TPOL (31) "Berbohong?"

85 7 0
                                    

Fy, besok pagi gue jemput lo sekolah boleh?

Setelah selesai mengerjakan tugasnya, Ify melirik ponselnya yang sempat ia abaikan sejenak. Saat tahu ada pesan masuk dari Ozy sama sekali ia tak percaya dengan pesan tersebut. Kok makin hari kedekatan dirinya dengan Ozy makin bertambah? Ify sangat bersyukur.

Emangnya gak ngerepotin kak?

Ya nggak lah, kalau ngerepotin mana mau gue.

Tapi kenapa kak? Ify kan bisa berangkat kok sama kak Cakka.

Pengen bareng lo aja.

Yaudah deh. Tapi kak Ozy bilang ya sama kak Cakka, soalnya dia suka ngomel.

Sebenarnya yang dimaksud Ify itu bukan Cakka yang suka mengomel, tapi ia takut kalau kakaknya itu ceng-cengin Ify dan itu membuatnya sebal.

Udah kok.

Hah serius kak Ozy udah bilang sama kak Cakka? Wah Ify salut sama Ozy, bisa-bisnaya dia izin dulu pada kakaknya itu. Apa Ozy mencari kesempatan agar hubungannya direstui? Ah hubungan apa coba yang dimaksud Ify?

Okey kak.

Huh gak sia-sia Ify menyukai laki-laki itu.

Tak berselang lama, seorang cowok masuk ke dalam kamarnya dengan membawa ponsel ditangannya. Ify melirik, ternyata Cakka. Ada apa dia ke sini? Pasti akan merusuh di kamarnya atau---mau menyakan soal Ozy?

"Fy! Lo lagi deket ya sama temen gue?" Tuhkan bener apa yang dibilang Ify. Pasti setelah ini dirinya akan kena ledekan nih pasti.

"Hah yang mana?" Jawab Ify sok pura-pura tidak tahu.

"Gaya lo Fy, emangnya lo lagi deket sama siapa lagi selain Ray?" kata Cakka cuek. Lalu, kemnali memainkan games-nya yang sempat ia pause.

Mendegar ucapan Cakka yang tidak ia duga sama sekali, membuatnya membulatkan matanya. Ify tidak salah dengar kan kalau yang diucapkan kakaknya itu Ray bukan Ozy? Ya walaupun Ify sadar kedekatannya dengan Ozy hanya sebatas teman, tapi rasanya ia lebih dekat dengan Ozy dari pada Ray. Terus apa coba maksud Cakka menanyakan hal itu?

"Kak Cakka ngomong apa sih?" ucap Ify kesal. Sebab, ia malas kenapa Cakka harus menyebutkan nama cowok itu bukan Ozy?

"Gak usah pura-pura malu gitu, emangnya gue gatau apa kalau kemarin yang datang ke rumah itu siapa? Ray kan?" tebak Cakka benar. "Terus dia emang sengaja ingin ketemu lo tuh bukan gue." Lanjutnya.

Ify sangat kaget dengan ucap Cakka barusan. Apa Cakka seorang cenayang? Yang ia tahu saat kemarin Ray datang ke rumahnya Cakka sedang berada di ruang televisi sedang nonton bersama mamanya. Apa Ray bilang ke Cakka? Tapi, mana mungkin cowok itu bercerita kepada sang kakak. Tapi, kalau memang benar Ray bercerita sama Cakka. Ify benar-benar tidak akan memaafkannya, walaupun cowok itu sudah melaksanakan tantanganya.

Tapi, buat apa juga cowok itu bercerita sama Cakka? Mencari cara agar Ify memaafkannya gitu? Ah Ify lebih tidak mau kalau gitu.

Merasa Ify tidak bisa menjawab pertanyaannya, membuat Cakka semakin yakin kalau dugaannya benar. Adiknya ini sedang dekat dengan salah satu temannya.

"Ciee... benar kan apa yang gue? Cie adik gue ciee...," ledek Cakka sembari menaik turunkan alisnya.

"Apaan sih kak Cakka?! Orang Ify gak deket sama dia!"

"Macacihh?" tawa Cakka, membuat Ify kesal. Enak aja dirinya di ceng-cengin sama Ray. Kalau sama Ozy sih Ify terima.

Masalahnya ia memang sama sekali tidak dekat sama Ray, kalau benci sih iya.

"Udah ah kak Cakka Ify males pengen tidur, sana pergi." Ify mendorong bahu Cakka untuk pergi.

"Ciee salting mukannya merah."

Kakaknya ini emang error apa gimana ya? gatau apa kalau ini tuh lagi marah bukannya salting. Okey fiks! Ify sudah tidak sabar lagi rasanya ingin menendang Cakka ke jurang yang paling dalam.

"Siapa juga yang salting, udah sana pergi." Ify mendorong tubuh Cakka agar keluar dari kamarnya.

Akhirnya Cakka keluar juga dari kamarnya. Bisa-bisa niat Ify memasuki Cakka ke jurang itu jadi lagi kalau cowok itu masih berada di kamarnya. Seketika Ify langsung mengecek ponselnya saat mengingat sesuatu.

*****

Ify turun dari motor, setelah itu menyerahkan helm pada kakaknya. Dari tadi pagi muka Ify cemberut terus, entahlah Ify malas bercerita sebenarnya. Tapi, yang membuat dirinya begini adalah cowok yang selama ini Ify kagumi, siapa lagi kalau bukan Ozy. Tadi, Ify sengaja untuk bangun lebih pagi dari biasanya, karena ia tahu kalau pagi ini dia akan berangkat bareng bersama Ozy. Namun, saat Ify menunggu cowok itu tak juga menjempunya sampai jam sudah menunjukan 6.45 Ozy pun masih belum menampakan diri.

Tadinya Ify akan terus menunggu cowok itu. Takutnya, Ozy memang telat menjemputnya. Tapi, setelah tahu jam sekolahnya sebentar lagi masuk. Ify mengurungkan niat itu, apalagi sekarang ia akan melaksanakan ulangan slaah satu mata pelajara. Untung saja tadi Cakka belum berangkat karena telat, akhirnya Ify pun ikut dengan kakaknya itu.

"Kenapa sih Fy muka lo dari tadi di tekuk terus?" tanya Cakka heran melihat sang adik yang sanagt-sangat tidak enal dilihat.

"Kak Cakka, Ify mau nanya!"

"Dih tinggal bilang." Cakka mengerutkan keningnya. Ia berhenti sebentar menunggu adiknya bicara.

"Semalem kak Cakka dapet pesan?" tanya Ify.

"Pesan? Pas malem?"

Ify mengangguk.

Cakka nampak berfikir, mengingat-mengingat siapa saja yang semalem mengirimnya pesan.

"Oh iya kenapa emang?"

Ify mulai tertarik, " Dari siapa? Dia bilang apa sama kak Cakka."

Ify sangat antusias menunggu jawaban Cakka. Ia hanya ingin memastikan. Mungkin saja Ozy lupa kalau pagi ini sudah ada janji dengannya. Ya jika dugaannya memang benar, Ify akan memakluminya.

"Tunggu Kak Cakka inget-inget dulu." Cakka memegang dahinya seolah berpikir. "Emangnya penting ya Fy kalau gue kasih tau," tanyanya.

"Banget!" Antusias Ify. "Cepet dari siapa?"

"Dari operator," dengan polosnya Cakka menjawab.

Ify terdiam, menatap datar kakaknya itu.

"Ada apa emangnya Fy sama operator? Lo lagi ada masalah? Lo tau sendiri lah operator kalau ngirim pesan itu apa isinya." Beber Cakak.

Ify menarik nafas panjang. Lalu tersenyum, "Makasih kakak ku atas informasi yang sangat tidak penting ini."

"Sama-sama Adikkuuuu." Cakka menampilkan senyum lebarnya. Ify kembali menampilkan wajah masamnya, lebih masam dari pada tidak jadi berangkat bareng Ozy.

Kakak siapa si ini?

Ify kembali melangkahkan kakinya menuju kelas. Ia masih kepikiran dengan Ozy. Apa cowok itu memnag lupa dengan janjinya? Atau motornya mogok dan sekarang dia lagi kesusahan meminta bantuan? Ah Ify jadi tidak tega jika itu memang benar. Ia malah pergi duluan bersama Cakka, Ify akan segera minta maaf kalau begitu karena sudah meninggalkannya.

Tapi, tanpa disangak mata Ify melihat seseorang sedang berjalan keluar kelas dengan santainya, dia adalah Ozy.

*****

To Be Contonue

Gimana sama part ini? :)

Silahkan beri kritik dan saran

Terimakasih.

Follow ig: Amregitaa

The Possibility Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang