TPOL (21) "Tamu Menyebalkan"

186 23 3
                                    


Dug!

"Suara apa itu?"

Ify benar-benar penasaran dengan suara yang sepertinya berasal dari balik tembok tersebut.

Saat Ify akan berjalan mendekati tembok tersebut, pergerakkannya terhenti saat seorang guru menegurnya.

"Ify ngapain kamu masih di situ?"

Ify menoleh, "I-ini bu, habis dari perpus pinjam buku."

"Oh yasudah cepat kembali ke kelas, bel masuk sudah berbunyi dari tadi."

"Iya bu, permisi." Sebelum Ify melangkah ia sempat melirik ke arah tembok itu sebentar, lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas. Untung saja Ify membawa buku dengan alasan yang tepat sehingga ia tidak perlu lagi di hukum seperti beberapa hari lalu.

*****

Ify dan Shilla sedang duduk di dekat parkiran menunggu Cakka yang sedari tadi belum juga keluar. Waktu istirahat tadi setelah Ify dari perpustakaan, ia langsung menghubungi Cakka untuk tidak telat pulang karena ia dan Shilla akan bekerja kelompok.

Ify juga sempat mengabari Ozy yang akhirnya ia tidak bisa latihan dulu untuk hari ini. Sedih sih, karena mau gimana lagi. Tugasnya kali ini benar-benar susah dan tidak membutuhkan waktu sebentar.

"Kok kak Cakka lama banget sih?" Gerutu Ify.

Shilla mengangkat kedua bahunya, "Udah lo kabarin lagi?"

"Dari tadi Shill." Ify duduk di kursi depan koridor. Ify itu termasuk orang yang tidak suka dengan keterlambatan atau menunggu lama.

"Kali aja ada pelajaran tambahan, kan kelas dua belas biasanya gitu."

"Gitu ya?"

Shilla mengangguk.

Tidak lama dari itu, sebuah mobil berhenti tepat di halte tersebut.

Ify segera berdiri, tak sabar untuk memarahi Cakka. Saat akan membuka pintu depan, tiba-tiba kaca tersebut terbuka membuat Ify menghentikan pergerakkannya. Ify membulatkan matanya dengan apa yang ia lihat saat ini, seorang cowok menatap kearahnya dengan alis terangkat. Siapa lagi kalau bukan Ray.

Ify melirik Cakka yang ada di samping Ray, namun cowok malah meledeknya.

"Nungguin ya?" tanya Cakka sengaja menertawakan Ify.

Ify mendelik, seketika mood-nya hancur parah. Ia tidak mau debat sama Cakka, gamau! Apalagi dengan Ray. Ia lebih baik mengalah untuk saat ini dan segera masuk mobil lewat pintu belakang disusul oleh Shilla.

Sepanjangan perjalannan tidak ada yang memulai percakapan, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Kenapasih mukanya ditekuk mulu?" tanya Cakka yang sedari tadi melihat Ify dari kaca.

Ray melirik sekilas, Ify tetap terdiam.

"Marah? Gara-gara tadi ya?" kata Cakka lagi, ia memang mengetahui sifat Ify yang tidak suka menunggu lama.

"Cuma dikit kok telatnya."

"Sama aja telat!" Hardik Ify, membuat Ray mengulumkan senyum.

"Iya deh nanti gaakan telat lagi, maafin ya?" lirik Cakka pada Ify.

Ify masih diam.

"Dimaafin ga nih?" tanya Cakka lagi.

"Iya-iya."

"Senyum dong." Minta Cakka.

Ify tersenyum sebentar, Cakka terkekeh yang sudah mengetahui sifat Ify yang kadang galak tapi manja.

The Possibility Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang