TPOL (35) "Double Date?"

93 8 0
                                    


Keadaan Cafe saat ini sangat ramai, membuat dua orang yang kini sedang duduk di salah satu meja tersebut cukup sabar menunggu makanan yang mereka pesan belum kunjung datang. Di sela-sela itu keduannya mengisi dengan pembicaraan mengenai Project Dance yang masih di rahasiakan itu.

"Kak Ozy, kok bisa sih event dance itu kenapa masih di rahasiain?"

"Karena acar itu sanagt besar Fy, jadi mereka masih butuh waktu untuk menginformasikan itu semua. Makanya kita semua harus siap-siap aja sewaktu informasi itu mendadak ngumuminya," beber Ozy.

"Oh gitu ya? jadi gak sabar sama event-nya. Pasti seru tuh."

"Banget."

"Sekolah kita pernah menang?"

"Pernah."

"Tahun lalu?"

"Bukan, sebelumnya sekolah kita yang menang. Tapi, tahun kemarin posisi kita ke geser lagi."

"Oh gitu. Sekolah kita harus menang lagi dong tahun ini," ucap Ify.

Ozy tersenyum, gemes sekali ia lihatnya saat cewek di hadapannya ini begitu semangat menyambut event dance nanti. Padahal acara itu entah kapan adanya.

"Harus dong! Makannya lo sama temen-temen TB Dance yang lain harus lebih giat lagi latihannya."

"Sip! Ify mah semangat terus kok hehe...," kekeh Ify.

Apalagi ada kak Ozy, semangatnya jutaan kali lipat.

"Ohiya kak, btw kenapa ketua TB Dance itu gak pernah hadir ya?" tanya Ify.

Ya memang betul, selama beberapa bulan Ify mengikuti ekstrakulikuler Dance di sekolahnya, dirinya sama sekali belum pernah melihat sosok si ketua. Yang ia tahu hanya Ozy dan tiga orang lainnya yang selalu hadir setiap kumpul. Bahkan sekarang-sekarang ini Ify dan anak-anaklain sudah menganggap Ozy itu sebagai ketua dancenya, padahal bukan. Makanya itu Ify ingin mengetahui di mana keadaan si ketua tersebut.

"Dia ada kok,"

"Dimana? Kok belum pernah lihat ya?"

"Waktu hari apa ya dia hadir, tapi waktu itu kayanya lo gak dateng deh."

"Kapan? Perasaan Ify selalu hadir," ucap Ify penasaran. "Oh waktu Ify bilang ke kak Ozy mau ngerjain tugas itu ya?"

Ozy mengingat-ngingat, "Ah iya itu. waktu lo gak hadir, dia dateng. Walaupun gak lama sih."

"Kok gak lama? Emangnya sibuk banget ya ora---"

"Ozy—Ify!"

Ucapan Ify terpotong saat tiba-tiba seseoang memanggil dirinya dan Ozy. Keduanya pun sempat kaget saat mengetahui siapa pemilik suara tersebut.

"Kak Cakka?" Ify melirik ke samping Cakka, di sana ada Shilla yang menyengir kaku kepadanya. "Shilla?"

"Eh Cak, lo ke sini juga?" tanya Ozy, saat sudah menetralkan detak jatungnya.

"Iya gue di sini," Kata Cakka. "Btw gue gak di ajak duduk gitu? Cafe di sini ramai loh... jadi kita gak dapet tempat duduk. Iya kan Shil?" Cakka melirik Shilla, cewek itu hanya mengangguk.

"Oh yaudah gabung aja sama kita," kata Ozy.

Mendegar perkataan Ozy, Ify sempat kaget. Artinya waktu untuk berduaan dengan Ozy sudah cukup sampai di sini, akibat kedatangan kakak dan temannya itu. Bukannya Ify tidak suka sih, hanya saja sedikit terganggu.

Ohiya ngomong-ngomong, kenapa Cakka dan Shilla bisa ada di sini ya? Apa Shilla menceritakan smeuanya kepada Cakka? Kalau pun iya, Ify tidak segan-segan menjabak rambut Shilla. Bisa-bisanya temanya itu mencari perhatian pada Cakka dengan mejadikan dirinya sebagai bahan alasan. Kalau sudah begini, pasti dirinya akan kena semprot berbagai pertanyaan dan ceng-cengan dari Cakka sesudah di rumah nanti, pasti.

Setelah Cakka dan Shilla memesan makanan, tiba-tiba meja yang merek duduki seketika hening. Tidak ada yang mau memulai bicara. Aneh, padahal mereka semua teman dekat.

"Btw, ini kenapa kita pada dieman gini ya?" tanya Cakka kikuk. Iya tidak bisa berlama-lama membisu, mulut terlalu gatel untuk tidak berkata.

Ketiganya pun mengangat bahu acuh, lagi-lagi membuat Cakka menyernyit. Keadaan pun kembali hening.

"Aduh gue tuh gak bisa kaya gini," tutur Cakka tiba-tiba. "Gini deh, gue mau nanya sam kalian berdua," tunjuknya pada Ozy dan Ify.

Ozy hanya memasang wajah santai, sedangkan Ify mendeliknya dengan malas.

"Kok kalian bisa berdua gini sih?"

"Perasaan kita gak lagi berdua deh Cak, kita rame-rame kok."

Cakka mengikuti arah padang Ozy yang memperlihatkan seisi ruangan Cafe yang begitu ramai.

"Gue juga tahu kalau itu mah, maksud gue tuh kenap---"

"Ya emangnya salah ya Kak?" tanya ify.

Cakka melirik Ozy, "Gue yang ajak Ify. Gapapa kan Cak?"

"Oh begitu, yaudah gapapa sih santai aja," kata Cakka.

"Ohiya, sekarang Ify yang mau nanya. Kok kalian bisa berdua gini sih?" heran aja gitu Ify tuh.

"Mm—itu kak Cakka tadi nyariin lo Fy ke kelas, terus ketemu deh sama gue. Tadinya gue mau pulang, Cuma kak Cakka ngajak gue cari makan dulu sebelum kembali nyariin lo," beber Shilla. "Fy lo mau tau gak muka kak Cakka tuh khawatir, udah kirim pesan kenapa gak lo bales?"

Diam-diam Cakka mengulum senyum.

Mendegar penuturan Shilla, Ify jadi merasa bersalah sama Shilla sudah menyangka yang tidak-tidak. Apa lagi dengan Cakka, ternyata kakak satunya ini sedang mengkhawatirkan dirinya. Rasanya Ify terharu, ingin minta maaf sekarang juga.

Lalu, dia membuka tasnya dan mengambil ponselnya. Ternyata benar di sana sudah banyak sekali pesan masuk dari Cakka dan terselip nama mamanya. Sebegitu sayangnya kah kakaknya ini? Kenapa juga dirinya tidak menyempatkan untuk membuka Hpnya? Apa akibat terlalu asik berbincang-bincang dengan Ozy? Rasanya Ify semakin bersalah saja.

"Maaf, Ify gak sempat buka HP," ucap Ify menatap Cakka tidak enak.

"Iya kak Cakka maafin, untungnya lo sama temen gue. Gue takutnya lo kenapa-napa gak ada kabar gini," jawab Cakka serius. "Lain kali kasih kabar dulu okey?"

Ify mengangguk, lalu tersenyum.

"Aduh, gue jadi gak gini Cak sama lo. Salah gue juga gak kasih tau lo sebelumnya," Ozy benar-benar tidak enak sama Cakka, jika keadaannya begini. "Sorry Cak, karena gue lo udah—"

"Anjir, santai aja Zy. Kaya kesiapa aja lo," balas Cakka. "Lagian lo udah jagain adik gue juga tuh buktinya dia di kasih makan." Kekeh Cakka.

Seketika tawa dari mereka pun keluar.

"Habis ini enaknya kemana ya?"

*****

To Be Contonue

Gimana sama part ini? :)

Silahkan beri kritik dan saran

Terimakasih.

Follow ig: Amregitaa

The Possibility Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang