TPOL (23) "Bersama Dia"

125 13 0
                                    


Saat ini Ray sedang berada di balkon kamarnya, memandang langit malam membuatnya mengingatkan pada seseorang. Sejak kejadian tadi sore yang melibatkan adik dari temannya itu membuat Ray tak henti-hentinya memikirkan sosok gadis tersebut.

Beberapa menit kemudian Ray tersadar dari lamunannya.

"Kenapa gue jadi mikirin tuh cewek ya?"

"Apa gue----"

Ray segera menepis pikirannya itu.

"Gue jadi gak sabar dengan tantangannya."

"Dia gak salah apa nantangin gue dengan tantangan yang begituan?"

"Gue akan buktiin!" ucap Ray dengan senyum miringnya.

*****

Ify, Via, Acha dan Shilla berjalan ke arah kantin. Namun, saat di perjalanan mata Ify menangkap seseorang sedang berjalan dengan lesu.

"Eh kalian duluan aja deh, entar gue nyusul," ucap Ify kepada temannya.

"Loh kenapa?"

"Gu-gue kebelet pipis nih hehe."

"Ohh, mau dianter?" tawar Acha.

"Hah, gausah-gausah gapapa kalian duluan aja."

"Okey deh. Kita duluan ya."

Ify mengangguk, "Ohiya kalau mau makan duluan, duluan aja ya."

"Nunggu lo deh aja Fy, biar barengan kan lebih seru."

"Iya deh."

Setelah dirasa temannya masuk kantin, Ify melanjutkan langkahnya pada seseorang yang curigai.

"Kak Ozy!"

Cowok itu menoleh, "Ify?"

"Kak Ozy kenapa? Sakit?" tanya Ify khawatir.

Ozy tersenyum, "Nggak Fy."

Ify mengerutkan keningnya, "Masa sih? tapi, muka kak Ozy pucat gitu."

"Perasaan lo doang kali." Sangah Ozy.

"Nggak kok, emang beneran loh muka kak Ozy pucat."

Ozy terdiam, "Mm Fy gue kebelakang dulu ya bye."

Setelah itu Ozy langsung pergi dari hadapan Ify yang membuatnya heran.

Ify megangkat bahunya. Membalikkan tubuhnya untuk kembali ke kantin, karena temannya pasti akan mengomel jika dirinya lama. Saat memutar tubuhnya tidak sengaja berpapasan dengan seorang cowok yang Ify tau siapa dirinya.

"Ify?" panggilnya.

"I-iya?" jawab Ify canggung.

"Ngapain di sini?"

Mendegar pertanyaan Rio membuat Ify ingin bertanya dengan keadaan Ozy. Mungkin saja kan Rio tau dengan kondisi Ozy saat ini, dia kan sahabatnya. Namun, Ify masih ragu untuk bertanya pada sosok cowok di depannya ini, Ia tidak begitu dekat dengan Rio. Tapi, demi Ozy dirinya harus buang rasa canggung itu.

"Mm-- oh itu kak Ozy kenapa ya?"

Cowok itu mangut-mangut, "Sakit dia."

"Sakit apa?

"Gatau nih, makannya gue mau ke sana."

"Oh gitu ya?"

Rio mengguk sebagai jawaban.

"Yaudah deh kak, kalau gitu gue duluan ya?"

"Okey," jawab Rio dengan ramah.

Saat Ify akan mneinggalkan Rio seseorang sedang berjalan ke arahnya, lebih tepatnya Ray menyusul Rio. Mata mereka sempat bertemu, namun dengan cepat Ify kembali melangkahkan kakinya, hampir saja ia lupa dengan teman-temannya. Sudah dipasti dirinya akan diomeli dengan berbagai macam pertanyaan karena lama di kamar mandi.

The Possibility Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang