TPOL (14) "Tingkah Aneh"

394 48 8
                                    

Mungkin ini langkah awal,
untuk aku mendapatkan hatimu.

------

Setengah jam sudah mereka lalui, motor ninja hijau itu kini sudah terparkir rapi di sebuah supermarket. Gadis itu segera turun dari boncengannya dan segera melepaskan helm yang ia pakai.

Ify menyerahkan helm itu kepada pemiliknya. Saat itu juga Ray langsung terdiam menatap kepergian cewek itu dengan sangat terburu-buru. Ia heran, mengapa Ify tidak menunggunya untuk masuk ke dalam supermarket bersama?

Namun Ray tidak mempermasalahkan hal sepele itu. Ia segera mengaitkan helm itu ke motornya.

*****

Sudah dua puluh menit Ify memilih buah dan makanan di dalam. Namun terus saja Ify merasa belum puas dengan apa yang sudah ia pilih. Ify mencoba untuk mencari lagi, namun saat Ify mendorong troli itu langkah nya terasa sangat berat sekali.

Matanya turun ke bawah, Ify sedikit kaget dengan apa yang ia bawa. Ternyata sudah cukup banyak yang ia bawa di troli. Ify sedikit terkekeh dengan tingkahnya sendiri, ini bukan hal pertama kali yang dilakukannya. Ini sudah menjadi kebiasaan bagi Ify.

Jika kalian membeli makanan pasti sesuai apa yang kalian butuhkan saat itu kan? tapi tidak dengan Ify, ia sering mengambil makanan sesuai apa yang ada dipikirannya saat itu juga. Walau kadang makanan itu tidak sepenuhnya dimakan sendiri, ia bisa menghabiskannya jika dibantu oleh Cakka.

Detik berikutnya Ify teringat sesuatu.

"Yaampun gue lupa, ini belanjaan kan bukan buat gue. Tapi buat Shilla, kenapa gue yang terobsesi banget buat milih itu makanannya sih?" gerutu Ify.

"Kebanyakkan gak ya?" monolog Ify.

"Ah, Shilla pasti seneng gue bawain banyak makanan."

Ify megecek lagi satu-persatu buah dan makanannya. Setelah itu, ia berjalan menuju kasir untuk membayar.

Tidak perlu waktu lama untuk membayar. Setelah makanan itu selesai dikantongi oleh kasir, Ify segera pergi dari tempat itu menuju pintu keluar. Karena kedua tanganya dipenuhi oleh Kntong plastik besar sehingga langkahnya sedikit kesulitan.

"Tuhkan ribet sendiri!" Seseorang muncul dari arah samping dan langsung merebut satu kantong platik yang sedang dipegang oleh Ify.

"Eh!" kaget Ify. "Ngapain?" lfy melihat cowok itu langsung merebut apa yang ia pegang,

"Bantuin lo lah,"

"Ngapain masih ada di sini?"

"Gue nungguin lo dari tadi, kenapa tadi main pergi aja?" tanya Ray sambil berjalan, kemudian Ify segera menyusulnya.

"Nunggu gue?" tanya balik Ify, saat langkahnya sudah sejajar.

Ray mengangguk, "Iyalah, gue dari tadi nunggu lo di situ," tunjuknya ke belakang.

"Oh, kirain gue lo udah pulang," cuek Ify.

"Yakali gue pulang, niat gue ke sini kan nganterin lo sampai tujuan," Ray memberikan senyum manisnya pada Ify, namun sayangnya Ify tidak menyadari hal itu. Ia telalu sibuk memengangi kresek yang ribetnya nauzubillah.

"Yaudah, sekarang ke rumah Shilla."

Ray melihat, Ify begitu kesulitan saat membawa dua kresek yang masih dipegang Ify. Tanpa meminta izin, Ray langsung mengambil satu kresek lagi ditangan Ify.

"Lo sebenarnya mau bawa makanan untuk Shilla atau belanja bulanan sih? banyak bener," cibir Ray, sembari melirik makanan yang masih telihat di kantong transparan itu.

The Possibility Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang