TPOL (44) "Jantung Berdebar?"

123 7 2
                                    



Ify membuka pintu kamarnya, celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang untuk mengantarkannya. Ya betul, Ify akan menempati janjinya pada Shilla untuk menemainya membeli Ice Cream. Kali ini ia hanya memakai hoodie berwarna merah muda dan celana Jeans biru dongkernya, terlihat sederhana namun masih terlihat cantik untuk Ify.

"Kak Cakka!"

Ify turun dari datang, memanggil cowok itu sedang menonton televisi.

"Apa?"

"Kak Cakka." Panggil Ify sekali lagi dengan senyum manisnya.

Cakka menoleh malas, "Gak usah senyum-senyum gitu, gue tahu mau lo apa?"

Senyum Ify semakin mengembang, lalu duduk di smaping Cakka, "Tahu aja hehe..."

"Gak usah basa-basi, mau lo apa?"

"Anter yuk!" Ify menaik turunkan alisnya.

Cakka memutar bola matanya, "Males ah." Pandangan Cakka kembali ke layar televisi.

"Ih lo mah gitu, giliran kak Cakka aja minta anter selalu gue ikut, walaupun gue males tuh sebenarnya. Eh giliran gue yang butuh kak Cakka malah gitu, sebel ah." Ify memalingkan wajahnya.

Cakka mengaruk tekuknya yang tidak gatal. Kasian juga nih bocah kalau gaada yang anter, selama ini kan Ify selalu berbaik hati mengantar Cakka jika diirnya sedang kesepian.

"Yaudah deh ayo."

"Gamau ah, kaya yang males gitu. Gak dari hati," sindir Ify.

"Nggak kok, tadi bercanda doang." Tulus Cakka. "Ayo gue anter, jangan ngambek dong. Entar gue beliin ice cream deh"

Ify tersenyum, "Ayo deh."

Cakka mengacak rambut gemash, "Gue pake celana dulu yak." Seketika Cakka langsung berlari ke kamarnya.

Ify menggelengkan kepalanya, kebiasaan di rumah sellau pakai boxer.

*****

Cakka mengendari motornya dengan kecepatan sedang, ia tidak mau Ify masuk angin nantinya. Sedari tadi, Ify menjadi petunjuk jalan yang di berikan oleh Shilla tadi. Cewek itu sudah sampai di sana.

"Kak, di situ tempatnya. Berhenti ya." Ify menepuk bahu Cakka.

"Iya."

Motor itu berhenti di ruko kedai Ice Cream yang lumayan terkenal di sana. Cakka membuka helmnya saat Ify turun dari motor itu.

"Fy, gue kan bilang entar beli ice cream nya, nggak sekarang. Mending ke tempat tujuan dulu deh, keburu malem entar pulangnya," kata Cakka.

"Ih apaan sih kak Cakka, emang Ify mau ke sini."

"Maksudnya?"

"Emang Ify punya janji di tempat ini," Ify melirik ke belakang mencari keberadan Shilla. Tapi tidak ia temukan. Mungkin cewek itu sudah ada di dalam.

"Malem-malem gini makan ice cream?" tanya Cakka.

"Ih apaan sih kak Cakka lebay banget, emang biasa kita juga suka makan ice cream malem-malem kan?"

"Iya, tapi maksud gue tuh cuaca sekarang tuh dingin banget loh Fy. Gue gamau ya lo sakit," tegas Cakka.

Memang cuaca malam ini begitu menusuk kulit, dingin sekali. Makanya Cakka mempertega kepada Ify, ia tidak mau adiknya sakit. Gini-gini juga Cakka sayang sama Ify.

"Tapi, gue udah janji. Kasian temen gue udah nunggu di sini," ucap Ify. "Ohiya, kak Cakka juga bilang kan mau beliin gue ice cream, sekalian aja sekarang."

The Possibility Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang