TPOL (57) "Nyerah?"

71 5 0
                                    


Bintang yang menghiasi Langit malam ini sangat indah, membuat Ify tersenyum merona. Ia menghembuskan nafasnya, entah mengapa sejak kejadian pulang sekolah tadi membuat dirinya ingin terus tersenyum. Namun, beberpa detik kemudian senyum itu memudar.

"Lo dan Ozy mungkin udah saling menyayangi dan lo berdua juga tinggal nunggu kapan waktu itu tiba kan? Mungkin lo juga ngerti maksud gue apa. Sebelum kalian resmi jadian, gue mau jujur sama lo."

"Jujur ap—"

"Gue suka sama lo." Ucap Ray cepat.

"Kenapa sama diri gue sih? pegel tahu mulut gue senyum mulu," gertunya. "Kenapa bisa seorang Raynald yang gue benci bisa suka sama gue?"

"Dan asal lo tahu Fy, gue gak pernah benci atau pun sebel sama lo, itu semua yang gue tunjukin hanya untuk cari perhatian lo doang. Setelah gue deket sama lo, gue jadi tahu yang lo suka itu bukan gue, tapi Ozy." Ray menghela nafas. "Sorry kalau gue egois, gue Cuma mau ungkapi perasaan gue aja. Ohiya gue juga dukung kok hubungan lo sama Ozy, benar kata lo Ozy emang cowok baik dan dia pantes dapetin lo."

"Yaampun, kenapa jadi gini sih?" kesalnya.

"Kalau udah jadian sama Ozy jangan lupain gue, kita masih temenan loh." Ray berusaha tersenyum pada Ify, namun sesungguhnya hatinya sedang bersedih.

Ify menghembuskan nafasnya kasar, "Tapi Ray, kak Ozy belum ada tanda-tanda nih sama gue kalau dia bakalan nembak gue. Padahal gue udah nunggu dia jauh-jauh hari, setelah dia nyatain sayang sama gue."

"Sebenernya kak Ozy sayang gak sih sama gue?"

"BTW kak Ozy mana ya? Kok gue kangen sih sama dia. Padahal baru aja gue ketemu sama dia, tapi berasa dia tuh udah menghilang lagi aja dari gue."

Ify merasakan Handphone-nya berbunyi, ia pun langsung membuka pesan tersebut. Sebuah keberuntungan bagi Ify, ternyata orang yang mengirim pesan adalah seseorang yang sedang ia pikirkan saat ini.

Kak Ozy

Besok gue jemput ya, jangan telat.
Mending sekarang lo tidur deh, jangan mikirin gue mulu haha....

Ify membulatkan matanya, kok Ozy jadi PD gini sih? siapa juga yang mikirin dia? Tapi, emang benar sih dirinya sedang memikirkan cowok tersebut. Apa kak Ozy punya ikatan batin dengannya?

Sambil tersenyum ia pun membalas pesan tersebut.

*****

Cantika berjalan menuju kamar Ray untuk memberikan beberapa cemilan yang ia beli di supermarket. Namun, saat di ambang pintu ia menghentikan langkah tersebut dan memilih untuk berdiam diri di sana. Cantika bisa melihat dengan jelas kalau sepupunya itu sedang melamun di balkon kamarnya, sudah ia pastikan kalau sepupunya itu sedang ada masalah.

Cantika memberanikan diri menghampiri Ray dan ia akan berpura-pura tidak tahu, "Kak Ray Cantika beliin cemilan kesukaan kak Ray nih, kurang baik apa coba?"

Cantika meletakan beberapa cemilan ke meja.

Ray mendongkak dan tersenyum menerimanya, "Terimakasih Cantika, lo ada maunya ya?"

"Ih kak Ray mah Cantika baik selalu aja salah." Rengeknya.

"Bercanda." Ucap Ray dengan tawa, namun Cantika tahu tawa itu menyembunyika kesedihannya. "Sini dong duduk sebelah gue."

Ray pun menggeser posisi duduknya, Cantika menerimanya dengan senang. Sudah beberapa menit Cantika menemani Ray, namun cowok itu sama sekali tidak bersuara.

"Kak Ray, gaakan cerita nih sama aku?"

Ray menoleh, "Cerita apa?"

"Ya apa aja gitu?"

The Possibility Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang