One

96K 3.5K 132
                                    

Tinn! Tinn! Tinn!

Suara klakson mobil terus dikumandangkan oleh seseorang yang berada dijalan komplek tepat di depan rumah seseorang. Tak bosan-bosan orang itu dalam membunyikan klakson, karena apa yang dilakukan olehnya itu, sama sekali belum ada tanda-tanda seseorang yang akan keluar dari rumah di depannya, sekaligus tepat tujuannya berada.

Tepat di dalam rumah sana, seorang gadis mengusap wajahnya kasar dan merasa gusar karena mendengar klakson yang terus dibunyikan itu. Ya, tidur siangnya telah di ganggu oleh seseorang yang sama sekali tak memiliki pekerjaan pada hari-hari libur seperti ini.

Tentu saja ia ingin memaki, tetapi ia sungguh menyayangkan suaranya yang sangat berharga, hanya untuk menceramahi dia yang selalu menjahili dirinya disetiap hari-hari senggang seperti ini, dan itu seperti yang ia lakukan pada waktu seperti sekarang-sekarang ini.

Tinn! Tinn! Tinn!

Orang itu sama sekali tak pantang menyerah, dan gadis itu langsung saja mendumel tak jelas diatas ranjangnya berada. Cepat-cepat ia mengambil bantal untuk menutupi kedua telinganya,  berharap ia tidak mendengarkan lagi suara-suara yang sangat memekikkan telinganya pada saat-saat seperti ini.

Tapi Tuhan berkehendak lain.  Kali ini tepat di depan rumahnya,  banyak sekali pekikkan orang yang memprotes kelakuan orang itu. Hal ini  membuat gadis yang sedari tadi terus menggerutu dalam hati, cepat-cepat bangun dari tidurnya dan menyibak korden kamarnya dengan sangat kasar tak berperasaan.

"Berisikkk!" seru gadis yang masih memejamkan kedua matanya, namun tak kunjung di dengar oleh mereka yang terus saja saling adu suara.

Gadis itu berjalan berlalu menuju balkon kamarnya, dan mulai membuka matanya. Nampak, banyak tetangga rumahnya yang terus saja melontarkan kata-kata pedas kepada orang yang sama sekali tak berpekerjaan itu. Gadis itu langsung saja menggeleng-gelengkan kepala, lalu merapatkan kedua tangannya ke atas seperti tengah memanjatkan doa sesekali terkekeh kecil.

"Ya Tuhan, jauhkanlah hamba dari orang-orang sinting yang kelakuannya sama persis kayak dia." rapal gadis  yang matanya sudah membuka lebar saat ini.

Sungguh tepat! Lihatlah orang yang tidak memiliki pekerjaan itu saat ini. Ia menoleh kearah balkon kamar gadis itu, dan mulai tersenyum setelahnya. Seperti orang gila pada umumnya, ia langsung tersenyum tidak jelas diantara riuhnya para Ibu-ibu yang memprotes kelakuan yang dibuatnya. Namun ia tak peduli, ada seseorang yang lebih penting dari mereka dan itu adalah sang gadis yang berdiri tepat di pembatas balkon kamarnya itu.

"Hai, princess nya Davin. Udah bangun, kita jalan-jalan yukk? Prince Davin yang tampan ini akan bawa princess keliling kota hari ini." ajak seseorang yang bernama Davin itu sambil melambaikan kedua tangannya.

Orang-orang yang sedari tadi masih memprotes, kini mulai meninggalkan tempat dan kembali ke rumahnya, karena alasan mereka sudah diam dari kelakuannya. Dan tentu saja karena sudah tak ada lagi yang harus diperdebatkan.

Gadis itu langsung menghembuskan napasnya, dan menatap Davin dengan tajam.

"Jangan panggil gue princess, gue nggak mau di sama-samain kayak mimi peri!" ucap gadis itu kesal.

Davin sedikit terkekeh mendengarnya. "Kamu nggak perlu menjadi putri khayangan seperti mimi peri, cukup kamu menjadi seorang putri yang berlabuh dihati aku untuk selamanya. Itu cukup kok buat aku bahagia!" jawab Davin sambil tersenyum manis.

Gadis itu langsung menampilkan ekspresi datar seperti biasa. Ia mulai masuk kedalam kamar dan menutup pintu balkonnya rapat-rapat. Biarlah orang itu berhenti mengoceh dengan sendirinya, karena gadis itu sudah benar-benar tidak peduli lagi dengan tingkah absurdnya.

Everything Has Changed (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang