Twenty

45.5K 2.2K 176
                                    

Dua pasang mata sedang saling bertukar pandang sedari tadi. Sepuluh menit sudah berlalu, namun yang mereka lakukan masih sama seperti sebelumnya. Yang satu menuntut penjelasan, sedangkan yang lainnya harus memberi penjelasan.

"Jadi sekarang kamu jadi Dosen?" tanya Devon yang masih sedikit tak percaya.

Tak ingin menunggu waktunya terbuang secara sia-sia, perlahan-lahan Alissha menganggukan kepanya. "Ya, baru beberapa bulan ini kok."

Devon kini paham, ia menopang dagunya dengan telunjuk kanannya seperti seseorang yang tengah berpikir.

"Oke, jadi aku pikir kamu berhenti saja dari kegiatan mengajarmu sekarang. Karena aku sudah ada untuk kamu, dan tentunya akan menafkahi kamu sedemikian rupa." tutur Devon diakhir pikirnya.

Alissha langsung menggeleng. Ia masih punya banyak alasan sekaligus rencana dikampus tempat mengajarnya. Dan itu karena Ana ada di sana. Namun Alissha yakin, Devon akan menghalanginya pergi, jika ia sudah mengatakan sepertu ini.

"Nggak Von, aku ngajar itu karena kemauan dari hati. Jadi please, ijinin aku buat menekuni profesi itu disamping aku menjadi istri yang baik buat kamu." tolak Alissha yang memang tak suka dengan keputusan Devon.

Devon sedikit menyipitkan matanya. Sepertinya Alissha menyembunyikan sesuatu yang tak bisa dijelaskan kepadanya. Pasalnya, Alissha selalu jujur dan menuruti perintahnya, sekalipun ia menyukai. Apakah yang sedang disembunyikan Alissha darinya?

"Jujur sama aku, apa yang sedang kamu sembunyiin dari aku?" pinta Devon yang memang menginginkan kejujuran Alissha sekarang.

Alissha menundukkan kepalanya. Sungguh lidahnya kelu untuk mengatakan sesuatu saat ini. Terlebih suaminya itu menuntut dirinya untuk berkata jujur, namun Alissha masih menunggu waktu yang tepat.

"Kamu nggak selingkuh dari aku kan?" tanya Devon lirih.

Alissha kembali menggeleng. Bukan karena ia memiliki pria lain, namun kedamaian keluarganya sangat-sangat penting saat ini. Dan Alissha masih butuh waktu untuk itu.

Alissha menggerak-gerakkan kakinya yang sedari tadi terus bergetar, berharap agar getaran itu akan hilang. Mau tak mau, Alissha harus mengatakan sekarang bukan?

"Kamu akan tahu jawabannya jika kamu mau antar aku ke kampus sekarang." lirih Alissha yang kemudian menyampirkan tasnya dibahu kanannya.

Devon mengangkat tangan kananya, kemudian menatap jam tangannya untuk mengetahui waktu yang sedang berjalan sekarang ini.

"Oke, aku masih ada waktu sebelum kerja. Kamu tunggu di mobil dulu, nanti aku nyusul." jawab Devon yang kemudian berlalu meninggalkan Alissha.

Alissha berjalan keluar dari kamar. Ia menuruni tangga, dan kemudian jalannya terhenti saat itu juga. Di depannya, terdapat pemandangan yang sama sekali tak pernah ia duga. Lagi-lagi, Papah dan Mamah mertuanya merenungkan diri dengan tatapan yang sepenuhnya kosong.

Alissha sedikit meringis 'Aku janji bakal bawa anak-anak kalian kembali lagi, dan kita akan bahagia bersama.' tekad Alissha saat itu juga

Alissha melewati mereka tanpa pamit. Toh, mereka tak menyadari kehadirannya. Alissha keluar rumah, kemudian memasuki mobil yang nantinya akan digunakan untuk mengantarnya.

Tak lama, Devon datang dan langsung masuk kedalam mobil tanpa basa-basi. Mobilnya langsung dijalankan tanpa menunggu waktu lebih lama lagi.

"Aku harap, setelah kamu tahu alasanku, kamu tidak langsung bertindak lebih dan memporak-porandakan semua. Biarlah ini dilakukan secara perlahan, karena dia pun juga masih punya hati yang mungkin rapuh." tutur Alissha menjelaskan.

Everything Has Changed (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang