TPOL (24) "Pesan dan Tempat Misterius"

83 15 0
                                    


"Ify!" panggil pengendara itu dibalik helmnya.

"Kak Ozy?"

Ozy membuka helmnya, "Pulang yuk!"

Ify malah melamun sembari mengatur nafasnya yang lagi tidak normal menurutnya.

"Ayo fy!" ajak Ozy.

"Hah i-iya-iya ayo." Ify pun naik ke motor Ozy.

Sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan dari keduannya, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

*****

Cakka sedikit risih melihat tingkah laku Ify yang menurutnya aneh, sedari tadi adiknya itu terus tersenyum tanpa henti. Dikit-dikit senyum, apa Cakka harus membawanya ke Rumah Sakit? Ah tidak, itu sangat berlebihan.

"Eh fy! Napa sih?" geram Cakka.

"Apa yang kenapa?"

"Lo senyum mulu."

"Dih emangnya gak boleh?" Jawab Ify sembari beranjak dari sofa menuju kamarnya. Cakka yang melihat itu pun hanya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan aktivitas bermain game-nya

Setelah menutup pintu kamarnya, Ify langsung rebahan di kasur. Menarik nafas, lalu menatap langit-langit kamar dengan senyum yang tak pernah henti.

"Hati gue langsung gimana gitu kalau mikirin kak Ozy tuh hihi...," tawa Ify. "Tapi, kak Ozy mikirin gue ga ya?" monolog Ify.

"Duh gue kok kaya genes gini sih," gertutu Ify. "Eh tapi gapapa sih, yang penting hari ini gue seneng." Ify tersenyum.

Ify memeluk gulingnya, betapa senangnya ia hari ini di antar pulang oleh seorang cowok yang ia kagumi. Tak lama dari itu ponselnya berbunyi, menandakan ada sebuah pesan yang masuk.

081987609***
Save nomor gue Fy,

Ozy.

Dengan cepat Ify segera bangun dari tidurnya menjadi duduk, "Eh demi apa ini kak Ozy?!" kaget Ify. "Kok bisa sih kak Ozy tau nomor gue? Gue bales apa ya?" lanjut Ify. Ia malah bingung sendiri bukannya membalas malah menggerutu tidak jelas, saking kagetnya itulah Ify.

Ify benar-benar sangat senang mendapat pesan dari Ozy, rasanya seperti mendapat hadiah yang luar biasa. Oke ini lebay, tapi memang seperti itulah yang Ify rasakan saat ini.

"Gue save dulu deh nomornya."

Iya Kak, udah Ify save nomornya.

Kak Ozy
Oke.

"Udah gitu doang?" Ify mengerucutkan bibirnya, ia merasa tidak puas dengan jawaban Ozy. Kalau sudah seperti itu mana bisa ia melanjutkan chatting-nya. Ify terus berpikir keras untuk bisa melanjutkan chattanya itu melebihi obrolan hanya sekedar menyimpanan nomor telepon.

Btw, kak Ozy gimana keadaannya? Udah mendingan?

Saat kejadian Ozy di UKS terus mengajaknya pulang bareng, Ify lupa tidak menanyakan kondisi Ozy pada saat itu, entahlah Ify terlalu kaget atau mungkin terlalu senang.

Ify menguap melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Huft sudah berapa lama ia menunggu balasan dari OZY? Apa cowok itu sudah tidur? Atau memang tidak niat mengobrol dengannya? Ah entahlah Ify tidak mau ambil pusing, yang ia rasakan saat ini matanya sudah mengantuk.

Ting!

Saat matanya akan benar-benar terpejam, ponselnya berbunyi. Namun, karena rasa kantuknya tidak bisa dikalahkan akhirnya ia berniat besok saja untuk melihat pesan tersebut.

The Possibility Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang