Twenty Six

41.2K 1.9K 13
                                    

Rasanya kepala Andra berputar, ketika mendapati dua orang yang saling beradu argumen di depannya. Ia tak tahu pasti inti masalahnya, namun ia paham bahwa perdebatan itu sangat berkaitan dengan seseorang yang terasa asing tepat di depan matanya itu.

"Pah, Davin nggak punya Mamah kan! Fakta kan, bila Davin hanyalah anak haram!" seru Davin yang tak kalah suaranya dengan Papahnya.

Andra memilih untuk menjadi penonton saja. Ia sungguh tak tahu dengan jalan pikir sahabatnya. Padahal lima menit yang lalu, Davin baru tersadar dan membuka matanya, setelah menjalani operasi yang begitu panjang. Namun, apa yang diungkapkan Davin tentu saja membuatnya sedikit tak percaya.

'Davin masih punya mamah, gue pikir dia.. Argghhh sudahlah!' debat Andra dalam hati.

"Davin dia Mamah kamu, Mamah kandung kamu. Kamu bukan anak haram, kamu adalah anak yang sah dari kita berdua." bela Papahnya yang nampak sedikit emosi.

Andra menengok kearah seorang wanita yang nampak terus menitikkan air mata. Sungguh, ia merasa kasihan dan ingin sekali menegarkan hati wanita itu. Ya, paling tidak ia masih memberikan simpati terhadap wanita itu, karena dirinya pun memiliki seorang Ibu yang selalu ada untuknya dirumah.

"Nggak Pah! Davin anak haram. Dan selamanya akan menjadi seorang yang hina dimata mereka semua." sanggah Davin yang memang masih belum menerima takdirnya.

"Davin?!" bentak Papahnya yang nampak sedikit emosi.

Andra dapat menilai bahwa Davin sedang dipenuhi dengan amarah. Buktinya saja, Davin langsung tersenyum kecut kala Papahnya membentaknya begitu keras.

"Kenapa Pah! Itu semua fakta bukan, kalau Davin nggak punya siapa-siapa di dunia ini, kecuali hanya Papah." jawab Davin yang matanya sudah mulai memerah.

Papahnya terdiam cukup lama. Sepertinya, apa yang Davin rasakan dari hati mulai menjalar ditubuhnya. Dan mengubah amarah Papahnya, menjadi rasa yang baru. Rasa yang tidak pernah bisa diungkapkan olehnhya.

Papahnya menatap Davin setengah harap. "Dengar Papah sayang, Davin bukan anak haram. Davin anak yang terlahir dari rahim Mamah setelah kita menikah cukup lama. Jangan pernah mengatakan lagi kata-kata itu, karena Papah sama sekali tidak suka."

"Tetap saja, opini seseorang tak pernah berubah! Anak yang dikatakan haram, akan selalu dikenang seperti itu selamanya. Rasanya sakit Pah! Apa yang Davin tak pernah lakukan, tapi semua orang menyalahkan Davin. Davin juga punya hati Pah!"

Ferdi selaku Papah dari Davin, kini menatap Merisca dengan tatapan iba. Setelah sekian lama ia kembali bertemu istrinya. Namun harapan wanita yang sudah mulai renta namun terlihat awet muda itu, sirna seketika karena tidak diharapkan kehadirannya oleh anak tunggalnya.

"Davin, ini Mamah Nak. Tolong, kasih Mamah kesempatan untuk menebus dosa dimasa lalu dengan menjaga dan menyayangi kamu mulai sekarang." ucap Merisca seraya memohon.

Andra merasa haru. Namun tetap saja ia berada dipihak Davin, yang memang sedari dulu selalu dikucilkan oleh teman sebayanya. Andra yang menyaksikan semuanya, bahwa Davin adalah anak yang rapuh, dan terlalu banyak goresan dihatinya karena hampir setiap waktu ia dicemooh orang.

Bahkan dulunya, Andra pun juga turut serta dalam mem bully Davin. Hingga akhirnya ia sadar, bahwa Davin pun juga masih memiliki hati yang gampang tersayat luka, karena terus saja dihina olehnya itu. Andra tahu, bahwa Davin sama sekali tak bersalah di sana. Ia pun juga tahu, bahwa Davin adalah anak baik, yang tentunya akan selalu berteman tulus dengan siapa saja yang mau menjadi temannya. Lalu mulai saat itu, Andra selalu bersama Davin, yang kemudian mereka menjalin sebuah persahabatan hingga saat ini. Tentu saja Andra pun juga turut dibullu, meskipun tak separah Davin dulu.

Everything Has Changed (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang