Shasa mengibaskan rambutnya yang sedikit basah. Sambil mengoleskan bedak diwajahnya, tangan kanannya tak luput dengan menyisir rambut yang memang sudah sedikit kering itu.
Perlahan, Shasa sedikit melirik kearah Ana yang masih terpejam. Tak ada pergerakan sekalipun yang akan membuat Ana terbangun dari tidurnya. Dengan sedikit dengusan, ia mulai berjalan menghampiri Ana dan mencoba untuk memabangunkannya sekali lagi.
"Na, udah siang nih. Lo nggak kuliah?" ucap Shasa sedikit mengguncang tubuh Ana.
"Nggghhh.." Ana menggeliat sebentar, namun kemudian pulas kembali setelahnya.
Shasa menghirup napas panjang-panjang. Ia mencari ide ketiha, karena cara pertama dan keduanya telah gagal dibuatnya. Ia sedikit merapalkan doa dan berharap, kemudian menatap Ana yang masih berselimut tebal itu.
"Na bangun yuk, udah siang nih. Lo nggak mau gue berangkat kuliah sendiri kan?!" teriak Shasa tepat ditelinga kanan Ana.
Tentu saja Ana langsung membuka matanya setengah sadar. Ia merasa terusik saat ini, karena tidurnya baru saja diganggu oleh seseorang. Namun Ana masih sangat mengantuk saat ini, dan ia masih ingin memejamkan kembali matanya untuk beberapa saat lamanya.
"Berisik!" seru Ana yang kemudian merapatkan selimutnya lagi kedekapan tubuhnya.
Shasa melotot. "Bangun woyyy, kebo banget sih lo!"
Shasa kesal setengah mati. Dengan langkah yang dihentak-hentakkan, ia mulai berjalan keluar dari kamar dan menuruni tangga. Ia sudah janjian dengan Andra pacarnya di rumah Ana. Dan ketika langkahnya berada ditangga paling bawah, ia langsung tersenyum. Sudah ada Andra di sana. Ralat! Bukan Andra saja, tapi sudah ada Davin di samping pacarnya itu.
"Selamat pagi pacarnya Andra yang manisnya kayak buah mangga." sapa Andra yang kemudian memeluk Shasa yang tak jauh darinya.
Davin tentu saja melebarkan matanya. Apa-apaan ini! Mengapa sahabatnya harus bermesraan dengan seseorang, dan itu berada di depannya secara live. Hilang sudah kesucian mata yang dimiliki Davin saat ini.
"Selamat pagi juga pacarnya Shasa yang manisnya melebihi gula aren." sapa Shasa yang kemudian menyambut pelukan Andra.
"Shasa udah makan?" tanya Andra yang kemudian menatap mata Shasa dalam.
Shasa sedikit menggeleng. "Belum, aku baru aja bangun tadi. Soalnya aku baru tidur jam dua pagi tadi."
Andra langsung menatap tajam Shasa. "Ngapain kamu bergadang? Aku nggak suka ya kamu kekurangan tidur seperti sekarang ini, karena itu sama sekali nggak baik untuk kesehatan kamu. Jangan diulangi lagi pokoknya!" protes Andra kemudian
"Iya maaf, aku nggak bakal ngulangin lagi kok. Aku janji!" jawab Shasa.
Davin memutar matanya bosan. Drama apa yang sedang dilakukan pagi-pagi ini. Dia sedang tak jadi tokoh figuran di sini bukan? Yang hanya diam, melihat drama sang tokoh utama dengan tampang memelas. Davin mengeluh, sesekali menggerak-gerakkan mulutnya seperti meracaukan sesuatu. Dan sedetik kemudian, ia mulai menatap kearah langit-langit, karena kedua orang di depannya saat ini sedang berciuman mesra tepat di dahi Shasa, dan itu untuk waktu yang cukup lama. Sepertinya mereka tetap nyaman, layaknya tak ada penganggu sama sekali di hadapan mereka. Sungguh biadap kau para penghuni neraka! Keluh Davin kepada keduanya itu.
"Ekhemmm.. Ekhemmm.. Belum muhrim loh ya!" peringat Davin sesekali melirik tajam.
Andra yang memang merasa terganggu, langsung menoleh kearah Davin, dan menatapnya kesal.
"Jomblo mah diem aja.. Jauh-jauh sana, ganggu orang aja!" sungut Andra tajam.
Davin sedikit terkekeh, dan menggaruk-garuk rambutnya yang sama sekali gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Has Changed (Completed)
Fiksi RemajaSeason 2 for S.A.D In A Life (Happy Ending) Ruang memintaku untuk menjauh dari mereka, dan waktupun memintaku untuk berubah dalam seketika. lalu, apalah dayaku ini yang hanya mengikuti permainan takdir belaka? Aku pernah bahagia, namun dalam sekejap...