TPOL (58) "Rahasia"

63 6 0
                                    


Kak Ozy

Besok gue jemput ya, jangan telat.
Mending sekarang lo tidur deh, jangan mikirin gue mulu haha....

Ify melirik jam di tangannya, sudah 45 menit ia menunggu Ozy di depan rumahnya. Namun, cowok itu sama sekali tidak ada tanda kemunculannya. Sudah beberapa kali juga Ify menghubunginya, tapi tidak jawaban.

Apa Ozy lupa atau memang sengaja? Dengan cepat Ify menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran buruknya ini.

"Loh Ify kamu belum berangkat?" tanya Lena saat dirinya akan menyiram tanaman di teras rumah.

"Belum."

"Nunggu siapa sih kamu? Kenapa tadi gak bareng kakak?'

"Gapapa mah. Kak Cakka terlalu pagi tadi berangkatnya, Ify kan belum siap." Alibinya.

"Mending kamu berangkat sekarang deh Fy, udah telat juga." Ujar mamahnya saat melihat jam di dinding.

"Nanti aja deh mah, orang masih jam 6 lebih dikit."

"Ngaco kamu! Sekarang udah jam 06.50."

Ify melirik jam yang ada di tanganya. Tidak ada yang salah dari penglihatannya, jam Ify masih menunjukan pukul 06.10.

"Apa sih mah, nih masih jam segini juga." Ify memperlihatkan jam di tangannya.

"Coba lihat HP kamu, jam berapa itu?"

Ify membulatkan matanya, benar apa yang di bilang mama-nya. Gawat, kalau gini sudah dipastikan Ify bakalan telat.

"Ma! Ify berangkat dulu ya. Assalamualaikum." Teriak Ify sambil berlari keluar gerbang.

"Fy, mau mama anterin?!"

"Gausah mah, Ify udah telat!"

Lena menggelengkan kepalanya, ada-ada saja kelakuan anaknya ini.

Ify berlari terus saja berlari untuk keluar dari komplek perumahannya, hari ini ia akan naik kendaraan umum saja. Kenapa ia tidak sadar juga kalau hari semakin cerah, Ify sempat heran jam 6 pagi tapi cuaca sudah sangat terang.

Pantas saja tadi Cakka sangat rusuh ia kira telat menjemput Shilla, ternyata memang kesiangan. Ify jadi menyesal sudah menolak ajakan kakaknya itu. Ia juga menyesal kenapa tadi menolak tawaran mamahnya sih? mungkin Ify tidak akan kelelahan seperti ini.

Ngomong-ngomong soal Ozy kemana cowok itu? Ah tapi Ify tidak mau memikirkannya saat ini, dirinya sedang cape kerena harus terus berlari. Ify mengatur nafasnya, dirinya sudah berada di gerbang komplek yang langsung berhadapan dengan jalan Raya.

Namun, Ify meruntuki dirinya sendiri saat melihat beberapa kendara motor ojek online melewati dirinya. Ya Tuhan kenapa Ify tidak kepikiran sih untuk memesan ojek online? Mungkin ia tidak akan secape ini. Ify merongoh Hp-nya untuk memesan ojek online. Padahal baru saja ia membuka aplikasinya, namun sebuah motor sudah berhenti di depannya.

"Telat ya neng?"

Ify mendongakak, "Ray?"

"Ayo cepet naik, udah telat nih." Ajak Ray tanpa basa-basi.

Ify pun langsung naik ke motor Ray.

"Pegangan, gue bakalan ngebut nih."

Dengan ragu Ify pun memegang tas yang di kenakan oleh Ray.

"Udah pegangan belum?" tanya Ray memastikan.

"Udah."

"Kok gak berasa?"

The Possibility Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang