepet banget lo!"
Adzlan menyengir bangga, menaikkan alisnya keatas sambil menepuk dada kirinya dua kali. "Siapa dulu? Pacar yayang gemes!" jawab Adzlan tak nyambung.
"Udah ayo jalan! Tugas lo tinggal copy nanti." Shafa menepis tarikan tangan Adzlan. Menggeleng enggan, sembari menghapus semua berkas tugas yang tadi Adzlan kirimkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Head Over Heels | END
Ficção AdolescenteIni kisah sekumpulan remaja SMA Angkasa kelas 10 ipa 1 "Inget bep! Lo tuh milik gue, gak akan ada yang bisa apalagi boleh milikin lo, selain gue. orang lo terlahir dari tulang rusuk gue." Adzlan Raflangkasa. Cowok selengan dengan paras tampan, senyu...