TPOL (54) "Tanpa Keterangan"

54 8 5
                                    


"Ify, pulang sekolah harus jadi loh main sama kita." Ucap Acha.

"Iya Cha, gue usahain."

"Harus pokoknya."

Ify tersenyumn, "Iya Cha iya."

"Eh, ada film baru loh. Gimana kalau kita nonton?" ujar Shilla.

"Boleh tuh." Serunya kompak.

"Nih pesenan lo." Via memberikan jus mangga pada Shilla dan langsung duduk di sebelah Ify.

"Ohiya jadinya kita mau kemana?"

"Kita mau nonton Vi, lo mau gak?"

"Ayo."

"Entar pulang sekolah janjian deket parkiran aja, gue bawa mobil kebetulan." Kata Via sambil memakan baksonya.

"Okey."

"BTW Fy, kemarin lo kemana sih? kak Ozy nyariin lo tahu. Gak sengaja gue ketemu sama dia, terus nanyain lo gitu. Keliatan khawatir banget tuh mukanya. Lo udah jadian sama kak Ozy?"

Pertanyaan Shilla membuatnya tidak bisa berkutik. Ternyata memang benar jika Ozy sangat khawatir padanya. Mata Ify tidak sengaja melihat seseorang yang tersenyum padanya, dia adalah Ray. Ify pun membalasan senyumannya, namun ia sempat heran diantara kumpulan teman kakaknya itu tidak ada Ozy di sana. Kemana Ozy?

"Fy, masuk yuk!" ajak Shilla.

Lamunan Ify pun buyar, "Ayo!

*****


Ray melangkahkan kakinya menuju ruang kepala sekolah untuk meminta tanda-tangan pada profosal. Namun, langkahnya terhenti saat melihat salah satu cewek sedang berjalan ke arahnya.

"Ify, mau kemana?"

"Kelas, habis dari UKS."

"Lo sakit?"

"Bukan gue, tapi Revi."

Ray mengangguk, "Syukur deh."

"Kok syukur sih?" tanya Ify nge-gas.

"Maksud gue, syukur bukan lo yang sakit." Ucap Ray kikuk.

Ify memutar bola matanya malas.

"BTW kak Ozy mana ya? kok gue gak lihat tadi."

Mendegar ucapan Ify membuat Ray terdiam, harus kah ia sedih? Atau berpura-pura kuat untuk menahan dirinya.

Ray menghela nafas, "Gue juga gatau, tadi sempet gue hubungi tapi nomor nya gak aktif."

"Jadi kak Ozy gak masuk tanpa keterangan?" tanyanya yang dianggukan oleh Ray.

"Yaudah deh, kalau gitu gue ke kelas dulu."

"Lo gak perlu khawatir, gue yakin Ozy pasti baik-baik aja." Ucap Ray meyakinkan.

Ify mengangguk dengan sneyum, lalu melangkah meninggalkan Ray yang terdiam setelahnya.

*****

Ify dan Shilla memasukan buku-buku mereka ke dalam tas, mereka akan menemui Via dan Acha nanti. Sesuai janjinya setelah ini mereka akan pergike suatu mall.

"Fy, tunggu gue depan kelas ya. gue piket dulu bentar."

"Okey, jangan lama loh."

"Bentar gue mah."

Setelah itu Ify berjalan keluar kelas dan duduk di kursi sembari menunggu Shilla piket. Ia juga mengirim pesan pada Via untuk menunggunya sebentar.

"Nunggu siapa?"

Ify mendongak saat seseoarng bicara padanya.

"Ngagetin!" cowok itu hanya terkekeh.

"Kenapa belum pulang? Mau pulang bareng gue?" godanya.

"Gak ah males, gue lagi nunggu Shilla."

Ray pun membalikan badanya ke arah kelas Ify, ternyata cewek itu sedang piket.

"Gue tungguin deh, kasian lo nuggu sendirian gini." Ray pun duduk di sebelah Ify.

"Udah biasa sendiri, jadi biasa aja."

Ify mengerutkan keningnya, saat cowok itu tertawa. Perasaan tidak ada yang lucu dari perkataannya apa yang harus di tertawakan?

"Kok ketawa sih emang ada yang lucu?" tanya Ify.

"Lo lucu banget malah." Tawa Ray.

"Aneh banget sih jadi cowok."

Tak lama dari itu Shilla keluar dari kelas, ia sempat kaget saat melihat Ray di sebelah Ify. Sejak kapan kakak kelasnya itu ada di sini? Setelah itu Shilla tersenyum pada Ray, cowok itu pun membalas senyum Shilla.

"Yuk Shil!" ajak Ify sembari berdiri.

"Ayo!"

"Kalian udah ada janji?" tanya Ray.

Shilla mengangguk.

"Mau kemana?" tanyanya lagi.

"Ih kepo banget deh, bebas dong terserah kita mau kemana juga. Ya gak Shil?" Ify menatap Shilla, yang hanya dibalas dengan senyum sebagai jawaban Ify. Ia jadi tidak enak dengan Ray, mungkin Ify sudah terbiasa dengan itu, tapi Shilla kan tidak.

"Gue gak nanya sama lo deh, gue nanya Shilla aja."

Ify memutar bola matanya malas. Emang ya kalau udah nyebelin ya tetep aja nyebelin.

"Lo mau kemana Shil?"

"Kita mau main aja kok kak sama Via dan Acha juga." Balas Shilla kikuk.

"Oh gitu, yaudah deh hati-hati."

"Iya kak."

"Yaudah yuk Shil." Ajak Ify. "Kita duluan bye!" ucap Ify pada Ray.

"Hati-hati." Teriak Ray.

Setelah kepergian keduanya, Ray langsung mengrim pesan pada seseorang. Ia juga cukup khawatir pada Ozy kenapa cowok itu tidak masuk tanpa keterangan? Tidak biasanya Ozy bersikap seperti ini.

Ozy

Zy, lo dimana?


To Be Continue

Gimana sama partnya?

Doakan semoga cerita ini cepat selesai dan berlanjut dicerita yang baru aamiin.... wkwk

Silahkan beri kritik dan saran

Seuai janjiku, aku upload lagi kan hehe....

Ig : Amregitaa

The Possibility Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang